Khulafaur terbangun dari mimpi panjang tersebut untuk mendapati dirinya di sebuah padang rumput yang luas.Burung berkicau,pohon melambai terkena angin,matahari yang memunculkan sinarnya dari arah timur sehingga terbentuklah bayangan pohon ke arah barat.Tak ada seorang pun di sekitarnya melainkan sebuah mobil terbengkalai yang masih memiliki potensi untuk berfungsi.Khulafaur mulai bangkit dan berjalan menuju ke arah mobil tersebut,awalnya ia tidak ingin menggunakan mobil tersebut dikarenakan hati nuraninya yang memiliki simpati terhadap pemilik mobil namun tak ada pilihan lain.Ia mulai memasuki mobil tersebut dan menyala mesin mobil dengan putaran kunci yang masih tertancap pada lubangnya.Mobil tersebut masih menyala dengan keadaan normal,Khulafaur mulai menggunakan mobil tersebut untuk mencari jalan ke kota.Di saat rute jalan tersebut mulai menuruni bukit,ia melihat sebuah pemandangan aneh yang terasa pernah di alami dirinya saat masih remaja.Dua gunung kembar,padang pasir di samping kanan dan kiri jalanan,dan beberapa tanaman kaktus yang persis sama dengan apa yang di alaminya.Dengan memberanikan diri,Khulafaur menancapkan gas dan menghampiri Dua gunung tersebut dengan kecepatan penuh.Setelah mencapai tempat yang diinginkan,Khulafaur turun dari mobil tersebut dan mendaki yang dimulai dari gunung sebelah kanan tanpa peralatan profesional apapun.Gunung di bagian sebelah kanan adalah gunung yang dingin sedangkan gunung di sebelah kiri adalah gunung berapi yang tentunya sangat panas.Setelah mendaki 100 meter di atas permukaan laut,ia menemukan sebuah kuil kuno bernama "Sita Atman".Khulafaur memeriksa ke dalam kuil tersebut untuk melihat apakah ada seseorang namun yang hanya ia temukan adalah seorang makhluk raksasa yang sedang bermeditasi.Secara tiba-tiba,raksasa itu berteriak dengan suara yang berat karna Khulafaur telah mengganggu meditasinya.
"Wah,tuan maafkan saya telah mengganggu meditasi mu... " Khulafaur meminta maaf kepada raksasa tersebut dengan suara gemetar.
Raksasa itu mulai bangkit dan berlari ke arahnya namun untung saja Khulafaur bisa menghindar sebuah serangan yang mematikan.Khulafaur teringat bahwa
Prakāśa pernah mengizinkannya untuk membawa kantong bubuk kristal dari alam mimpi ke alam dunia,ia pun mengecek sakunya dan mulai melemparkan bubuk-bubuk tersebut ke arah raksasa tersebut.Bukannya melemah,raksasa itu semakin kuat dan mulai menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.Raksasa itu memegang sebuah tombak dan dengan pergerakan yang siap menusuk tubuhnya.Dalam situasi putus asa, Khulafaur meraih pisau kecil di samping pohon yang berada di belakangnya.Tak disangkanya,pisau tersebut bukanlah sebuah pisau biasanya melainkan sebuah pisau suci untuk menyegel segala makhluk berdosa yang ditinggalkan sebuah biksu.Khulafaur mendapatkan informasi tersebut setelah membaca ukiran yang ada di pisau tersebut.
"Bandhana-Kripanā, Taleopus Villus." Tertulis dalam bahasa Sanskerta.
Dengan hanya memegang pisau tersebut,dirinya secara langsung mendapatkan refleks yang lincah dan konsentrasi yang kuat.Raksasa tersebut mengayunkan tombaknya ke arah Khulafaur namun dengan mudahnya ia menghindari serangan tersebut.
"Tunduklah kamu terhadap aku,Bodhi." Raksasa tersebut memperkenalkan namanya.
Di saat Bodhi lengah,Khulafaur dengan cepatn menebas ke arah perut Bodhi dan menendangnya ke arah sebuah pohon.Saat ia ingin menebas kepala Bodhi,serangan tersebut kembali ditangkis dengan tombaknya dan menusuk perut Khulafaur.Perut Khulafaur secara cepat mengeluarkan pendarahan dahsyat dan dirinya terbaring ditanah.Sang Raksasa Bodhi dengan cepat bangkit dan menusuk kepala Khulafaur namun secepat kedipan mata,Khulafaur telah berada di belakang lehernya dan menyayat leher Sang Raksasa Bodhi dengan bagian belakang pisau tersebut.Sang Raksasa Bodhi seketika lumpuh dan menjadi batu di tempat,Khulafaur yang melihat kejadian ini hanya bisa tercengang dan mencoba untuk menemukan sebuah barang untuk menyegel makhluk tersebut secara penuh.Setelah berjalan ke dalam kuil dan di luar kuil,ia tak menemukan suatu alat atau benda apapun untuk menyegel makhluk tersebut sepenuhnya tetapi ia menemukan sebuah kertas misterius
"Tasya prāṇino pāpam pṛṣṭhe likhatu"Tertulis pada kertas tersebut.
