webnovel

Tamu Tak Diundang

Klekkk

Natasya tertegun seketika saat dirinya mendapati Griselda sudah berada di hadapannya dengan raut wajah yang begitu dingin, apalagi Natasya tak mengerti bagaimana bisa wanita itu mengetahui tempat tinggalnya seperti ini.

Dan untuk apa Griselda sampai mendatanginya tanpa ada undangan sama sekali, "Selda, apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya ingin mengunjungi rumah wanita penggoda suami orang," sahutnya dengan sinis dan angkuh bahkan Griselda mengangkat dagunya ke atas menunjukkan wibawanya.

Bahkan Natasya bisa merasakan adanya situasi hati tak menyenangkan yang sedang dialami Griselda sekarang, "Apa maksudmu, Selda? Aku sama sekali tak mengerti dengan maksud kedatanganmu, dan bagaimana bisa kau--."

"Aku bisa melakukan apapun yang aku mau, Natasya! Bahkan aku bisa menghabisi nyawamu sekarang juga!" tegas Griselda sembari mencengkram kuat lengan Natasya dan memberikannya tatapan yang tajam.

Natasya yang kesakitan langsung berusaha melepaskan cengkraman tangan Griselda meski dengan susah payah, "Aww! Kau membuat lenganku sakit, Sialan!"

"Kau yang sialan, wanita murahan!" sanggah Griselda lalu mendorong kasar tubuh Natasya menggunakan kedua tangannya.

"Argh!" teriak Natasya yang hampir saja tersungkur ke atas lantai.

Melihat keganasan perlakuan Griselda, Natasya mulai merasa panik terlebih lagi kedua orang tuanya sedang tak berada di rumah. Bukannya Natasya tak memiliki keberanian untuk menghadapi Griselda seorang diri, hanya saja ia khawatir wanita itu telah menyiapkan sesuatu tak terduga yang benar-benar bisa membuatnya terbunuh.

Hingga Natasya memutuskan untuk menghindar dan menjauh dari Griselda, "Jangan macam-macam di rumahku, Selda. Di sini terpasang banyak CCTV, kau bisa berada dalam bahaya jika melakukan hal bodoh!"

"Aku sama sekali tak peduli, sekalipun aku masuk penjara aku akan bisa keluar dengan mudah. Seharusnya kau tahu sejak awal, kau tidak perlu membuat masalah denganku seperti ini karena kau tidak benar-benar siapa aku!" Griselda kembali memberikan ketegasan pada Natasya dengan penuh penekanan.

Menyadari keadaannya sudah semakin terdesak akhirnya Natasya berlari kencang masuk ke dalam kamarnya lalu menguncinya rapat, untungnya saja Griselda kalah cepat dari Natasya sehingga ia gagal menghalangi Natasya melakukan tindakan itu.

Brukkk brukk

Dengan sangat kencang Griselda terus menggedor pintu kamar Natasya dipenuhi amarah dan emosi, "Buka! Kau benar-benar pecundang sehingga tak berani menghadapiku, benar begitukan?"

"Selda, lebih baik sekarang kau cepat pergi dari rumahku atau aku akan menghubungi polisi agar mereka datang ke sini!" ancam Natasya sembari terus bersandar di pintu kamarnya dengan deru nafas yang sudah tak beraturan.

Di balik pintu Griselda tersenyum tipis dengan begitu menakutkan lalu ia berkata, "Natasya, baru satu tindakan yang aku lakukan padamu dan kau sudah sangat ketakutan seperti ini. Bagaimana jadinya jika aku menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya, kau mungkin akan memilih mengakhiri hidupmu sendiri."

Selama mengenal sosok Griselda, Natasya memang selalu merasa ada yang salah dengan wanita itu. Namun ia sungguh tak menyangka jika wanita itu sangatlah mengerikan, meski begitu sebisa mungkin Natasya berusaha menepis rasa takutnya dan takkan kalah dari istri kekasihnya.

"Aku tak peduli, aku tak peduli kau akan menunjukkan dirimu yang semenakutkan apa Selda! Tapi satu hal yang harus kau tahu, kalau aku sama sekali tidak akan kalah apalagi mengalah darimu!" sahut Natasya mencoba menegarkan hati dan suaranya agar tak terdengar sedang ketakutan.

