"Hai, kakak perempuan. Kebetulan sekali, apakah kamu menemukan tempat ini juga?"
Tania mengangkat matanya dan tersenyum. Dia tidak bermaksud untuk beridiri
sama sekali. Dia duduk di atas alas daun kering, memegangi lututnya dan melihat telur yang sedang dipanggang dengan serius. Oh, telur itu dipanggang oleh Wirabumi.
Menurut kata-kata Wirabumi, bagaimana sepupunya bisa melakukan pekerjaan kasar
seperti itu? Sepupu hanya perlu menunggu untuk makan.
"Kakak perempuan tertua ada di sini tepat waktu. Sepupu dan aku bepergian bersama.
Aku tidak sengaja menemukan telur di sini. Kelihatannya enak, jadi aku meminta sepupu
untuk memanggangnya."
"Sudah lama dipanggang, dan aku tidak tahu jenis telur monster apa itu." Tania
bergumam pada dirinya sendiri, dan kemudian berkata kepada Wirabumi, "Sepupu, apakah
akan segera matang?"
"Apakah sepupu sudah lapar? Aku akan memberimu buah untuk dimakan."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com