webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Ten trom...

" elo perlu bantuan apa jeng ri.." ucap rima yang duduk di samping riri. riri pun menyerahkan design sepatu yang ia gambar kemarin. sepatu sneaker untuk laki - laki dan perempuan di mana ada design unik berlabel nama perusahaan di dalam tumit sepatunya.

"elo pingin gue memproduksi ini, berapa banyak.."tanya rima penasaran.

" untuk sementara kurang lebih 200 pasang dan..secepatnya dalam waktu seminggu ini. dan ...yang ini..khusus.." sambung riri lagi sambil menyerahkan tambahan design nya.

" yang khusus bikin 10 pasang saja,"

" buat apa jeng yang 200 pasang." tanya rima

" karyawan gue lah jeng..." ucap riri pasti.

rima yang mendengarnya tak percaya begitu saja."lo..yakin.."tanya rima sekali lagi memastikan.

"mmmm...dan ..ini.." lanjut riri sambil menyodorkan amplop kecil berwarna hitam. rima yang membukanya terbelalak tak percaya.."😱 elo..kasih tiket perak ini buat guehh...jengg...makasih banyak.." ucap rima terharu.😭😭"

riri yang melihatnya mencibirkn mulutnya..

"😒😒 bukan buat elooohhh...rimaaa..itu buat nona Xiou.." balas riri

" gue gak mau ia diperlakukan tak pantas lagi" ucap riri.

"mmmm...nona xiou yang senang berpenampilan bold itu..yang lipstiknya merah kehitaman."

"bukan merah kehitaman az rimaa...gapi juga kadang bisa berwarna biru..". ucap riri yang tertawa mengingat pertemuan sewaktu di spanyol kemarin. dimana riri yang kebingungan dengan bahasa estonia nona xiou datang dengan PD nya, tapi yang membuat semua memandangnya adalah warna lipstiknya. Biru!.. 😬

rima yang mendengarnya ikut cekikikan... sahabatnya.. riri memang tak memandang dari segi fisik karyawannya, namun segi tanggungjawab dan kecerdasan otaknya. wajar ia memilih nona xiou yang memiliki IQ tinggi. meski kurangnya hanya dari segi penampilan.

tiket perak adalah tiket fashion yang di berikan riri secara khusus saja. di mana yang mendapatkannya bisa ke salon riri dengan gratis, dan menikmati layanan apa saja soal perawatan diri. karena riri membangun beberapa salon kecantikan dan Spa. di mana salon riri di kelola rima sahabatnya. belum lagi ia bisa berbelanja barang branded dengan harga hanya seperempatnya saja. benar benar tiket penyelamat di saat boke di bulan tua.

" rubah penampilan nona xiou ya rim.."

pinta riri. sekilas Rima memandang sekeliling ruangan kantornya.

"suami loh mana..kok ga diajak jeng ri"..sambung ria yang melihat riri datang sendirian ke kantornya.

" lagi di singapura ada urusan " ucap riri

" kapan kapan bawa dia kesini, jangan sendirian,,, jeng" ucap rima yang penasaran seperti apa lelaki yang menikahi sahabatnya.

mereka pun asyik dengan cerita cerita bahagia terutama membahas Zhi han.

*****

Zhi han yang baru tiba di perusahaan istrinya begitu menuju lift ke lantai atas ia berpapasan dengan seorang lelaki tua berambut klimis dan memakai tongkat. lelaki itu nampak menahan rasa sakit ditubuhnya. Zhi han yang melihatnya segera saja membantunya duduk ke sudut ruangan. ia menyuruh pengawal Kwang mengambilkan air minum. sambil menyandarkan tubuhnya di sofa lelaki itu mengucapkan terimakasihnya.

" bapak perlu saya antar ke rumah sakit"

tanya Zhi han.

"Khong, cam on...{tidak, terimakasih}.."

ucapnya dalam bahasa vietnam.

Zhi han yang tak mengerti minta terjemahkan pada pengawal Kwang hingga akhirnya ia hanya ter senyum kepada lelaki tua itu.

" bapak mencari siapa " tanya Zhi han

"con gai toi"(anak perempuan saya)jawabnya lagi.

