webnovel

Chapter 03 Bunga Entah Dari Siapa

Walau tak begitu sempurna menjalani kehidupan di dunia. Perlu kalian ketahui bersama bahwa aku pernah menjurai perlombaan akademik pada waktu masih Sekolah. Namun, itu pun harus bersaing sama Sekolah lainnya.

Alhamdulillah, aku juara kedua bersyukur banget bisa membahagia orang tuaku. Hanya saja selama perlombaan berlangsung aku sama sekali tidak beritahu sama Bapak maupun Ibu. Biar setelah perlombaan telah usai, dan ternyata juara ke dua padahal selama acaranya deg-degan banget takut ilmu yang sudah Ibu Guru sampaikan tiba-tiba lupa seketika.

Hambatan yang telah di bicarakan ternyata enggak kejadian sama kita, proses pun berjalan dengan lancar. Walau sempat ada kendala mengenai mikrofon tidak nyala heh.., setelah di periksa sama pihak bersangkutan belum di nyalakan mikrofon.

Sepertinya sengaja deh, supaya Sekolah kita enggak jadi juaranya. Karena tahun lalu juga sempat mengalami hal yang sama, walau peserta perlombaan bukan aku melainkan kawanku. Alhamdulillah, juara ketiga sedangka aku juara ke dua. Tapi kita harus selalu bersyukur apa yang telah sudah dapatkan.

Insya Allah tahun depan Sekolah kita akan bekerja keras untuk menjurai perlombaan akademik tersebut. Itulah cerita tentang masa laluku sangat berarti dalam hidupku, sampai sekarang masih teringat perlaksanaan perlombaan akademik tersebut. Mudah-mudah saja adik kelas bisa juara pertama, pasti para alumni Sekolah ini akan bangga sama kalian semuanya termasuk aku sendiri.

Hmm..., beberapa bulan ke depan aku tanpa kehadiran seorang lelaki yang selama ini sedang aku dekati. Hanya saja belum sempat mengutarakan perasaan padanya, takut ada yang merasa cemburu pada saat sedang berjalan berdua. Di karena 'kan setiap orang mengalami jatuh cinta pasti orang sekitar tak perlu ada yang tahu, tapi semua itu sudah aku simpan rapat heh ketahuan juga sama kawanku.

Jadi kemungkinan perlu waktu untuk menjelaskan semuanya. Ya. Karena selama menjalin hubungan sama dia berjalan dengan lancar meskipun harus berhati-hati supaya enggak ketahuan juga.

Tanpa kita sadari bahwa kawanku tidak sengaja mengikuti dari belakang. Pintar juga ternyata dia aku benar-benar tak menyadari hal tersebut. Saking fokus jalan berdua sama calon masa depanku, walau kenyataan sekarang belum pernah mengatakan perasaannya kepadaku.

Aku harus lebih bersabar menunggu kepastian dari lelaki tersebut. Namun, aku juga harus berpikir secara realitis. Suatu saat, pasti mempunyai kriteria perempuan idaman. Hmm... begitu juga kawan sedang memantau hubungan kita seperti apa. Apakah menjadi pasangan kekasih? Atau masih berteman saja.

Sayangnya, itu semuanya tergantung dia apakah benar-benar tulus mencintaiku atau tidak? Kalau misalkan enggak ya aku sudah tak ada harapan lagi untuk mendekatinya. Takutnya perjalanan percintaan antara aku sama dia akan berurusan dengan hatinya.

Hmmm..., justru itu aku paling enggak suka sama lelaki yang suka pemberi harapan palsu. Kejadian di masa lampau membuat aku makin frustrasi untuk menerima cinta dari dia. Tapi aku akan berusaha melupakan permasalahan percintaan dengan mantan pacarku.

Hanya saja dia harus menerima kenyataan bahwa aku punya masa lalu, jangan sampai setelah menceritakan heh,... dia malah cemburu enggak jelas. Pahamilah per kalimat secara detail biar tidak ada kesalahan pahaman. Buat apa menjalin sebuah hubungan, kalau salah satu dari kita enggak saling percaya. Aku malah setuju pernyataan dari temanku, "Citra setiap ada hubungan, kita sebagai kekasihnya harus saling percaya sama lelaki tersebut. Paling tidak dia juga percaya apa yang dikatakan oleh kamu, jangan sampai hubungannya kandas karena enggak saling percaya satu sama lain. Ingat pesan dari aku!"

