webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Two Heart of My heart

siang ini riri dan zhi han sedang berada di sebuah rumah sakit, mereka pergi ke dokter kandungan sekaligus ingin konsultasi dengan sang dokter yang menangani kehamilan riri.

"dug..dug..dug..." suara detak jantung saling bersenandung dalam perut riri. zhi han yang melihat layar monitor sangat kagum sekali.

" janinnya sehat,,,semuanya baik baik saja, pak zhi han mesti jadi suami siaga ya...dan banyak bersabar ..." ucap sang dokter yang memahami keadaan suami sang pasien bila istrinya lagi hamil.

riri bahagia mendengar janinnya baik baik saja, padahal ia sempat khawatir karena beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan diperusahaannya.

" maaf, dok apa pemeriksaannya sudah selesai, atau..." ucap riri terpotong ketika zhi han meraih jemarinya.

" sweety...boleh aku berbicara berdua dengan dokter, aku mau konsultasi " ucap zhi han meyakinkan. riri sempat di landa pertanyaan, kenapa hanya suaminya berdua dengan dokter ada apa ini. namun dengan langkah enggan riri menurut saja, kebetulan ia ada janji dengan prima yang menunggunya di kantin rumah sakit ini.

sepeninggal istrinya , zhi han mempertanyakan apa ada permasalahan dengan kesehatan istrinya.

" istri anda mengalamin sedikit stress, apa ia sedang banyak pekerjaan, pak..buatlah ia bersantai sejenak, jangan sampai rutinitas pekerjaannya menghambat kesehatan sang ibu, ini sangat berpengaruh pada keadaan janinnya nanti, karena..ada dua jantung dalam rahim istri anda." ucap dokter kandungan.

" what...anda tak salah bicara kan dok...dua jantung...maksudnya.." ucap zhi han tak mengerti.

segera sang dokter memperlihatkan kembali layar monitor yang memperlihatkan keadaan kandungan istrinya. " lihat pak... ini janin yang satunya... artinya..istri anda hamil anak kembar, saya sengaja tak memperlihatkannya tadi di hadapan istri anda..karena melihat kondisi istri anda yang sepertinya di rundung kegelisahan. coba lah ajak istri anda rehat sejenak, seperti pergi berlibur...hibur hatinya hingga kondisinya membaik, ibu hamil itu harus bahagia pak.." ucap sang dokter yang membuat zhi han semakin mengerti. walau ia akui istrinya dalam beberapa minggu terakhir mengalami pekerjaan yang padat, sekalipun zhi han berada di sampingnya, tetap saja ia tak mampu melarang istrinya melakukan pekerjaannya, istrinya memang gila kerja semenjak hamil. ia tak pernah mengurangi kegiatannya. alasannya hanya bawaan ngidam. aneh memang.

" dokter... apakah baik baik saja dok, mengajak istri saya bepergian jauh, ia bilang ia sangat kangen dengan keluarganya di vietnam." ucap zhi han.

" tentu pak..terlebih ia sangat merindukan keluarganya, ajaklah...mungkin istri anda akan merasa nyaman di sekitar keluarganya. saya akan memberi resep obat dan vitamin agar kandungan istri anda sehat dan kuat. " ucap sang dokter sambil tersenyum dan mencatat beberapa resep obat untuk riri.

*****

riri melangkahkan kakinya di koridor kantin rumah sakit mencari cari sosok sahabat karibnya. iapun melihat lelaki itu dengan kacamatanya yang bertengger di hidung mancungnya. riri tersenyum dan berjalan ke arahnya.

" woyy... ngelamunin apa nihh " ucap riri menepuk pundak prima.

" kamu nihh,ngagetin aza " ucap prima sambil menjitak dahi riri pelan.

" aww..kebiasaan yang gak mau ilang nih si frangky.." ucap riri mengelus dahinya sambil mengucapkan julukan untuk sahabatnya ini.

" ya.. kamu juga siih..dasar cucut " ucap prima membalas julukan riri.

" gimana nih, kamu maukan bantu aku.." ucap riri membuka kalimatnya dengan mata memelas.

" yaa...oke...tapi..kamu harus ngasih seperempat saham di perusahaan itu buat aku, zaman sekarang gak gretonk tauu...cucucuutt.." ejek prima sambil menyedot minumannya.

" busyeet,, si frangky pintar berbisnis ya sekarang.." ucap riri tak percaya.

" kan di ajarin si cucuuutt " ucap prima.

" ya...berhenti panggil aku cucut... frangky..gak lucu..aku udah dewasaa.." ucap riri mencubiti lengan prima dengan usilnya.

sementara ada sepasang mata yang memandang kelakuan mereka barusan. ada rasa cemburu dan ada rasa penasaran apa yang dilakukan istrinya dengan pria itu, sangat akrab dan terlihat intim. bagaimana tidak pria itu mencubiti pipi istrinya dengan gemas dan sayang. karena tak tahan melihatnya, dengan pandangan tajam zhi han melangkah mendatangi istrinya.

