Kendrik terus menatap Jeslin dari tadi, sedangkan Jeslin tidak ingin melihat laki-laki itu karena entah kenapa ia merasa jantungnya berdegup dengan kencang, layaknya orang yang sedang ketakutan.
"Kenapa dia terus menatapku seperti itu, sih?" gumam Jeslin dalam hatinya.
"Kendrik ... itu ..." Jeslin masih belum berani mengatakan sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada laki-laki itu, ia begitu takut jika Kendrik mentertawakan dirinya karena ia tahu sifat Kendrik dari dulu yang sangat suka mengejeknya dan sering membuatnya malu.
"Ada apa? Katakan saja!"
"Emh .. aku hanya ingin menguncapkan ... terima kasih kepada mu," ucap Jeslin tanpa melihat ke arah Kendrik.
"Apa itu cara mu menguncapkan rasa terima kasih mu kepada orang lain?" tanya Kendrik, padahal hatinya sudah sangat berdebar saat ini.
"Tapi ... sudahlah! Aku tidak ingin mengatakannya lagi!" ucap Jeslin yang sudah merasa tidak percaya diri lagi untuk berkata seperti itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com