webnovel

Chapter 13 Kalian Pasti Akan Kehilangan Teman Yang Tulus

Terkadang ia selalu enggak konsisten mengatakan kepadaku, apalagi secara mendadak mungkin suatu saat nanti, pasti aku bakal melakukan hal serupa sehingga enggak ada salahnya untuk mencoba. Namun, sebelum itu aku perlu ketegasan dari kalian. Ketika bertemu dengannya, jangan pernah percaya apa yang sudah dia sampaikan kepadaku?

Sering kali aku merasa merugikan apabila curahan hati padanya, bukannya mendapatkan rasa kepercayaan terhadapnya heh..... malah mendadak sangat rugi sekali, berhubung aku sudah tidak tahu mau curahan hati ke siapa? Sehingga aku putuskan untuk minta izin kepada orang tuaku. Siapa tahu 'kan kali ini dapat izin? Dibanding hari sebelumnya cukup susah untuk minta izin.

Hah.... pokoknya aku jangan dulu percaya terkait cowok yang sudah menyakiti hati seorang perempuan, apalagi dari lubuk hatiku sudah sayang sekali padanya. Sayangnya, malah dia enggak begitu serius denganku. Otomatis pikiranku tak kunjung datang menemui sebuah bukti bahwa dia bersalah, sehingga kali ini hanya bisa mendoakan terbaik untuknya.

Terserah, kalau memang teman sekantor percaya sama berita yang sudah di sebar luaskan. Namun, aku sangat yakin informasi tersebut tidak benar. Jadi, berharap enggak boleh memberitakan yang enggak ada kaitannya dengan urusan pribadi. Apalagi sampai membawa masa lalu aku segala, memang hidup di dunia harus ikut campur urusan pribadi seseorang?

Tak ada gunanya kalian tuh, bertindak tidak wajar apabila suatu hari nanti mendapatkan sebuah insiden cukup panjang, bahkan masyarakat sekitar sudah malas untuk berikan nasihat kepada mereka. Termasuk aku sendiri sih, pernah sekali lakukan sebuah masalah. Alhamdulillah, tidak begitu parah bisa di selesaikan dengan cara baik-baik.

Nah, untuk hari ini aku merasa kesal terhadap informasi sudah berkembang sangat pesat. Bahkan sampai aku sendiri tidak begitu mendapatkan kabar dari teman kantor aduh, hatiku sudah mulai ada kekhawatiran setiap mendengar kabar tersebut. Sayang banget apabila informasi benar adanya, termasuk kesalahan terhadap seseorang lelaki.

Sudah rasakan kembali betapa sakit hati setelah berkenalan dengannya, sebenarnya bukan dia saja sih masih banyak lelaki tak kunjung berikan kejelasan sama sekali. Apalagi kali ini, ada kaitannya dengan perasaan seorang perempuan berhak mendapatkan kepastian. Namun, sampai sekarang malah termakan sia-sia.

Rasa sayang kepada cowok tersebut sudah sirna, bahkan belum mencapai ke jenjang pasangan sangat harmonis. Seperti kebanyakan orang mencari pasangan yang mampu buatku bahagia dengannya, hari ini cukup lelah meeting bersama bos. Walaupun rada risih sih, setiap ada pertanyaan dari beliau. Pasti ada kaitannya dengan pasanganku siapa? Kenalkan dong, pasanganku siapa? Pertanyaan tersebut selalu muncul.

Mungkin suatu hari nanti pasti mendapatkan pertanyaan lebih parah, dibanding sekarang masih sedikit ringan. Kadang aku merasa terheran-heran ketika mendapatkan kabar sangat bahagia, setiap orang menunjukkan bahwa dirinya merasa pantas denganku. Selepas berkenalan cukup lama, dan sadar bahwa cowok tersebut hanya untuk mempermainkan wanita doang.

Hmmmm ..... mungkin dia pernah merasakan apa yang kurasakan sekarang? Terkadang setiap orang tidak memiliki kesamaan, walau pernah sejauh ini sangat terganggu oleh pemikiran enggak logis. Bukan cuma itu saja sih, masih banyak orang sekitar percaya dengan informasi tersebut. Aku sih, seakan-akan memberikan gambaran terkait hal ini.

Enggak ada salahnya, untuk mencoba sesuatu lebih bermanfaat bagi orang sekitar. Aku juga masih ingat nasihat yang diberikan oleh kedua orang tuaku, "Mungkin hari ini, dan seterusnya kamu belum mengerti mengenai sebuah hubungan. Kalau pun sudah mengerti seharusnya, kamu harus berikan penilaian agar tidak merasa salah pilih wanita."

