webnovel

. 4

Selama di angkot, aku dan Kak Alan hanya sibuk dengan urusan pribadi. Seakan-akan kami tidak saling mengenal. Tapi tiba-tiba..

"Dek.. sendiri aja.. " seru seorang pria yang usia jauh diatasku.

Aku pun segera menggeser posisi dudukku menjauhi pria itu. Lama - lama pria itu ingin menyentuhku. Dengan cepat kak Alan menangkis tangan pria tersebut.

"Maaf ya om. Dia ini adik saya, jadi jangan macam-macam! " serunya.

Setelah kejadian tersebut si om tadi segera memberhentikan angkot dan turun.

"Kamu gak apa-apa, kan? " tanyanya merasa bersalah.

Aku menggeleng. Kejadian tadi membuatku sedikit trauma.

Kami pun berhenti tepat di depan gerbang perumahan. Lalu membayar angkot yang kami tumpangi tadi.

"Kak makasih ya.. Aku gak tau deh kalau gak ada kakak.. " kataku.

"Iya.. santai aja.."

"Yang penting kamu gak apa-apa.. " katanya.

"Eh.. gimana kalau kita mampir dulu di kafe depan? " tawarnya.

"Kita kan udah lama gak ngobrol.."

"Hmm.. boleh deh..! tapi sebentar aja ya kak.. nanti ibu nyariin.. " kataku.

"Ya iyalah.. masa mau nginep disana.. " candanya.

Setibanya di Kafe..

"Aku mau milkshake coklat sama kentang goreng aja.. kamu? "

"Aku.. milkshake vanila sama banana split aja.. " pesanku.

Setelah memesan makanan ...

"Udah lama yaa.. kita gak ngobrol kaya dulu.. gimana rasanya udah jadi anak SMP.. ? " tanyanya.

"Yaa gitu deh.. sama aja kaya anak SD, cuma bebannya lebih banyak.. " jawabku.

"Itu namanya beda...." katanya.

"Iya deh terserah kakak aja.. " jawabku asal.

"Aku aneh deh sama kamu.., kok bisa yaa anak pendiam kaya kamu masuk kelas yang katanya paling suruh di sekolah ini.. " tanyanya.

"Itu sih namanya takdir.. Siapa juga yang mau sama kelas yang selalu bermasalah sama guru BK.. " kataku keceplosan.

"Berarti kamu gak bersyukur dong.. "

"Eh.. maksudnya bukan gitu.. " aku jadi malu sendiri.

"hahah.. " tawanya.

"Garing ah kak.. " kataku.

"Semoga kata-kataku tadi gak membuat dia sakit hati" batinku.

"Habisnya ngobrol sama kamu sekarang berasa canggung.. " katanya.

"ohh yaa gimana cowok - cowok disini ganteng - ganteng gak..? "

"Biasa aja tuh.. " jawabku.

"Sekarang aku baru tau kalau kak Alan adalah salah satu orang yang punya tingkat percaya diri yang terlalu tinggi.. wkwk.. " batinku.

"Emangnya kakak merasa ganteng gitu.. " aku mulai dongkol.

"Ya iya dong.. sebagai laki-laki aku harus merasa ganteng, supaya.. " tiba-tiba ia berhenti.

"Supaya... " lanjutku.

Tapi perkataan tadi tak ia lanjutkan.

"Supaya apa kak? aku kepo nih.. " tanyaku penasaran.

"Hmm.. nggak.. " seketika wajahnya memerah.

"Kakak lagi sakit ya..? kok mukanya tiba-tiba merah..? tanyaku lagi.

"Ahh.. nggak..! aku ke toilet dulu yaa.. " katanya langsung pergi.

"huh.. sekarang aku dibuat penasaran lagi.. "batinku kesal.

Tak lama pesanan kami datang..

Aku langsung menyeruput milkshake vanila milikku. Tak lama kak Alan pun datang.

"Lama banget sihh.. kak... pesanannya udah datang nih.. " kataku.

"Ya udah kamu makan duluan aja.. " serunya.

Lalu pergi lagi menuju kasir. Tak lama ia kembali lagi.

"Lhoo.. ini kakak yang bayarin.. " tanyaku tak percaya.

"Iya gak apa-apa..! udah lanjut aja makannya.. " lanjutnya.

"Benar nih.. kak.., jadi gak enak.. " kataku malu.

"Udah santai aja kali..! sekali-kali gak apa-apa.. " lanjutnya sambil memakan makanannya.

Aku pun segera menghabiskan makananku.

Selesai makan...

"Sudah yuk pulang, udah mau jam tiga nih... " serunya.

Aku pun mengangguk dan mengikutinya dari belakang.

"Jadi gimana makanannya enak-enak..? " tanyanya.

"Yaa.. lumayanlah.. " jawabku.

Kami pun mengobrol hingga di perempatan jalan.

"Aku duluan ya kak.. makasih traktirannya.. " kataku tersenyum sambil melambaikan tangan. Ia hanya melambaikan tangan, lalu berjalan lagi menuju rumahnya.

Rumahku dan Kak Alan hanya berjarak antara 3 rumah.

"Assalamualaikum.. mama.. " salamku.

"Wa'alaikumsalam.. tumben lama tadi di jalan macet ?" tanya ibu.

"Nggak tadi aku ketemu kak Alan, terus ditraktir.. " jawabku.

"Ya udah.. yang penting sekarang kamu sudah pulang.." seru ibu.

Aku segera ke kamar untuk berganti baju. Lalu pergi ke ruang makan.

"Bu.. tau gak.. bla.. bla.. " aku menceritakan kejadian di angkot tadi kepada ibu.

"Alhamdulillah untung aja tadi ada Alan.. " seru ibu.

"Ya sudah lain kali, kalau naik angkot bareng aja sama Alan, supaya ada yang jagain. Lagi pula rumah kalian kan dekat, jadi bisa bareng pulangnya.. " tawar ibu.

"Gak enak dong bu dilihat yang lain.. tadi tuh.. cuma kebetulan aja.. " jelasku.

"Ya sudah bu.. aku mau ke kamar dulu.. " izinku.

Ku jatuhkan tubuhku diatas kasur. "lelah juga.. " batinku.

Tut.. tut.. suara pesan masuk dari Hp ku.

Novi : "Assalamualaikum "

Me : "Wa'alaikumsalam.. ada apa Nov..?"

Novi : "Ngelanjutin yang tadi.. menurutku dia itu.. "

Me : "Dia itu.. apa?? "

Novi : " Dia itu.. kayanya SUKA deh.. sama kamu.. :)

Me : " Yang benar dong.. jangan bercanda.."

Novi : " Aku gak bercanda.. buktinya dia pengen ngomong ke kamu.. cuma gak jadi gara2 ada aku.. "

Me : " :'l "

Pernyataan dari Novi seketika membuatku tak bisa berkata-kata. Aku tak pernah berfikir akan seperti ini. Aku masih belum siap mencintai seseorang atau pun dicintai seseorang , selain keluargaku.

Hari itu, aku berfikir. Apakah cinta akan mengubah segalanya dariku? Apakah kehidupanku dengan cinta akan lebih baik? Apakah suasana sekolah yang biasanya ceria, akan menjadi lebih rumit? Apakah hatiku akan siap menerima perasaan ini?