webnovel

. 10

"ayo.. ayo.. bantu.. " koar semua yang menyaksikan.

"cepat panggil bu Devi.. "

Tak berselang lama bu Devi datang.

"Sebentar, saya periksa dulu.." tutur bu Devi sembari memeriksa korban yang tak lain adalah Kak Alan.

Luka di keningnya, tak henti-henti mengeluarkan darah. Sesekali Kak Alan meringis kesakitan. Pendarahan telah berhenti. Luka telah di balut dengan rapi oleh bu Devi. Pelan-pelan Kak Alan membuka mata.

"Dimana aku? " tanyanya pelan.

"Sekarang kamu sedang di UKS" jawab pak Ahmad sembari menenangkan.

"kamu jangan memaksakan diri untuk beberapa hari kamu istirahat dulu" perintah pak Ahmad.

"Terus pertandingannya gimana pak? " tanyanya khawatir.

"itu urusan bapak. Yang harus kamu pikirkan sekarang adalah kesehatanmu" tutur pak Ahmad kembali.

"ini saya beri surat izin untuk tiga hari. Tolong berikan kepada wali kelasnya.. " perintah bu Devi sebagai kepala UKS.

Salah satu teman kak Alan. menerimanya. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya melihat dari luar. 'semoga sakitnya tak terlalu parah' batinku.

"neng lagi liatin apa?" mang aceng tiba-tiba sudah berada didekatku.

"eh.. mang.. udah sampai aja.. " seruku kaget.

"pulang sekarang..? "

aku mengangguk, lalu mengikuti langkah mang Aceng ke tempat motor terparkir.

"Nis.. tadi katanya ada anak club basket yang cedera? " tanya ibu setelah aku selesai makan.

aku mengangguk.

"siapa? " tanya ibu lagi.

"kak Alan bu.. " jawabku cepat.

"lho.. kok kamu gak bilang.. sekarang dia dimana? masuk rumah sakit? " tanya ibu bertubi-tubi.

aku menggeleng.

"mungkin sekarang sudah di rumah" tuturku lagi.

"yaudah ibu mau jenguk dulu.. kamu jaga rumah sama adikmu ya.. "

aku mengangguk pelan.

Rasa khawatir masih menyelimuti hatiku.

"dik menurutmu keadaan Kak Alan gimana yaa? " aku bertanya kepada adikku tanpa sadar.

ia menengok sebentar lalu melanjutkan permainan boneka kudanya.

"apa sebaiknya aku jenguk? tapi aku malu untuk kesana.. "

"lho.. ngomong apa aku tadi.. " kataku baru sadar.

"untung ngomongnya ke si adik.. " kataku sambil mencubit pipinya gemas.

"alan.. alan.. "

"alan.. alan.. "

"eah.. kamu ngomong apa tadi..! " aku kaget bukan kepalang mendengar adikku berbicara seperti itu.

"alan.. alan.. "

"sst.. sst.. udah.. udah.. nanti ketahuan ibu aku dimarahi.. " tuturku menyuruh adikku diam.

"alan.. alan.. "

suara pintu terbuka terdengar hingga ke dalam.

"hahh.. ibu.. "

aku segera menutup mulut adikku.

"ada apa Nissa..? Fira kenapa mulutnya ditutup? " ibu bertanya keheranan.

"alan.. alan.. "

mukaku langsung pucat pasi.

"alan..? " ibu bertambah heran.

"maksudnya jalan-jalan bu.. " kataku mengartikan.

"ooh.. Alan.. kamu mau jenguk juga.. " ibu mulai menggoda.

"eh.. ah.. enggak kok bu.. enggak..! " tolakku.

"heheh.. anak ibu udah gede ya.. "

"udah aku mau ke kamar.. " aku mengunci pintu lalu duduk diatas kasur.

"huh.. aku ini kenapa..?!" tanyaku kepada diriku sendiri.

karena gabut, aku memilih untuk bermain internet saja.