webnovel

16

Hari ini, lebih tepatnya satu jam kedepan. Kelas 7-B Yap itu adalah kelas kami sedang menjalani ujian harian Matematika. Tak hayal aku atau pun teman temanku mengagaruk-garuk kepala yang tak gatal tapi pusing. ada juga yang bergumam tak jelas, membolak balik kertas potretan juga sesekali menghapus jawaban yang mungkin mereka anggap salah.

Aku masih dalam masa depresiku menghadapi soal ini. sesekali geram jika adalah soal yang jawabannya tak sesuai dengan harapanku.

_____

"yey... hari ini senang banget aku bakal dijemput ayah..." kataku menebar senyum kebahagiaan.

"wah... wah... berarti gak di jemput sama pacar dong?" perkataan Risa membuatku terkejut.

"Hah... pacar! Emang siapa yang pacaran?"

tanyaku kaget.

"tuh... tuh... yang selalu pulang bareng sama kamu siapa?" tanyanya.

"itukan kak Alan. dia teman aku dari dulu..."

"awas hati-hati frenzone..."

"Heh..." jawabku sedikit jijik mendengarnya.

"udah ah balik... entar pacarmu nyari lho..."

aku hanya diam. enta mengapa wajah ini begitu panas saat Risa mengatakun itu.

Di parkiran...

'lah... ayah mana... kok lama...' tuturku sambil sesekali melihat ke arah lapangan parkir.

"MASUK...!!" suara bagai meteor ditengah siang bolong. memecahkan keheningan di lapangan sekitarnya. Pelan-pelan aku melihat sesosok lelaki dengan tinggi semampai, perawakannya sepadan dengan kebiasaannya sebagai seorang anak basket. Tampak keringat bercucuran di sekujur tubuhnya, tetapi wajahnya tidak menunjukan bahwa ia lelah sedikit pun.

Dari belakang tiba-tiba ada seseorang yang mencolek bahuku. Aku otomatis terkejut. Dan ternyata yang mencolek adalah ayahnya kak Alan.

"hayo lagi liati apa?" Ayah kak Alan mengagetkanku. Aku hanya senyum malu-malu.

"oh ya... Nissa liat Alan gak?"

"itu om lagi main dilapang basket"

"ohh... ya ya... kalau kamu pulangnya dijemput siapa?"

"hmm... kata ayah sama ayah, tapi sampai sekarang ayah belum juga datang "

"kalau gitu coba om tanyain dulu.." lalu mengangkat handphone.

"katanya dia tiba-tiba Ada acara mendadak, jadi nanti kamu pulangnya bareng sama om dan Alan"

aku tiba - tiba terkejut. ingin menolak tapi malu. Tak lama kak Alan selesai dari latihan basketnya.

"huh... keringatnya meni bercucuran kitu..." komentar ayah kak Alan memakai bahasa Sunda.

"hosh... hosh.. ayah... sejak kapan... disini...?" tanyanya sambil mengatur nafas.

"baru kok... ditemani Nissa..." katanya sambil menunjuk sebelah kanannya.

Alan refleks menengok. sebenarnya wajahnya memerah, tetapi karena sedang berkeringat wajah merahnya tertutupi.

Setelah menunggu kak Alan membersihkan diri, kami pun melaju menuju jalan pulang.

"jadi itu latihan terakhir buat pertandingan lusa?" tanya ayah kak Alan.

aku yang berada di jok tengah hanya mendengarkan.

"eh ya... iya..." jawab orang disampingnya kaku.

"Kamu kenapa sih Lan... jadi gugup gitu"

"ah... mungkin karena efek latihan" jawabnya sekenanya.

Dari sini aku baru tahu, kalau kak Alan akan mengikuti lomba basket untuk membawa nama sekolah kita. perlombaan akan diselenggarakan lusa. Dalam hati aku berharap semoga kak Alan dan kawan-kawan datang membawa juara untuk sekolah kami.