Papa kan sudah sangat lama tak pernah berkunjung ke Desa Nenek, hanya saat mengantarku ke Rumah Nenek.
Arkan ini lagi dimana sih, lama banget. Hari sudah semakin sore, sebentar lagi matahari akan terbenam dan tempat ini juga pasti akan ditutup, tapi Arkan tak kunjung datang.
Drrtt drrtt drrtt
Handponeku kembali berbunyi.
Aku lihat siapa yang sedang menelfonku, ternyata nama Arkan yang tertera dilayar handponeku.
"Hallo." Ucapku setelah menggeser tombol warna hijau.
"Kamu dimana, Ra?" Tanya Arkan diseberang telefon.
"Aku didalam kebun. Kamu dimana, Arkan?" Tanyaku.
"Aku didepan pintu masuk kebun, Ra." Jawab Arkan.
"Buruan masuk." Ucapku gak sabar untuk bertemu dengan Arkan.
"Tapi kata penjaganya mau tutup, Ra. Aku gak beh masuk ini." Ucap Arkan yang seperti kebingungan.
"Bilang saja kalau ada barang yang tertinggal didalam, cepetan." Pintaku memaksa, dan setelah itu kumatikan telfonnya.
Masa cari alasan gitu doang gak bisa?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com