webnovel

Pendekatan yang Menggoda (2)

Editor: Wave Literature

Setelah Ye Juemo mengganti bajunya yang basah, ia melihat ke arah Yan Xiruo. Dalam pandangannya, gadis ini sedang menatap ke luar jendela mobil dan tidak berani menoleh ke arahnya.

Gaun putihnya yang basah kuyup bagaikan kain transparan menempel di badan Yan Xiruo dan ini menonjolkan postur badannya yang langsing dan indah.

Tatapan Ye Juemo berhenti di celana dalamnya yang samar-samar menggambarkan kartun Hello Kitty itu, gambaran ini membuat matanya sering melirik ke arahnya..

Gadis berumur dua puluh tahun ini memiliki hati seorang gadis kecil.

Sebaliknya, Yan Xiruo yang mengalihkan perhatiannya ke luar jendela. Sebenarnya ia merasakan ada yang sedang menatapnya dari belakang pandangannya. Seketika ia merasa khawatir dan takut.

Segera ia membalikkan tatapan dari luar jendela, dan melihat Ye Juemo sedang menatap dirinya dengan mata yang gelap dan dalam. Setelah mengetahui arah pandangan itu ke celana dalamnya, ia menjepit kakinya dengan ketat dan menatap balik padanya, "Dasar brengsek!"

Ye Juemo melihat Yan Xiruo dengan tatapan mata yang menggoda, tiba-tiba ia mendekat dan melambaikan tangan dengan kuat.

Mata Yan Xiruo membesar, kedua tangannya secara refleks memeluk bagian dadanya, ia sangat marah dan malu sekarang. "Brengsek, kamu mau ngapain? Aku memperingatkanmu, kalau kamu berani menyentuhku, aku akan mati di depan matamu..." Ucapan Yan Xiruo sungguh terdengar naif, hal ini tidak menjelaskan penyebab dirinya bisa naik ke mobilnya begitu saja.

Ye Juemo mengedipkan matanya dan melihat lagi Yan Xiruo dari atas sampai bawah, "Jangan terlalu percaya diri, gadis sepertimu kalau bukan dengan sendirinya mendekati aku, aku sama sekali tidak akan menyentuhnya walau satu jari pun." Ye Juemo melemparkan mantel tidur yang bersih dan bilang, "Pakailah ini!"

Yan Xiruo membeku sebentar, jadi ia barusan bukan berniat untuk melecehkannya, tapi karena takut merasa tidak nyaman memakai baju yang basah...?

Yan Xiruo memakai jubah tidur Ye Juemo yang kebesaran, ia menundukkan bulu matanya yang panjang dan padat. Dengan suara kecilnya, ia mengucapkan terima kasih pada Ye Juemo.

Ye Juemo mulai menyetir sambil membalas dengan nada suara yang acuh, "Jangan berpikir macam-macam, aku tidak mau bila kamu sampai menggodaku."

Yan Xiruo memutarkan matanya, ia sudah tahu bila Ye Juemo tidak mungkin meminjamkan mantel tidurnya kepadanya karena takut terkena flu.

"Pasti aman. Bila aku mau menggoda juga, aku akan menggoda suamiku dan bukan dirimu." Begitu membicarakan Lu Jingchen, hati Yan Xiruo seketika menjadi berat dan lesu.

Dalam dua hari ini terjadi banyak masalah yang membuat Yan Xiruo sangat capek dan bimbang. Lu Jingchen adalah pria yang telah ditaksirnya sejak beberapa tahun lalu. Tentu, menikah dengannya adalah mimpinya sejak lama.

Ketika ia bertukar cincin bersama Lu Jingchen di atas panggung, ia merasa begitu bahagia dan senang. Di bawah restu semua orang, ia merasa seakan dirinya adalah perempuan paling beruntung di dunia ini.

Namun semua ini hanyalah sebuah mimpi yang mewah dan tidak nyata.

Mimpi tersebut sudah pecah, hatinya pun juga ikut pecah saat melihat kenyataan di balik Lu Jingchen.

"Kamu sedang memikirkan pria lain di dalam mobilku?" Kata Ye Juemo dengan nada rendah dan dingin. Nada suaranya itu seakan mengartikan suatu peringatan kepada Yan Xiruo.

Yan Xiruo terbangun dari pikirannya dan rongga matanya memerah. Ia menyipitkan bibirnya dan melihat keluar kaca mobil, "Dia bukanlah pria lain, dia adalah suami sahku."

"Kapan kalian akan bercerai?"

Yan Xiruo membeku, ia menoleh ke samping dengan cepat. Dengan mimik muka yang menggambarkan kebingungan, ia melihat ke pria tampan itu. Wajah Ye Juemo yang bersimpangan di bawah cahaya dan bayangan menampilkan ekspresi yang tidak bisa dibaca Yan Xiruo, "Apa maksudmu? Kami bercerai atau tidak, apa hubungannya denganmu?" 

Mereka berdua hanyalah orang yang ketemu di persimpangan yang salah, mereka bukan merupakan teman yang bisa mendiskusikan masalah ini 'kan?

Sewaktu menunggu lampu merah lalu lintas menyala, Ye Juemo menolehkan kepalanya dan melihat wajah Yan Xiruo yang halus dan bersih, "Kamu bukannya mau menarik perhatianku? Selamat, tujuanmu sudah tercapai."