" kamu di sini ternyata ! " ucap zhi han dengan nada berat dan dingin. membuat dua sahabat melongo terkejut dan saling berpandangan. kemudian tertawa bersama karena melihat wajah zhi han yang merah karena tersulut rasa cemburu.

" cucuutt zeyyeng...siapa lelaki ini, menganggu kita az.." ucap prima dengan kalimat manja dan mengacak ngacak rambut riri kemudian menciuminya tangan riri . membuat zhi han semakin gusar.

sedang riri hanya diam membisu melihat suaminya dengan wajah yang diliputi amarah, sementara sahabatnya masih saja dengan keusilannya.

" frangky...kayaknya nih lelaki marah ma aku deh..eh...kamu kayaknya.." ucap riri sambil memandangi wajah suaminya.

" cucuut zeyyeng...bukan aku...tapi kitaah" ucap prima dengan manja karena ia ingin mengusili suami sahabatnya dan ingin melihat secemburu apa suami sahabatnya ini.

" sweety... hentikan,,, ini gak lucu...siapa lelaki ini" ucap zhi han tegas

" what..sweety..gak salah..itu sebutan buat si cucuutt..." ucap prima terkejut sambil menahan tawanya.

" frangkyyyhh...usil banget deh..dia sweetheart aku...suami aku " ucap riri membuat prima terbatuk batuk dengan sebutan barusan. gak salah kah..sahabatnya ini yang agak tomboy berubah semanis itu.

" nihh..." ucap riri sambil memasukkan sandwich ke mulut prima sahabatnya.

" melongo az, sambil manyun gitu,,, usil kamu gak ilang ilang.." ucap riri tertawa kecil.

" sweetheart...ini kenalin..prima yang aku ceritakan beberapa waktu yang lalu" ucap riri menjelaskan.

mendengar nama prima, alis zhi han terangkat sebelah.

" jadi ini yang namanya prima.. oughh " fikirnya.

" hai...aku prima sahabat riri dari orok mpe sekarang. " ucap prima mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada zhi han.

" bukannya nama kamu frangky ya barusan tadi...ya kan sweety..kamu panggilnya frangky..." ucap zhi han membalas keusilan prima.

" busyett dah...kamu cerita apa sama dia cut..." ucap prima sedikit kesal membuat riri tertawa nyaring. melihat kelakuan suami dan sahabatnya yang saling lempar julukan.

" jangan panggil cucut dong di depan suami aku...gak enak banget " ucap riri memelas.

" lah suami mu..manggil aku frangky...sedih gue.. kemaskulinan aku kau jatuhin segitunya di depan suami mu..atiit.." ucap prima membuat riri semakin tertawa.

" sweetheart gak usah di dengerin ya..sahabat aku ini emang gini...rada rada miring sebelah gitu.." ucap riri sambil mencubit gemas pipi suaminya yang amarahnya mulai mereda.

" kamu kok gak bilang mau ke kantin bareng dia" ucap zhi han.

" sorry..tadi buru buru, kamu juga lama banget konsultasi ma dokter, emang ada apa.. " ucap riri penasaran.

" kita kan mau ke vietnam, jadi aku lama tanya tanya sama dokternya, dan dokter ngasih resep obat dan vitamin yang mesti kamu minum teratur nantinya, dan gak boleh lagi kerja,, kamu mesti rehat..titik no pengecualian " ucap zhi han menegaskan.

" tuuh dengerin suamimu..cucut..demi keponakan ku dan tentunya demi kamu cucut.." ucap prima membela zhi han.

" laah..baru beberapa menit di kenalin , udah saling kompak nih...waah..waah.. bakal banyak batasan ruang gerak aku ini...ohh..noo.. tega banget" ucap riri menepuk jidatnya. hingga membuat zhi han dan prima saling melempar senyum.

" cutt...gue pergi dulu ya..kayaknya ada pasien darurat nih..smile cucut.." ucap prima meninggalkan riri dan zhi han.

"ehh..lupa nih..." ucap prima berbalik membuat riri dan zhi han memandangi kelakuannya.

" cuup... " bibir prima mendarat tepat di pipi riri membuat zhi han menatap tak suka.

" woyy..ini istri aku enak aja main cium sembarangan." ucap zhi han setengah berteriak.

" aku sayang kamu cucuuutt " balas prima sambil melangkah santai meninggalkan sahabatnya. dan

🤣🤣🤣🤣... tawa riri tak terbendung lagi melihat kekocakan sahabatnya itu yang hilang meninggalkan kantin. sedang zhi han hanya merengut kesal melihat istrinya tertawa.