Brakkk

Griselda kembali memukul keras pintu yang terbuat dari kayu jati itu dan ia kembali berkata, "Kau tidak akan pernah menang dariku dalam hal apapun, karena aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

"Seharusnya kau berkaca dan melihat dirimu yang menyedihkan itu, bagaimana bisa kau terus mendekati suamiku dan mengganggu kehidupannya?" lanjut Griselda lagi penuh amarah.

Kali ini Natasya menjawab tegas, "Kau yang seharusnya berkaca, Griselda Laurence! Sejak awal Feroza adalah kekasihku, hanya dengan menggunakan uang kau bisa mendapatkan Feroza tapi kau harus ingat kalau kau tidak akan pernah bisa mendapatkan hati Feroza!"

Mendengar jawaban Natasya yang begitu membuat hatinya tersinggung dan terpukul, Griselda langsung mengeluarkan sebuah pistol dari dalam tas dengan gerakan cepat.

Wanita itu sudah bersiap menodong benda tersebut ke arah pintu meski ia tak tahu di mana keberadaan Natasya yang sebenarnya, Griselda tak mampu lagi melawan amarah dari dalam dirinya sehingga ia merasa bahwa menghabisi Natasya adalah satu-satunya jalan yang bisa membuatnya tenang.

"Jaga mulutmu, Jalang!" teriak Griselda kencang yang sudah bersiap menarik pelatuknya.

Namun tiba-tiba saja Griselda merasa tak sanggup melakukan hal itu kepada Natasya, entah mengapa ia teringat pada Feroza yang selalu mampu menenangkannya dalam keadaan seperti ini.

Kata-kata manis dan juga nasehat yang keluar dari mulut Feroza selalu teringat di kepala Griselda, terlebih Griselda sendiri tahu kalau sekarang ini Natasya sedang mengandung anak suaminya.

Bukan hanya Natasya yang akan mati tetapi anak tak berdosa itu juga akan lenyap dari dunia ini, "Kau harus pergi dari kehidupan suamiku, Natasya. Sekarang aku masih memberikanmu kesempatan untuk hidup, tapi kalau kau masih terus berada di dekat suamiku mungkin aku langsung menghabisimu."

Natasya yang keras kepala masih berusaha menolak peringatan yang diberikan Griselda padanya lalu ia menjawab enteng, "Aku takkan pergi kehidupan Feroza karena aku sangat mencintainya, lagipula sebentar lagi kami akan segera memiliki anak jadi bagaimana mungkin aku akan melahirkan dan membesarkan anakku sendirian tanpa ayah kandungnya."

"Gugurkan bayi itu!" perintah Griselda sembari menendang keras pintu kamar Natasya.

"Aku tidak akan pernah menggugurkan bayi in--."

Dorrr

Suara tembakan senjata api baru saja terdengar cukup keras, hal ini membuat Natasya terkejut bukan main apalagi begitu sulit percaya jika Griselda membawa pistol seperti ini.

Keberuntungan yang masih memihak pada Natasya membuatnya selamat dari hujaman peluru tersebut karena benda itu hanya melintas di samping kepalanya, Natasya menoleh perlahan dengan ketakutan ke sampingnya dan ia melihat sebuah lubang kecil di pintu kamarnya telah tercipta.

"Dia benar-benar gila," umpat Natasya tak habis pikir.

Khawatir akan terjadi sesuatu hal yang lebih menakutkan, Natasya memilih menjauh dari pintu dan mendekat ke kasurnya kemudian ia bergegas mencari ponselnya untuk menghubungi seseorang yang ia rasa bisa menolongnya.

"Aku harus segera menelepon Feroza, hanya dia yang bisa menolongku saat ini!" gumam Natasya yang wajahnya sudah semakin panik.

Sedangkan Griselda yang masih berada di depan pintu kamar Natasya berusaha mengintip ke dalam ruangan tersebut untuk menemukan keberadaan Natasya namun sayangnya lubang yang terlalu kecil membuatnya sangat kesulitan, "Buka pintunya, Natasya! Kau telah membuat kesabaranku habis, jadi jangan salahkan aku jika sekarang aku ingin menghabisimu dan membuatmu merasakan penderitaan!"