Khulafaur tak sepenuhnya memahami Sanskerta namun ia tetap bisa memahami kalimat tersebut.Ia mulai mengukir kejahatan dan dosa makhluk tersebut dalam bahasa Indonesia di punggung Bodhi.Sebuah cahaya emas mulai terbentuk di sekitar pinggang Sang Raksasa Bodhi dan membentuk cincin yang melingkari tubuhnya.Rasa lega menenangkan Khulafaur dari pertempuran sengit tersebut dan ia mulai melanjutkan pendakiannya.300 meter di atas permukaan laut,Khulafaur menemukan sebuah manuskrip dan pohon-pohon dengan buahnya yang memiliki aneka ragam warna.Khulafaur membuka manuskrip tersebut dan tertera sebuah judul bernama "Manuskrip Malla dan Licchava,Sander Bozlika",ia membalikkan halaman demi halaman untuk memahami isi dari manuskril tersebut.
"Makanlah dua buah apel berwarna merah dan kamu menjadi kuat,makanlah dua buah apel berwarna biru dan kamu jadi lemah,gabungkan keduanya, kamu menjadi seseorang yang tersesat,yang di maksud sesat adalah seseorang menjadi tak tahu arah jika hanya memiliki keduanya,setiap hidup kita harus memilih satu jalan,jika kamu sudah memilih keduanya,energi jahat dan segala konsekuensi yang mungkin ada akan membangun sebuah jiwa baru di dalam dirimu."Isi dari manuskrip tersebut.
Khulafaur hanya bisa menuruti apa yang diinginkan buku tersebut dan memakan satu jenis apel lalu memakan jenis yang kedua namun tidak secara sekaligus.Setelah beberapa detik sesuatu yang buruk terjadi,manuskrip tersebut tidak menyebutkan bahwa harus menunggu satu jam untuk memakan apel jenis berikutnya namun sudah terlambat.Pohon apel tersebut mulai membusuk dan sebuah monster muncul dari masing masing pohon.Monster tersebut memiliki ciri-ciri yang identik dengan apa yang dijelaskan di manuskrip tersebut,setinggi 6 kaki,memiliki rambut yang panjang,mengeluarkan radiasi mematikan,bertangan 9,dan memiliki senjata di masing masing tangan.Khulafaur mencoba mundur dikarenakan ia tahu bahwa jika terlalu dekat dengan monster tersebut, radiasi yang dipancarkan dapat membunuh dirinya.Di saat monster itu mulai mendekat,sebuah petir menyambar dan memperlihatkan sebuah biksu tua dengan pakaian berwarna merah dan jingga.Radiasi yang dipancarkan monster tersebut dan mempengaruhi badan sang biksu melainkan sebaliknya,cahaya yang dipancarkan tubuh biksu itu membuat monster tersebut mundur dan berlari ketakutan.Biksu tersebut memberikan monster tersebut waktu untuk melarikan diri dan menghilang dari pengelihatannya,Selang beberapa waktu biksu tersebut mulai mengucapkan sebuah mantra lalu ia kemudian melompat lebih dari 70 meter untuk menyerang monster tersebut yang sedang bersembunyi.Sebuah kertas mantra dilemparkan kepada monster tersebut dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara,kertas mantra tersebut tepat mengenai kepala monster dan mulai menghancurkan tubuhnya.Tubuh monster tersebut mulai membusuk,kepalanya mulai meleleh,tulangnya mulai keropos,dan keberadaannya menjadi samar-samar.Khulafaur sangat berterimakasih kepada biksu tersebut dan meminta untuk diberi tahukan caranya namun biksu tersebut tak berbicara apa-apa dan menghilang,meninggalkan sebuah buku kuno dengan isi dan halaman yang sangat tipis.Di saat keadaan sekeliling sudah sunyi,Khulafaur melanjutkan perjalanannya sambil membaca buku tersebut.
"Buku ini digunakan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai tekad kuat untuk memiliki kekuatan,semakin kuat kekuatan mu maka semakin kuat pertanggungjawabanmu.Mantra yang akan tercantumkan di buku ini adalah mantra menghilang,mengontrol api,mengontrol tanah,mengontrol es,dan 50 kekuatan yang lainnya." isi dari buku tersebut.
"Aku tak bisa menerima buku ini,mau bagaimana pun hanya Xavi lah yang bisa mempertahankan pertanggungjawaban seperti ini dengan baik"Pujian Khulafaur.
Khulafaur melanjutkan perjalanannya sambil memegang erat buku tersebut di tangan kanannya.650 meter di atas permukaan laut,ia menemukan sebuah hutan hujan tropis dengan dedaunan yang lebat.Saat memasuki hutan tersebut,Khulafaur menemukan banyak sekali buku yang tergeletak dan salah satu nya berjudul "Rahasia Alam Semesta,Solomon Samalkhaim dan Malaikat Cosekh Ha'shodot".Dengan rasa penasaran,Khulafaur mengambil buku tersebut dan terpaksa harus membawa dua buku yang berat.Beberapa hari telah terlewatkan tanpa disadari oleh Khulafaur,Hutan tersebut rupanya tak berujung dan terus menerus menciptakan hutan yang sama.Saat ia melihat ke arah langit,sebuah meteor besar sedang terbakar dan menuju kearahnya.Tak sempat berlari,Khulafaur tertindas dan terbakar oleh meteorit tersebut namun ajaibnya ia selamat.Ternyata,sebuah kubah melindunginya dari kobaran api meteorit tersebut.Khulafaur bangkit dan kubah tersebut mengubah bentuknya menjadi bola sempurna sebagai tanda untuk dibawa oleh dirinya namun bola tersebut pecah dan mengeluarkan radiasi besar yang hampir membuat Khulafaur mati.Bola tersebut pecah dikarenakan kelalaian dirinya dalam menangkap sesuatu dengan cepat.Radiasi tersebut terus berpancar dan menghabisi segala sesuatu di sekitarnya.
To be continued...