webnovel

Perasaan Terluka

"Fero, ayo angkat teleponnya!" lirih Natasya dengan panik sembari terus menunggu jawaban Feroza melalui ponsel miliknya.

Dari luar kamarnya, Griselda masih terus berusaha menggedor pintu tersebut dan meminta Natasya keluar untuk menemuinya. Nampaknya amarah Griselda sudah begitu besar hingga suara-suara benda berjatuhan mulai terdengar, hal inilah yang membuat Natasya merasa situasinya semakin menegang.

Untungnya saja tak lama kemudian Feroza mengangkat panggilan Natasya dan menyapanya dari seberang sana, "Halo, Natasya. Ada apa?"

"Fero, kau harus cepat datang ke rumahku sekarang karena istri sialanmu itu sedang berada di sini dan membuat kekacauan!" perintah Natasya dengan suara yang berbisik sebab ia khawatir Griselda akan mendengarnya.

"Selda sedang berada di rumahmu? Yang benar saja!" protes Feroza yang merasa ragu dengan perkataan Natasya sebab seingatnya tadi Griselda masih berada di rumah dan berkata takkan pergi ke manapun.

"Aku tak main-main, Feroza! Cepat datang ke sini karena aku takut dia akan melakukan hal lain yang lebih gila!" tegas Natasya frustasi.

Merasa perkataan Natasya bukanlah kebohongan akhirnya Feroza memutuskan setuju untuk datang ke rumah kekasihnya itu apalagi sekarang Feroza juga sedang berada di rumah sehingga ia akan cepat sampai ke sana, "Baiklah aku akan segera datang ke rumahmu, kebetulan sekarang aku sedang berada di sekitar jalan menuju rumahmu."

"Iya Fero, cepatlah datang!" titah Natasya lagi kemudian langsung menutup panggilan teleponnya.

"Keluar, Natasya! Atau aku akan melakukan hal lain yang lebih gila dari ini!" teriakan yang begitu kencang kembali terdengar dari luar kamar Natasya.

Disusul dengan suara vas bunga yang terdengar jatuh ke atas lantai, suasana hati Natasya saat ini begitu menegangkan dan sangat membuatnya ketakutan.

Sembari memegangi dadanya dan mengatur nafasnya Natasya mencoba menenangkan diri meski ia sendiri hanya bisa menunggu kedatangan Feroza, "Ayo Feroza, cepatlah datang."

Dalam beberapa menit, suara mobil yang datang ke halaman rumah Natasya membuat wanita itu merasa senang dan ia tak lagi merasa ketakutan.

"Itu pasti Fero," gumamnya lirih lalu berlari kecil ke arah jendela untuk memastikan semuanya.

Bersamaan dengan itu, tak lagi terdengar suara amukan Griselda yang awalnya menggebu-gebu. Seperti Griselda menyadari adanya seseorang yang datang, sehingga mau tak mau ia harus menghentikan aksinya tersebut.

"Nata! Natasya!" teriak Feroza memanggil kekasihnya.

"Fero, apakah itu kau?" sahut Natasya yang sudah mendekat ke arah pintu.

"Iya, ini aku." Feroza menjawab pertanyaan Natasya dengan linglung sebab ia masih berusaha mencari keberadaan Griselda yang katanya mendatangi rumah itu.

Natasya yang takut Griselda masih berada di rumahnya kembali memastikan hal itu dengan mengajukan pertanyaan kepada Feroza, "Apakah wanita gila itu masih berada di sini?"

"Wanita gila siapa yang kau maksud, Nata? Di sini tak ada siapapun," sahut Feroza santai setelah ia merasa benar-benar yakin jika tak ada siapapun di rumah Natasya.

"Tadi Griselda berada di sini dan membuat kekacauan!" tegas Natasya meyakinkan Feroza.

Namun Feroza yang memang tak melihat keberadaan Griselda segera menjawab sembari terkekeh kecil, "Tak ada siapapun di sini, Natasya."

"Jangan bergurau, Fero. Ini benar-benar tak lucu!"

"Aku tak bergurau dan memang tak ada yang lucu, sepertinya kau yang justru sedang bermain-main denganku!" tuduh Feroza yang sekarang justru merasa sedang dipermainkan oleh kekasihnya.

