webnovel

Menikah Dengan Anak Tiri

cerita ini mengandung unsur dewasa atau hanya untuk usia 18+ ( harap bijak dalam memilih bacaan ) Letta gadis cantik dan juga sangat seksi terjebak dalam permainan ibu tirinya yang rakus akan harta kekayaan yang tega menikahkan Letta dengan pria yang usianya sudah setengah abad.

Shon_Tim · Urbano
Classificações insuficientes
7 Chs

Episode 1

"Mamah apa-apaan berkata seperti itu" ujar Letta dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu itu sudah besar jadi kamu harus mencari kan aku nafkah" ujar Mira dengan tubuh yang masih telanjang bulat.

"Kamu harus menikah dengan orang tua itu karena mamah hutang banyak dengan dia" tambah Mira lalu berlalu meninggalkan Letta yang masih terisak.

Mungkin semua ini adalah takdir seorang Letta karena dia telah bersama Mira selama sepuluh tahun dan semua itu dilalui oleh Mira seorang diri tanpa suami yang mendampingi.

Letta berjalan lesu menuju kamarnya lalu dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan tubuh yang masih berbalut handuk yang dia pakai untuk mandi tadi.

"Haruskah aku lari dari kenyataan yang sangat kejam ini" ujarnya sembari menaikan satu tangannya keatas dengan air mata yang terus mengalir.

"Haruskah aku bunuh diri?" gumamnya sebelum dia tertidur dengan pulas akibat terlalu letih.

•••

Letta memutuskan untuk menerima pernikahan itu tetapi dia ingin mengajukan syarat kepada pria tua yang semalam bersama mamah nya itu. Karena hari ini bertepatan dengan hari libur nya Letta memutuskan pergi ke tempat kerja milik pria tua itu.

Dengan memakai pakaian seadanya dia menuju ke alamat yang tertera di kartu pengenal milik pria itu. "Untung saja aku menemukan ini" Letta menatap ke secarik kertas yang bertuliskan Hadinata Corp dengan nama Gustav Hadinata.

"Ini beneran tempatnya" gumam Letta setelah menatap gedung pencakar langit yang berada di depan nya.

Terlihat tulisan besar di atas gedung yang sama dengan tulisan yang tertulis di kertas tanda pengenal yang Letta temukan di kamar mamah tiri nya. Dengan perasaan takut Letta melangkah masuk menuju ke perusahaan untuk menemui pria itu.

Lagi-lagi Letta terpukau melihat interior lobi gedung yang sekarang dia masuki itu, Letta terus menganga melihat sekeliling lobi yang sangat megah dan mewah. "Mba ada urusan apa ya" tiba-tiba seseorang menghentikan aksi Letta yang sedang menikmati mewah nya gedung ini.

"Saya mau bertemu dengan orang ini" Letta menunjukkan kertas yang dia bawa kepada perempuan di depan nya.

"Mba sudah membuat janji" sambil melihat kertas yang ditunjukkan oleh Letta.

"Belum, hehe" ujar Letta dengan muka bingung nya.

"Ya udah mbak nggak bisa masuk" ujar mbaknya dengan nada ketus.

Letta sudah pasrah karena dia tak tahu bagaimana caranya untuk masuk kedalam perusahaan sebesar ini dan juga dia tidak terlalu kenal dengan pria yang selalu bersama mamah tiri nya itu.

Dengan perasaan yang kecewa Letta berniat untuk menunggu di lobi gedung itu sambil menunggu keberuntungan nya yang mungkin dia bisa bertemu dengan pria paruh baya itu saat turun ke lobi.

"Siapa dia" suara bariton pria membuyarkan mimpi Letta.

"Dia mencari pak Presdir" ujar cewek yang Letta kenal dengan suara nya.

"Ada urusan apa dia dengan ayahku" tanya suara bariton pria itu lagi.

"Saya tidak tahu pak" ujar cewek yang Letta kenali suaranya.

Tiba-tiba tubuh Letta terangkat oleh tangan kuat milik pria yang sedari tadi berbicara dengan cewek di depannya itu. Setelah mendengar suara itu Letta sudah terbangun tetapi dia tidak ingin membuka matanya.

'mungkin gue akan di bawa ke ruangan pria paruh baya itu' batin Letta di sela pura-pura tidurnya. 'tapi kenapa cewek itu juga ikut' batinnya lagi dan sekarang tubuhnya sudah dihempaskan ke sofa di sebuah ruangan.

"Ah ah ahh" suara desahan muncul di telinga Letta yang sedang pura-pura tidur.

"Lebih dalam ahhh" suara desahan terus muncul di telinga Letta dan mau tidak mau dia membuka matanya.