Zhi han mengernyitkan dahinya, bingung sepertinya lelaki tua ini mengerti bahasanya tapi kenapa ia selalu membalas dengan bahasa vietnam. hingga ia pamit dan meninggalkan lelaki tua tersebut.

lelaki itu hanya memandangi Zhi han hingga zhi han menghilang memasuki lift.

karena ia merasa badannya sudah mulai membaik, ia pun segera saja menaiki lift langsung menuju lantai paling atas.

riri yang berlari di lantai resepsionis langsung menuju ruangannya. ia pun membuka ruangannya dan seperti sedang mencari cari sesuatu. kemudian ia beralih lari ke ruangan Zhi han. Zhi han yang melihat istrinya ingin memasuki ruangannya sudah mempersiapkan diri menyambut istrinya, karena ia berfikir istrinya pasti mencarinya dan ingin memeluknya. bayangan pelukan yang indah sudah terlukis di bayangannya. yang kemudian ia meletakkan lututnya di lantai dan dengan tangan terbuka lebar...

begitu pintu di buka.."Sweeettyyy, i'm coming..." ucapnya dengan mata terpejam.

riri yang membuka setengah pintu ruangan kerja suaminya hanya mengerutkan dahinya." aku tak mencarimu...". ucap riri sambil menutup pintu kembali.

" haahh...yaaa..kamu berlari mencari siapa.." ucap Zhi han yang tak terdengar lagi oleh riri. Zhi han pun tanpa fikir panjang mengejar istrinya menuju lift.

riri langsung menuju lantai atas ke apartemennya.. begitu ia tiba di teras apartemennya yang luas... seorang lelaki tua memandanginya penuh makna..

"paaapiii..." teriak riri yang ingin memeluk lelaki itu. namun apa yang terjadi..telak lelaki itu melayangkan tongkatnya ke punggung riri dan memukulinya dengan pukulan ringan.

"gai hu..gai hu...(gadis nakal,gadis nakal)" ucapnya dengan kesal sambil terus memukuli riri. riri hanya meringis kesakitan. "sao ban dam noi doi toi" ( beraninya kau membohongiku.." ucap papi riri lagi.

"Xin loi papi...Xin loi"(maafkan saya papi ...maafkan saya)ucap riri memelas pada papinya. sambil berlutut dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Zhi han yang sudah sampai di depan teras apartemen melihat kejadian istrinya yang dipukuli pakai tongkat dan istrinya yang berlutut kemudian tak mau tinggal diam. ia mengambil seember air yang tergeletak di dekat tanaman dan " byuurr" suara air deras mengalir di tubuh lelaki tua itu dan membasahi sebagian baju riri. hingga membuat rambut klimisnya terangkat bak sayap kelelawar.

" yaaaa....." ucap riri tak menyangka dengan apa yang di lakukan suaminya barusan.

karena keterkejutan itu papi riri memandanginya heran pada Zhi han.

"dia papi akuuu...Zhi haann" ucap riri berteriak. Zhi han memelototkan matanya setengah tak percaya begitu pun papi riri yang tak tau siapa lelaki di hadapannya ini.

segera Zhi han meraih istrinya dan merangkulnya. "tetap saja tak ada yang boleh memukulmu sembarangan "ucap Zhi han sambil terus memandangi lelaki tua itu. lelaki tua itu mengarahkan pandangannya pada putrinya dan berucap "Anh Chang xau xi nay lai ai"( siapa lelaki jelek ini ). ucap papi riri .

"anh ay dep trai ( dia tampan papi), bela riri pada suaminya.

"anh ay rat ngoc ( dia sangat konyol)"

" yaaahhh..paaapiii..." teriak riri sambil menghentakan kakinya. Zhi han yang melihat perdebatan ayah dan anak nampak senang begitu tau mendengar terjemahan dari pengawal kwang bahwa istrinya membelanya.

hingga akhirnya riri memeluk papinya dengan mesra dan menciumi pipinya. riri pun mengajak papinya masuk ke dalam apartemen yang ikuti Zhi han dan pengawalnya.

setelah membersiha diri, papi riri terus memandangi Zhi han sewaktu mereka duduk di ruang tamu apartemen.

" ban da ket hon Chua " (apa kalian sudah menikah)tanyanya yang heran melihat kedekatan putrinya dengan pria yang asing yang ada dihadapannya. iapun seperti mengenali pria yang ada di hadapannya sekarang.

Zhi han menatap wajah istrinya menunggu jawaban. riri yang di beri pertanyaan, beranjak menjauh begitu handphonenya berbunyi sambil mengacungkan jempolnya ke arah ayahnya " yup !". jawabnya singkat.

ayah riri yang melihat cucunya satria yang pulang sekolah langsung beranjak dari sofa, begitu ia mengitari belakang punggung Zhi han yang asyik membaca majalah ia membisikkan "ten trom! " ( dasar pencuri !ucapnya ditelinga Zhi han.