Perkataan tersebut dalam benakku berkata, "Ya. Benar sekali apa yang di katakan oleh temanku kenapa dulu enggak percaya sama mantan pacarku? Saking ingin terus bersamanya. Seharusnya, aku sebagai pacarnya percaya saja. Jangan membuatnya risih kalau sedang ingin menyendiri di ganggu mulu, mulai sekarang aku harus berubah. Demi lelaki tersebut!"

Kadang aku lebih suka dia selalu bersama keadaan suka maupun duka kenapa? Karena kita akan tahu lelaki tersebut serius menjalin hubungan bersamaku. Tapi terserah kalau hatinya tak sesuai dengan keinginannya. Malah aku senang sekali bisa memperjuangkannya biar dia juga punya cinta sepertiku.

Walaupun agak pesimis sih, setidaknya aku berjuang dulu. Urusan menerima cinta dari aku belakangan. Untuk saat ini, aku perlu memikirkan bagaimana cara supaya dia bisa mengajak bicara tentang apapun? Daripada harus diam terus. Pada saat bertatapan pasti kita akan merasakan rasa grogi dalam diri kita.

Hingga akhirnya, aku tak tahu ia pernah WhatsApp kepadaku. Terus masih ingat kata-katanya seperti ini, "Hallo, selamat malam perempuan yang selama ini aku perhatikan dari jarak jauh." Ketik lelaki di roomchat dengan memberikan emot senyum.

Walaupun aku sama sekali enggak tahu harus balas pesan tersebut seperti apa. Masih bingung berikan kalimat yang membuatnya terpesona kepadaku, sayangnya diriku belum mampu memperlihatkan padanya. Aku perlu waktu biar nanti enggak canggung pada saat bicara berdua.

Jika nanti mampu lihat kepadanya bahwa aku benar-benar tulus mencintaimu, walau tanpa memberikan hadiah padanya. Seperti orang sekitar biar pasangan merasa nyaman, dan bahagia. Semoga saja setelah nanti saling terbuka satu sama lain, kita sama-sama menjalin hubungan tanpa adanya masalah yang enggak jelas asal usulnya.

Setidaknya aku mengerti kondisi dia seperti apa. Kalau memang belum waktunya menjalin sebuah hubungan yah enggak apa-apa, paling dia juga harus jelaskan kenapa belum mau jalani hubungan sama aku? Mungkin saja masa lalunya sangat sulit untuk di jelaskan. Yah aku hanya bisa mendengarkan tanpa memberi solusi sama dia.

Kalau misalkan aku mengurusi urusan dia bisa-bisa makin menjauh, berarti aku perlu ekstra sabar menghadapinya. Ya. Seenggaknya kasih tahulah karakter yang sebenarnya, masa aku doang yang sudah kasih tahu. Memang dalam dirimu banyak kekurangan yah aku pasti mau menerima pasangannya apa adanya, tanpa adanya persyaratan yang perlu di penuhi oleh dia.

Yah paling harus jujur, dan tanpa adanya menyembunyikan sesuatu dari aku. Semoga saja dia benar-benar serius menceritakannya. Hingga akhirnya ia baru kasih tahu mengenai karakter yang sebenarnya, hanya saja bicara secara perlahan-lahan. Membuat aku semakin penasaran saja, secara 'kan ia bicaranya seperti itu.

Dan aku paling enggak suka kalau ada lelaki yang berlama-lama beritahunya, setidaknya secepatnya biar hatiku semakin yakin bahwa dia adalah jodohku. Heh..., tak berselang lama ia menghampiriku ke rumah, dan membawa sebuah bunga buat aku.

Baru kali ini aku merasa nyaman berada di sisinya, terutama pundaknya begitu sempurna buat bersandar. Dan juga menceritakan semua berkaitan tentang aku maupun tentang dia. Semoga saja ke depannya seperti ini terus.