Untuk memastikan semuanya akhirnya Natasya memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya, dengan gerakan yang cepat Natasya memandangi setiap sudut rumahnya untuk mencari keberadaan Griselda tetapi hanya ada Feroza di sana.

"Ke mana perginya wanita gila itu?" tanya Natasya kebingungan.

Dengan datar Feroza mengangkat kedua bahunya menandakan dirinya benar-benar tak tahu apapun, "Sejak aku datang ke sini tak ada siapapun selain kau, keadaan rumahmu memang cukup kacau tapi bisa saja ini hanya ulah kucing."

Mendengar perkataan Feroza yang menurutnya lucu, Natasya langsung terkekeh kecil dengan begitu tertekan. Lagipula mana ada kucing besar yang bisa membuat kekacauan cukup hebat di dalam rumahnya, "Kucing sebesar apa yang bisa membuat kekacauan seperti ini?"

"Oh ayolah, Natasya. Jangan membodohiku seperti ini, kau pasti hanya berpura-pura mengatakan jika Griselda datang ke sini bukan?" Feroza kembali menuduh Natasya dengan lebih tegas.

Natasya yang merasa tak melakukan kebohongan apapun langsung menggelengkan kepalanya kencang, "Tidak, Fero. Aku sama sekali tak bohong padamu, Griselda benar-benar datang ke sini dan dia yang sudah membuat semua kekacauan ini!"

"Aku tak bisa mempercayaimu kali ini, karena tak ada buktinya!" sanggah Feroza kesal.

Tak ingin Feroza marah kepadanya Natasya segera menggenggam hangat lelaki itu sembari menatapnya begitu dalam, "Feroza, aku tak berbohong padamu. Wanita itu benar-benar datang ke sini, lagipula untuk apa aku berkata begitu jika memang Selda tak datang?"

"Untuk membuatku datang ke sini, kau tahu kalau hubungan kita sedang tak baik makanya kau berpura-pura ketakutan seakan-akan Griselda mendatangimu!"

Kembali Natasya menggelengkan kepalanya kencang berusaha membantah perkataan Feroza padanya, "Tidak seperti itu, Fero. Selda sungguh datang ke sini, tadi di--."

"Cukup, Natasya! Aku sedang benar-benar lelah, kita sudah mendapatkan banyak sekali masalah jadi tolong jangan menambahnya dengan cara kekanak-kanakan seperti ini!" tegas Feroza memberikan peringatan kepada Natasya.

"Kau ini kenapa sih? Kenapa jadi menuduhku begini?" ujar Natasya yang nampak sangat tak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan Feroza.

Tetapi Feroza yang sudah terlalu malas untuk berdebat lagi memilih beranjak pergi dari hadapan Natasya, "Sudahlah, lebih baik aku pergi saja."

Melihat Feroza akan meninggalkannya, Natasya kembali mencegah lelaki itu dan memohon dengan lebih sungguh-sungguh untuk membuat Feroza percaya padanya.

"Fero, tunggu! Jangan pergi seperti ini, kau harus mempercayaiku karena aku sama sekali tak berbohong!"

Sembari menghempaskan tangan Natasya dari lengannya Feroza berkata, "Aku sudah bilang kalau sekarang aku sedang benar-benar lelah, biarkan aku pergi untuk menenangkan diri."

"Tapi Feroza," cegah Natasya lagi.

"Jangan keras kepala seperti ini, Natasya. Jangan hanya memikirkan dirimu sendiri saja!" bentak Feroza muak.

Ucapan Feroza yang terlontar dengan nada tinggi membuat Natasya terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi, ia merasa terluka setiap kali Feroza menunjukkan sikapnya yang kurang baik.

Dan sialnya Natasya harus teringat lagi dengan masalah yang sedang ia hadapi saat ini, "Fero, aku tak memikirkan diriku sendiri saja. Karena aku juga sedang berusaha memikirkan nasib anak yang berada dalam perutku, kalau bukan karenanya mungkin sekarang aku sudah lebih memilih menyerah dan mengakhiri hidupku."

"Melihat lelaki yang begitu aku cintai menikah dengan wanita lain bukanlah hal yang mudah, apalagi aku harus sendirian memikirkan bagaimana aku dan anakku akan hidup nantinya!" lanjut Natasya lagi dengan nada yang begitu memilukan dan penuh kesedihan.