webnovel

Suami Nasional (2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

An Ziqi bertanya dengan heran, "Mengapa kamu di sini?"

"Ayah sedang ada rapat di perusahaannya, jadi aku ditelepon dan dia memintaku untuk menjemputmu." jawab Xiao Yinning dengan sengaja memperjelas dua kata itu.

Kemudian bertanya kepada An Ziqi yang tersenyum lalu melihatnya, "Apakah ibu merasa terharu?"

An Ziqi merasa ada yang aneh dengan hatinya, hingga membuat pipinya memerah dan tidak dapat dijelaskan.

"Ibu malu!"

"Kenapa aku malu, lebih baik kau diam!" An Ziqi melotot padanya dengan marah.

"Aku tidak keberatan jika memiliki adik perempuan lagi. Kamu dan ayah harus bekerja keras!" Xiao Yinning mengedipkan mata dengan senyuman jahat.

Mengapa anak ini nakal sekali.

An Ziqi menggertakkan giginya, kemudian dia meletakkan tangan di mulut Xiao Yinning, dan memaksanya untuk tutup mulut.

Setelah itu dia mengalihkan pandangan keluar jendela, sambil kedua tangannya menutupi pipinya yang memerah.

Sebuah buku mengatakan, bahwa saat seseorang sedang memikirkan orang yang dia suka, maka wajahnya akan memerah dan jantungnya akan berdebar kencang.

'Suka?' An Ziqi kaget dengan pemikirannya.

Tidak, Tidak, ini pasti hanya khayalannya saja.

Cara pria itu menjawab telepon dengan lembut beberapa hari yang lalu, tiba-tiba terlintas di benaknya.

Pria itu sudah mempunyai orang yang dia sukai. Hanya Yinning yang bersikap baik kepadanya. Benar, dia hanya seorang pengasuh, itu saja.

Pipi yang memerah dan jantung yang berdegup kencang, mungkin karena cuaca yang terlalu panas!

Seseorang secara sadar mengabaikan suhu AC yang dingin di dalam mobil!

Dia jadi terlambat karena jalanan sangat macet. Akhirnya mereka harus lewat jalan yang lain.

Ketika An Ziqi melihat toko tempat dia membeli baju terakhir kali, An Ziqi terkejut karena tidak melihat toko itu lagi disana.

"Petugas toko melayani pembelinya dengan sangat buruk, sehingga tokonya bangrut!"

'Kata ayahnya tentu saja!' Xiao Yinning berbicara dalam hati.

Namun, melihat ibunya yang merasa tidak nyaman, dia memutuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya sebab akan menyakitinya nanti.

Ketika sampai di rumah, An Ziqi langsung memasak makan malam. Kebetulan juga, Xiao Moli pulang tepat waktu.

Di meja makan, An Ziqi bertanya dengan bersemangat, "Apakah kamu kenal dengan Presiden Xiao dari Huanyu International?"

Xiao Moli terdiam saat mengambil sayuran, kemudian melanjutkan makan seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Xiao Yinning menatap An Ziqi dengan ekspresi aneh, lalu mengangguk, "Aku tahu, ada apa?"

"Besok aku dan peserta lainnya akan pergi ke Huanyu. Hari ini, aku mendengarkan perbincangan mereka tentang Presiden Xiao. Dia memiliki banyak usaha, sekaligus pebisnis muda dan menjanjikan, tampan dan berbakat… " An Ziqi menghitung setiap pendapatan yang dia dengar tadi menggunakan jarinya.

"Dia selalu menempati peringkat pertama dalam daftar Suami Nasional atau pria yang paling ingin dinikahi oleh wanita di negara ini… "

Xiao Yinning menatap Xiao Moli yang sedang makan dengan tenang di sebelahnya.

Senyum tidak enak muncul dari sudut mulutnya, dan sepasang mata besarnya menatap An Ziqi dengan cerah.

"Lalu, apakah kamu juga mau menikah dengannya?"

An Ziqi berpikir dan menjawabnya dengan serius, "Tidak mau."

"Mengapa? Bukannya kamu bilang dia sangat luar biasa?" Xiao Yinning bertanya dengan bingung.

An Ziqi berbicara dengan senyuman jahat di wajahnya. "Suami nasional, setiap malam berapa banyak wanita yang akan di tidurinya… "

"Uhuk uhuk." Di sisi lain, Xiao Moli yang sedang makan tiba-tiba tersedak.

Melihat ini, An Ziqi segera menuangkan segelas air lalu memberikan kepada Xiao Moli. Perkataannya sangat ambigu.

"Apa yang membuatmu terkejut hingga tersedak? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Iya bu, kamu benar. Sungguh menyedihkan, begitu banyak wanita yang setiap hari menjadi teman tidurnya." Akhirnya Xiao Yinning tidak bisa lagi menahan tawanya.

Xiao Moli meliriknya dengan wajah yang suram lalu mengatakan, "Makan."

An Ziqi menggelengkan kepalanya, Dia tidak tahu apakah itu perasaannya saja. Mengapa dia merasa bahwa wajah Xiao Moli jadi sedikit gugup?