Mark merasa resah karena jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi Megan belum juga sampai rumah sakit dan belum membalas pesan yang dikirim sejak dua jam yang lalu. "Duh, di mana Megan, ya? Kenapa nggak balas? Meski sama bundanya, harusnya ada kabar. Nggak bikin khawatir gini," ujar Mark yang resah.
Beberapa saat kemudian suara pintu kamar bangsal terbuka perlahan membuat Mark langsung menengok ke arah. "Megan?" tanya Mark yang terus memikirkan kekasihnya.
"Loh, kenapa belum tidur, Mark?" Megan menutup kembali pintu kamar bangsal.
"Aku dari tadi menghubungi kamu. Kenapa nggak balas? Bikin khawatir aja," ujar Mark yang belum bisa tidur karena khawatir.
"Maaf, tadi aku ajak Bunda ke Malioboro jadi sekalian makan and jalan-jalan. Ini aku juga bawa buah buat kamu. Jangan marah, ya, Sayang," kata Megan sambil tersenyum menatap kekasihnya. Dia segera meletakkan barang bawaan ke atas meja dan mendekat ke arah Mark.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com