webnovel

BAB 14 . HANYA KAGUM

Angin berhembus.

Pantai ini indah tapi Sahrul tidak bisa menikmati keindahannya.Mutiara duduk di hadapannya.Mereka duduk di kursi yang berhadapan dengan sebuah meja diantara mereka.Tenda terpasang di atas mereka.Pelayan datang membawakan pesanan Mutiara berupa es kelapa muda 2 porsi.

"Minumlah."kata Mutiara kepada Sahrul.

"Aku tidak haus."kata Sahrul lemas.

"Kau bisa dehidrasi."kata Mutiara."Kulihat seharian kau tidak makan dan tidak juga minum."

Sahrul terdiam.

"Kau boleh patah hati tapi jangan lupa dengan kesehatanmu."kata Mutiara memberi nasihat."Kalau kau sakit,bagaimana kau bisa menculik Nadia?"

Ombak berkejar-kejaran di kejauhan sana.

"Kenapa kau jadi perhatian kepadaku?"tanya Sahrul heran.

"Karena aku sudah banyak berhutang budi kepadamu."jawab Mutiara.

"Aku ikhlas melakukan semuanya."kata Sahrul tulus."Jangan merasa berhutang budi."

"Sejak kau berhasil membujuk Chef Vendis aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku."kata Mutiara."Aku tidak mau sahabatku bersedih."

Sahrul meneteskan airmatanya.Namun dia buru-buru menghapusnya.

"Aku pikir aku bisa mati saat acara lamaran tadi."kata Sahrul sendu.

"Kalau kau mati aku bisa membunuh Rehan untukmu."kata Mutiara cepat.

Sahrul tersenyum.Dia kemudian meminum es kelapa muda yang ada di hadapannya.Rasanya segar dan manis.Pelayan kemudian datang lagi membawa hidangan udang goreng tepung sepiring penuh dan nasi 2 porsi untuk Mutiara dan Sahrul.

"Makanlah."kata Mutiara.

"Aku tidak lapar."kata Sahrul enggan.

"Mau kusuapi?"tanya Mutiara.

"Kata-katamu mengingatkanku kepada Rehan dengan Nadia yang sering suap-suapan."jawab Sahrul sedih.

Mutiara nyengir.Dia benar-benar mau menyuapi Sahrul.Dia menyodorkan sendok berisi nasi dan udang goreng di mulut Sahrul.

"Open your mouth."kata Mutiara setengah memaksa namun lembut.

Sahrul masih menutup rapat mulutnya.

"Kau harus makan untuk energi ekstra.Setelah ini kita harus bekerja lagi.Acara lamaran besok jauh lebih menguras tenaga di banding hari ini."kata Mutiara mengingatkan Sahrul.

Sahrul pun membuka mulutnya.Mutiara sukses menyuapinya.Sahrul mengunyah makanan itu dengan sangat lambatnya.Mutiara sangat prihatin melihat kondisi Sahrul saat ini.Dia berharap Sahrul bisa tetap baik-baik saja sampai dia berhasil menculik Nadia.

"Apa sebaiknya kau lupakan saja Nadia?"tanya Mutiara menawarkan saran.

"Saran yang salah.Apapun pendapatmu tentang Nadia,aku tetap mencintainya."jawab Sahrul.

"Kalau aku jadi kau,aku akan mencari gadis yang jauh lebih cantik dari Nadia.Kau sangat kaya,beristri 4 pun tak masalah."kata Mutiara.

"Aku tidak suka berpoligami."kata Sahrul.

"Kau memang suami idaman banyak wanita."kata Mutiara memuji.

Mutiara kemudian makan dengan lahapnya.Sahrul belum juga selesai mengunyah makanan yang tadi disuapkan Mutiara.Mutiara sudah selesai makan tapi Sahrul belum.

Mutiara menyerah.Makanan yang tidak dimakan Sahrul dia bungkus dan diberikan kepada pengemis yang lewat.Mutiara juga memberikan pengemis itu es kelapa muda dan beberapa lembar uang ratusan ribu rupiah.Setelah itu Mutiara mengajak Sahrul ke kantor JBWO.

Tiba di kantor JBWO Mutiara langsung mengadakan meeting dengan beberapa kru JBWO yang akan terlibat dalam acara lamaran esok hari.Semua hal terkait acara lamaran dibahas disini.

Kakek Rehan berdarah NTB sehingga lamaran kali ini menggunakan adat Mandalika NTB.Sebuah adat yang tergolong unik bagi kru JBWO termasuk Mutiara.Selama JBWO berdiri baru pada acara lamaran Rehan inilah mereka menangani lamaran dengan konsep adat Mandalika NTB.

"Kami akan mendekorasi rumah Rehan 1 jam kemudian."kata Armita.Sekarang sudah pukul 04.00 sore.

"Usahakan tugas kalian berakhir jam 11 malam."kata Mutiara.

"Pasti,bu."kata Armita."Tim B juga sudah lama bekerja di rumah Rehan.Mereka sudah disana sejak tadi pagi."

"Baguslah kalau begitu."kata Mutiara."Karena acara lamaran akan dimulai jam 3 subuh."

Meeting pun usai.Semua ke pos kerja masing-masing.Mutiara mengajak Sahrul untuk menjenguk MC yang mengalami kecelakaan tadi siang.Sebelum ke rumah sakit Mutiara membelikan buah-buahan untuk sang pasien.Mutiara dan Sahrul pun tiba di rumah sakit.Sang pasien bahagia dijenguk oleh bos dan asisten bosnya.

