webnovel

Adu Domba

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Haha, jika Tuan Zhang menyukainya, maka aku akan berikan dia kepada Tuan Zhang. Lagipula aku masih menyukai tipe wanita yang seperti ini." ucap Tuan Qin sambil memandangi wanita cantik di sebelahnya dan tertawa. Kemudian dia meletakkan tangan kirinya di pinggang kecil wanita cantik itu, sedangkan tangan kanannya mengusap dadanya untuk beberapa saat.

"Haha, Tuan Qin sangat mengenalku, kalau begitu aku permisi."

Setelah berbicara dengan Tuan Qin, Tuan Zhang lalu berdiri dengan senyum jahatnya dan berjalan ke arah An Ziqi, "Wah, wanita ini terlihat cukup menarik rupanya, betapa kesepiannya kamu duduk di sini sendirian. Ayo, wanita manis aku ajak kamu bermain."

Kemudian dia duduk tepat di samping An Ziqi, lalu mengulurkan tangannya mencoba memeluknya.

An Ziqi yang sadar, langsung berdiri dan pindah ke tempat lain untuk mencari Xia Tianxing.

Tuan Zhang yang sebelumnya selalu bermain dengan banyak wanita. Telah melihat banyak trik seperti trik tarik ulur, dia berpikir bahwa An Ziqi juga memainkan trik seperti ini, dan dia pasti ahli dalam hal itu.

Sambil tersenyum, dia kemudian menarik An Ziqi ke sisinya dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya.

"Ayolah, nona cantik, jangan malu-malu."

"Lepaskan aku."

An Ziqi berjuang agar bisa lepas dari pria itu.

Di sisi lain Xia Tianxing juga menolak memakan pil itu. Awalnya dia hanya sekedar minum bersama Tuan Wang di sebelahnya.

Melihat situasi saat ini, dia langsung berdiri dengan tergesa-gesa. Dan berniat pergi dari kerumunan ini.

Namun, dia didorong dengan kuat ke sofa oleh Tuan Wang.

"Kenapa, apa tidak cukup bermain denganku? Apakah kamu juga ingin bermain dengan Tuan Zhang?"

Xia Tianxing saat ini khawatir, namun tetap mencoba tersenyum. Berpikir, bagaimana An Ziqi bisa menghadapi orang-orang itu.

"Apa yang Tuan Wang katakan? Adikku itu sangat pemarah. Aku takut jika nantinya dia akan menyinggung Tuan Zhang."

"Jangan khawatir, aku lihat adikmu bukanlah orang yang pemarah. Maka dari itu Tuan Zhang menyukainya."

Tuan Wang melihat sekilas ke arah An Ziqi, dan berkata tanpa tersenyum.

Sebelumnya dia telah dipermalukan oleh An Ziqi di meja makan tadi, dan itu membuatnya jadi kesal.

Saat ini, ada seseorang yang mencoba memberi An Ziqi pelajaran. Tentu saja membuat Tuan Wang senang melihatnya.

Bagaimana mungkin dia membiarkan Xia Tianxing pergi untuk menyelamatkannya.

Di dalam ruangan saat ini, sebagian besar wanita telah kehilangan kesadaran mereka setelah makan pil tadi.

Berbeda dengan Lin Kelan yang mempunyai status di kota S, sebagai putri dari grup Changxing.

Membuat Tuan Qin kesulitan untuk memaksanya memakan pil itu.

Lin Kelan sedari tadi duduk di pelukan Qin Yong dengan santai, sambil menyaksikan An Ziqi yang sedang berjuang sendirian. Kemudian dia berkata sambil tersenyum.

"An Ziqi, pakaian apa yang kamu pakai itu? Jangan terlalu sombong. Akan sangat menguntungkan bagimu jika kamu bisa melayani Tuan Zhang dengan baik."

"Lin Kelan, jaga ucapanmu itu."

An Ziqi mendongak dan berkata dengan emosi pada Lin Kelan.

Lin Kelan tertawa.

"Kenapa, akan sangat menguntungkan bagimu jika melayani tuan Zhang. Apa kau lebih menginginkan Tuan Xiao sekarang lalu memandang rendah Tuan Zhang kami?"

"Lin Kelan, jika kamu memang menyukainya. Maka aku akan memberikannya padamu." ucap An Ziqi sambil menampar Lin Kelan.

Wanita ini yang telah menimbulkan masalah pada saat konferensi pers Huanyu, dia bahkan belum menyelesaikan masalah itu dengannya. Dan sekarang dia dengan berani mendorong nya ke dalam kegelapan.

Bagaimana bisa Lin Kelan menyuruhnya untuk melayani Tuan Zhang yang menjijikkan itu.

Melihat Tuan Zhang di samping An Ziqi, Lin Kelan kemudian mengadu domba dan berkata, "Tuan Zhang, aku pikir dia memandang rendah anda saat ini."

Begitu Tuan Zhang mendengarnya, wajahnya langsung menjadi suram.

Beraninya wanita itu memandang rendah dirinya. Jika hal seperti ini menyebar, apa yang akan dipikirkan oleh para petinggi di Industri Hiburan nantinya?

Tuan Zhang lalu mengangkat tangannya dan meremas dengan kuat dagu An Ziqi.

Dia berkata dengan sengit, "Apa? Beraninya kamu memandang rendah diriku?"

Dibalik wajahnya yang tegas, sekarang mulai terlihat senyuman mengerikan di wajah besarnya itu.