webnovel

Menikah tapi benci

"Jangan karena orangtuaku berhutang budi padamu, aku tidak bisa menghancurkan hidupmu! Sebaiknya kamu tolak lamaran ini jika kamu tidak ingin hidup menderita!" Ancaman itu terdengar jauh lebih menyakitkan karena terucap dari mulut cinta pertamaku. Tapi aku sudah bukan lagi gadis polos yang bodoh, "Lakukan saja, setidaknya aku bisa mendapatkan setengah harta mu saat kita bercerai nanti." Aku mendengar dia menggeram, aku yakin dia sedang mengeratkan rahangnya sekarang. "Katakan berapa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya sekarang juga tapi setelah itu menghilang lah dari kehidupan ku!" Aku tersenyum, aku yakin dia akan segera meledak sekarang juga melihat wajahnya yang memerah menahan amarah. "Aku mau semuanya..." "Apa maksudmu?" "Semua hartamu sekarang juga jika kamu ingin aku menghilang dari hidup mu jadi cepatlah hubungi notaris karena lima belas menit lagi aku akan menemui ibu mu dan menerima lamarannya!" *** Laura Milanov bosan hidup dalam situasi pemain figuran yang tidak berarti dan tersingkirkan. Keluarganya, pertemanannya bahkan kisah cintanya selalu mengecewakannya. Ia muak ketika cinta pertamanya Dimas Dirgantara lebih memilih sahabatnya Wendy karena dia lebih cantik sehingga Laura sempat berpikir untuk bunuh diri. Tapi patah hati pada kehidupan yang selalu mengkhianatinya membuatnya menjadi keras dan mencari jalan lain untuk membalas setiap hal tidak adil yang pernah ia alami. Laura diam-diam bekerja di perusahaan milik orangtua Dimas dan mengambil simpatik mereka sehingga mereka menjodohkannya dengan Dimas. Bertekad mengubah hidupnya yang sebelumnya hanya figuran menjadi pemeran utama dalam spotlight meskipun harus menjadi wanita antagonis.

mrlyn · Adolescente
Classificações insuficientes
183 Chs

Awal penderitaan

>>> Author POV <<<

Dimas mengabaikan pertanyaan dari ayah dan ibunya tentang kenapa ia dan Laura bisa menghilang di pesta pernikahan mereka dan kenapa keadaan Laura bisa seperti itu.

Ia sudah tidak memikirkan apapun selain berlari cepat memasuki mobilnya dan mengejar mobil ambulans yang membawa Laura bersama dengan Felix.

Pikirannya kacau, rasa lelahnya tidak ia rasakan yang tersisa hanya rasa bersalah dan penyesalan.

Daerah ini berada di perbukitan jadi cukup jauh untuk bisa menuju rumah sakit, tapi untung saja jalanan tidak sedang macet jadi mobil ambulans yang membawa Laura dapat sampai ke rumah sakit dengan cepat.

Petugas rumah sakit langsung memindahkan tubuh Laura danat membawanya menuju ruang penangan darurat.

Felix ikut mendorong ranjang yang membawa tubuh Laura dan Dimas sampai tidak lama setelah itu.

Ia langsung berlari mengejar tapi begitu ia berhasil mendekati, Laura sudah lebih dulu memasuki ruangan penanganan.