Astaga, Ya Tuhan, handponku mati.
Gimana caranya aku bisa balik ketempat Arkan? Aku saja tak tahu jalan untuk kembali kesitu.
Ini semua gara-gara Papa, ngapain Papa mencariku sampai kesini segala sih?
Perasaan tempat ini sudah sangat jauh dari rumah Nenek.
Sekarang aku harus gimana?
Aku haus, aku juga sama sekali tak bawa uang.
Arkan, kamu dimana sih?
"Pak, boleh numpang charger handpone gak?" Tanyaku pada Bapak-Bapak yang lagi panen buah mangga didepan rumahnya.
"boleh-boleh Mbak, silahkan." Ucap Bapak itu sambil menghentikan aktivitasnya.
"Boleh pinjam chargernya juga gak, Pak?" Tanyaku hati-hati.
"Charger gimana ya Mbak? Soalnya yang saya punya charger bulat kecil buat handpone jadul." Ucap Bapak itu.
Astaga, cobaan apa lagi ini. Sudah dapat tumpangan ngecharger malah chargernya gak ada.
Kenapa nasib buruk selalu menimpaku, Tuhan.
"Amaira." Teriak seseorang yang sangat familiar, aku pun membalikkan tubuhku mengikuti arah suara itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com