"Apa sudah ada penggantiku untuk acara lamaran esok?"tanya sang MC.

"Belum ada."jawab Mutiara."Sinu masih jadi MC dadakan."

"Semangat,Sinu!"seru sang MC memberikan dukungan."Hm....kau pasti dapat banyak bonus nih karena jadi MC sekaligus asisten bos."

Sahrul tersenyum mendengarnya.Dia memang mendapat bonus besar bahkan tepat setelah acara lamaran usai Pak Didit memberinya amplop khusus.Beliau kagum dengan kemampuannya sebagai MC.Sahrul memang dapat banyak uang tapi hatinya sangat terluka.Luka itu akan semakin menganga jika esok acara lamaran dengan adat Mandalika NTB itu terlaksana.

Setelah menjenguk pasien dan memberinya santunan yang lumayan banyak,Mutiara kemudian mengajak Sahrul untuk pergi dari rumah sakit.Mereka menuju ke rumah Rehan untuk meninjau lokasi dan suasana kerja di tempat tersebut.

"Banyak sekali kau memberi santunan kepada MC tadi,kau juga sangat bermurah hati kepada siapa saja."kata Sahrul ketika mereka masih dalam perjalanan ke rumah Rehan.Sahrul mengemudikan mobil dan Mutiara duduk di sampingnya."Kita belum lama mempelajari laporan keuangan JBWO,aku rasa kau memberi santunan tadi dari uang pribadimu."

"Bagiku semua karyawanku adalah keluarga.Aku senang bisa memberi banyak kepada mereka meski itu di luar budget perusahaan.Memang uang tadi dari dana pribadiku sendiri."kata Mutiara tulus.

"Karena kemurahan hatimu,aku yakin itu yang menjadikan JBWO menjadi besar seperti sekarang ini."kata Sahrul kagum.

"Semua karena Allah."kata Mutiara tulus.

"Kau memang gadis yang baik.Jujur aku kagum kepadamu.Apa kau mau kalau aku jodohkan dengan Emal?"tanya Sahrul.

"Emal sekretaris di hotelmu itu?"tanya Mutiara memastikan.

"Ya.Dia jomblo abadi.Dia juga sangat baik hati."jawab Sahrul mempromosikan Emal.

Mutiara tersenyum mendengarnya.

"Untuk sekarang aku belum mau memiliki pasangan.Maaf,aku menolak perjodohan ini."kata Mutiara.

"Tak apa.Kau bebas menentukan pilihan.Tapi,kapanpun kau mau punya pasangan segera beritahu aku karena aku bisa membantumu mencarikannya."kata Sahrul tulus.

Tak terasa mereka sudah tiba di tempat tujuan.Sahrul turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Mutiara.Mereka berdua kemudian melangkah bersama.

Kru-kru JBWO bekerja dengan sangat rajin.Halaman rumah sudah dipasangi tenda.Langit-langit tenda sangat indah.Dekorasi di halaman sangat bernuansa NTB.Lampu kerlap kerlip terpasang dimana-mana.Mutiara dan Sahrul memantau pekerjaan para kru.Tak lupa Mutiara memesan ayam goreng fastfood dalam porsi banyak khusus untuk para kru yang sedang bekerja.Sahrul sebagai asisten tahu betul bahwa dana traktiran ini bukanlah dari dana perusahaan.Dia yakin Mutiara merogoh uang pribadinya untuk melakukan semua ini.

Mutiara adalah bos yang baik,puji Sahrul dalam hati.

Sahrul berharap Mutiara bisa mendapatkan jodoh yang sempurna.Gadis sebaik ini memang hanya pantas untuk pemuda berjiwa mutiara.

Jam 11 malam pekerjaan para kru telah rampung.Mutiara bersyukur akan hal itu.Sebelum para kru pulang ke rumah Mutiara memberikan amplop bonus untuk mereka semua.Semua senang dan menerimanya dengan tulus ikhlas.Sahrul kembali memuji dalam hati akan kebaikan Mutiara karena dia sebagai asisten yang tahu betul laporan keuangan perusahaan tahu betul bahwa sumber dana dari amplop bonus itu bukanlah dari dana perusahaan.Sahrul tahu bahwa JBWO hanya akan memberi bonus setelah acara lamaran usai esok hari.Sahrul yakin pasti Mutiara kembali menggunakan uang pribadinya untuk memberikan bonus-bonus ini.

"Kalau ibu yang menikah,saya siap bekerja tanpa digaji untuk dekorasi."kata salah satu kru kepada Mutiara.

"Jangan begitu."kata Mutiara."Meski bos yang menikah kalian tetap harus profesional."

"Semoga ibu lekas menikah dengan Sinu."kata kru JBWO yang lain.

"Aku dan Sinu hanya sahabat.Semua yang kalian dengar tentang kami hanya gosip.Sinu hanya asisten saya."kata Mutiara memberi penjelasan terkait gosip yang sudah terlanjur beredar tentang hubungannya dengan Sahrul.

" Asisten seumur hidup.Imam ibu."kata salah satu kru yang lain lagi.

Mutiara menggeleng-gelengkan kepalanya.Para kru JBWO kemudian pulang ke rumah masing-masing.Mutiara dan Sahrul juga pulang.Sahrul mengantar Mutiara ke apartemennya.Setelah itu Sahrul kembali ke rumahnya dengan menggunakan Grab.

.........