Pada awalnya sih, benar-benar enggak paham nasihat yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Seiring berjalan waktu akhirnya, sadar ketika mendekati dengan suasana hati belum stabil menerima keadaan. Sering terbawa bawa perasaan setiap cowok tersebut berikan rayuan, tapi kali ini aku semudah seperti dulu.

Kadang aku merasa jenuh kesendirian selama ini, bahkan enggak pernah melanjutkan aktivitas yang sesuai denganku. Sering kali masih kepikiran masa laluku penuh dengan rasa kurang ajar! Bahkan setelah puluhan tahun sendiri, dan mengenai siapakah jodohku? Sama sekali kurang tahu. Untuk tahun ini aku pastikan tidak akan buru-buru mencari pasangan, lebih baik mengalir seperti air.

Agar menemukan pasangan yang mampu memahami diriku seperti apa? Kadang setiap punya pasangan pasti keinginan berbeda. Tapi, malah semakin tahu kesukaannya apa? Tapi asalkan, jangan memaksa apabila dia belum mau membuka. Masih tertutup rapat terkait kepribadian dia, sehingga harus perjuangan meluluhkan hatinya.

Dan anehnya malah seakan-akan ia tahu bahwa isi hatiku suka padanya, walau sudah memiliki firasat seperti itu. Sering menemukan sebuah insiden sangat tegang, bahkan sekarang merasa terganggu oleh pemikiran yang sudah tersampaikan olehnya sendiri. Setiap aku melangkah beberapa meter, tapi pikiran tersebut masih terasa dalam diriku.

Enggak pernah sekali pun melakukan kesalahan padanya, meski kabar tersebut seharusnya sudah hilang sejak lama. Namun, kali ini merasa bahagia melihat kembali sosok lelaki tersebut di sini. Mungkin aku harus berteman dengannya, supaya tahu sikap sebenarnya seperti apa? Kalau pun masih ada pemikiran negatif itu sih, wajar supaya tidak memilih pasangan enggak bisa membahagiakan aku di dunia.

Hah.... setelah menunggu beberapa jam kemudian, ternyata dia malah sudah pergi dari kantor. Padahal aku ingin silaturahmi enggak bakal bahas berkaitan dengan masa lalu kita, mungkin hanya beberapa orang saja sudah membuatku salah tingkah di hadapan mereka. Sedangkan, teman kantor malah tidak percaya bahwa suatu hari nanti cowok tersebut enggak mau silaturahmi.

"Citra, ketika cowok tersebut sudah menyakitimu. Seharusnya, jangan berharap bahwa dia bersedia ingin silaturahmu sama kamu. Tahu diri dong, sebagai perempuan jangan pernah terpengaruh pemikiran seperti itu."

"Oh, ya padahal aku tidak pernah mau mendengarkan nasihat dari kalian. Seharusnya, kalian dong yang harus instropeksi diri!"

"Wah .... perempuan satu ini sudah kurang ajar sama teman sendiri!"

"Tunggu dulu deh, apa? Teman? Perasaan aku tidak merasa punya teman seperti kalian deh."

"Wah ..... ini sih, benar-benar perlu diberikan pukulan biar tahu rasa."

"Memang kalian berani melawanku dalam keadaan masih di kantor?" tanya Citra langsung berikan membuat kalian enggak bisa berkutik sama sekali.

Makanya, jangan pernah memberikan nasihat seperti itu. Ketika sudah berikan jawaban yang seharusnya, bisa dijadikan sebuah pelajaran buat mereka juga. Aku sih, sudah tidak salut kepada teman kantor. Karena, sudah membuatku tersinggung terkait tulisan di aplikasi sosial media.

Sengaja sih, buat akun sosial media. Agar bisa memantau mereka berikan informasi apa? Jangan sampai buatku merasa benci, risih, resah, bahkan sekali pun menemukan sebuah bukti. Bahwa mereka juga sudah kurang ajar terhadap teman sekantor! Apalagi ada kaitannya dengan temanku sekarang sudah pindah kantor ke Tasikmalaya.

Karena, sudah merasa kurang nyaman menjalin hubungan bersama mereka. Apalagi suatu hari nanti, kalian akan kehilangan sebuah pertemanan yang baik, tulus, dan suka berikan nasihat positif.