Perut Lisa, rasanya tiba-tiba sangat lapar. Daripada teriak-teriak enggak jelas lebih baik dirinya, cari makanan sendiri di dapur, toh dirinya juga masih kuat untuk berjalan walaupun jalannya sangat lambat sekali seperti siput. Dengan mengkibaskan selimut aku mulai merambat berjalan menuju dapur.
Keadaan rumah tampak sepi sekali, itu artinya Dito dan Arman belum pulang, tetapi ke mana perginya Ayah dan Ibu ya? Bukannya tadi mereka ada di rumah. Dan, tumben banget Ayah, tadi bisa izin cuti satu hari, Lisa, kira beliau akan gila dengan pekerjaannya, ternyata pikirannya salah. Ya, syukurlah Ayah masih mengingat kalau beliau masih punya anak yang harus diperhatikan, bukan pekerjaan terus yang diperhatikan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com