Alangkah terkejutnya dia melihat pria yang sudah telanjang bulat melihat kan otot perut nya yang sixpack dan juga kekuatan nya dalam menerjang perempuan yang berada di bawahnya.

"Kamu sudah bangun" ujar pria itu dengan santainya.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Letta dengan tangan yang sudah menutup kedua matanya.

"Kamu nggak tahu apa yang sedang kita lakukan" tanya pria itu enteng dengan badannya yang masih menggempur badan perempuan yang dia ajak sex.

Letta menggelengkan kepalanya bukannya dia tak tahu apa yang mereka lakukan tetapi dia hanya takut hal itu akan terjadi pada dirinya setelah pria itu selesai menggerayangi tubuh perempuan yang dia ajak bicara di lobby.

"Buka matamu" ujar pria itu dari tempat dia melakukan sex.

"Nggak" elak Letta.

"Atau kamu mau seperti dia" ujar pria itu angkuh.

Dengan perlahan Letta membuka matanya dan ternyata mereka telah menyelesaikan aktivitas sex nya, "kamu boleh pergi" ujar pria itu kepada perempuan yang menjadi partner sex nya.

Cup

Perempuan langsung mencium bibir pria itu dengan gairah dan melihat kearah Letta yang terkejut lalu pergi meninggalkan ruangan. "Kamu ada apa mencari ayahku" tanya pria itu yang ternyata adalah anak dari seorang yang akan menikah dengan Letta.

"Ka-kamu anaknya" tanya Letta sedikit tercengang.

"Iya" jawab pria itu membenarkan bajunya yang kusut.

"Bukan apa-apa, aku hanya ada urusan penting" ujar Letta.

"Baiklah aku akan mempertemukan mu dengan ayahku" ujar pria itu berdiri.

"Kemana" tanya Letta yang ikut berdiri.

Pria itu tak menjawab pertanyaan Letta kemudian dia membuka pintu lalu menuju lift sedangkan Letta mengekor di belakangnya. "Kita mau kemana" tanya Letta lagi.

"Ketemu ayahku" ujar pria itu dengan nada sedikit dingin.

"Ohh, iya" Letta ketakutan mendengar jawaban pria itu.

Di dalam lift tak ada pembicaraan antara mereka tetapi Letta terus berfikir apakah dirinya akan menikahi pria paruh baya itu, sedangkan dia memiliki seorang anak yang umurnya hampir sama dengan dirinya.

Letta sedari tadi hanya menunduk kan kepalanya dan dia tak tahu jika mereka sudah sampai, Letta hanya mengekor di belakang pria itu karena semenjak naik lift pria itu sepertinya sedang kesal.

"Ini kantor nya" ujar pria itu kepada Letta.

"Mmmm, iya" jawab Letta dan pria itu segera pergi meninggalkan nya.

Dengan perasaan yang sangat takut Letta memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan pria paruh baya yang akan menikah dengan nya. "Permisi" ujar Letta dengan tangannya yang mengetuk pintu ruangan.

"Masuk" ujar pria dengan suara lemah dari dalam ruangan.

Letta membuka pintu dan masuk kedalam ruangan,"anaknya Mira ya" ujar pria paruh baya itu langsung tahu jika dirinya adalah anaknya Mira.

"Ada apa kesini?" tanya pria itu.

"Oh sebelum itu perkenalkan nama saya Gustav" pria itu menjulurkan tangannya ke arah Letta.

"Letta pak" dengan takut Letta menyalami tangan pria itu.

"Lalu" tanya pria itu melanjutkan pertanyaan yang tadi.

"Saya kesini hanya ingin mengasih syarat jika Anda ingin menikah dengan saya" ujar Letta.

"Ternyata kamu mau" pria bernama Gustav heran dengan Letta yang mau menikah dengannya.

"Asal semua hutang mamah saya lunas saya akan melakukan apapun demi dia" ujar Letta sedikit bergetar.

"Baiklah apa syarat nya" ujar Gustav sembari mempersilahkan duduk Letta.

"Ini" Letta memberikan kertas kepada Gustav dan dia enggan untuk duduk karena setelah itu dia akan keluar.

Gustav membuka lembaran kertas yang diberikan oleh Letta kepadanya dan dengan teliti dia membaca tulisan yang berada di kertas itu. "Oke saya setuju dengan persyaratan yang tertulis di kertas ini" ujar pria itu memberikan kertas itu kembali kepada Letta.

"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi" ujar Letta kemudian keluar dari ruangan.

Sedangkan Gustav hanya tersenyum jahil dengan kelakuan Letta yang masih polos.