webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Saatnya Tiba Part 1

"gak usah di kagetin aku tau kali...dasaarr kamu yaa..." ucap Riri menjewer telinga sahabatnya.

"aduuhh...adduuhh...sakit nih..." ucap Prima.

"kamu kenapa dari tadi ku lihat pucat gitu wajahnya, sakit ya Ri..." ucap Prima yang dengan seksama memperhatikan kondisi sahabatnya.

"gak tau.. mules..." ucap Riri dengan cueknya.

"haah...sakit mules mules gitu kan, kamu mau melahirkan cuutt...Woow" ucap Prima senang.

"mulut...oh mulut.. diem kenapa, frangky temenin dong jalan - jalan " ucap Riri mewek.

"kumat nih...kemana dalam keadaan mules gini, bukan ke WC kan.." ucap Frangky asal.

"makan tahu sumedang, lagian mulesnya sudah hilang liat wajah kamu tadi 😁" ucap riri setengah memelas.

"haahh...Tahu sumedang... disini mana ada cucuuuttt....mmm...gimana ya...berdua aja..atau sama uncle Lee" ucap Prima.

"udah,, berdua aza, ngapain rame rame kasian Zay ama Cecil kalau tamunya pada menghilang ikut makan tahu sumedang segala" ucap Riri melantur.

" oke... sebentar ku ambil kursi roda dulu ya.." ucap Prima. yang tak lama kemudian kembali menghampiri riri yang sudah mulai bosan dan letih dengan acara yang terlalu lama, bukan tak menghargai acara sepupunya, namun karena keadaanlah yang memaksakan harus meninggalkan acara yang memang sudah berjalan selama 4 jam lamanya.

"ayo kita jalaan...aku udah suruh supir tadi buat mengantar kita ,mungkin sudah nunggu di luar" ucap Prima sambil mendorong kursi roda yang di tumpangi riri.

mobilpun meluncur santai menuju sebuah jajanan pasar yang tak terlalu jauh dari tempat acara. suasana yang ramai mulai terdengar begitu mereka turun dari mobil. keramaian jajanan pasar di malam hari membuat suasana hati riri riang. ia tak menyangka sahabatnya mengerti apa yang ia mau, berbagai jajanan ia beli. mulai Bungeoppang ( roti yang berbentuk ikan dan memiliki rasa yang manis. ), Tteokpokki ( Camilan ini terbuat dari kue beras, bakso ikan, dan kuah kaldu yang terbuat dari ikan teri, serta pasta cabai khas Korea Selatan.), Bingsu ( es serut khas Korea Selatan yang terkenal dengan porsinya yang besar serta topping yang beragam. Yang paling terkenal tentu saja Bingsu yang diberi pelengkap kacang merah manis), bahkan Prima tak lupa membeli tahu putih.

" cuut...nih aku sudah dapat yang kamu mau...tinggal cari tepung kriuknya sama bibi yang bisa masakin ini nih..." ucap Prima sambil menenteng tahu putih yang baru ia beli.

" buat apaan tahu putih..." tanya Riri

" yaaa...katanya mau makan tahu sumedang, di korea mana ada tahu sumedang adanya tahu korea, aneh aneh aja kamu nih...udah 9 bulan lebih mintanya masih yang aneh aneh aja " ucap Prima menggerutu kesal.

" ya...yaa...aku nurut aja deh, sekarang kita kemana... udah malam banget zhi han pasti bingung nih nyari kita, acara juga pasti sudah selesai " ucap Riri.

" nah..itu ada bibi jualan cemilan, ayo kita kesana " ucap Prima sambil mendorong kursi roda riri.

" joh-eun bam ajumma (selamat malam bibi) ... help...help me...aduh cuut apa nih sambungannya...gak lancar nih bahasa koreanya " ucap Prima kebingungan.

" annyeong imo, ulineun imoui doum-eul yocheonghal su issseubnida (halo bibi, bisakah kami minta bantuan bibi ) " ucap riri dengan ramah. yang di sambut senyuman hangat seorang bibi yang sambil asik menggoreng dagangannya.

" naega dangsin-eul wihae geugeos-eul bokkgileul wonhasibnikka? ( apa kau ingin aku menggoreng tahunya untukmu nona cantik.) " ucap sang bibi.

" ne, gamsahabnida imo ( iya, terimakasih bibi )" ucap riri sambil menyerahkan bungkusan tahu di tangan Prima.

" tenang,, zhi han sudah di beritahu tadi kamu pergi bareng aku" ucap Prima.

*****

" ini sudah larut malam, kemana mereka berdua pergi...Zhi han apa kau sudah menghubungi istrimu, perasaanku tak enak dari sore tadi, apalagi sebentar lagi besanku akan datang, bagaimana ini " ucap bibi Zhi han yang cemas karena menantu dan sahabatnya yang belum pulang sedari tadi.

" aku sudah menghubunginya, tapi sepertinya Handphonenya mati bibi " ucap Zhi han yang sebenarnya sangat cemas dengan keadaan istrinya walau ia tahu istrinya pergi dengan Prima sahabatnya. tetap saja rasa khawatir membayangi dirinya apalagi ia tahu riri sempat merintih sakit sewaktu sedang tidur semalam.

" pengawal kwang... apa kau sudah mencari mereka. " ucap Zhi han begitu pengawal kwang tiba di kediamannya.

" Agassi di bawa Tuan Prima ke rumah sakit, katanya airnya Pecah, Mari tuan kita ke sana sekarang ". ucap Pengawal Kwang sambil menarik tangan Tuannya.

" benarkah.. kau tak bicara asalkan... air... air apa yang pecah " ucap Uncle Lee bingung.

" air ketuban maksudmu " ucap bibi zhi han panik. zhi han yang mendengarnya ikut panik dan kebingungan ia belum sempat mempelajari tentang air ketuban ketika persalinan itu tiba.

" Mari Uncle..mari bibi cepat.." ucap pengawal Kwang yang menyadarkan kebingungan para majikannya.

mereka pun berlarian menuju mobil dan langsung tancap gas meninggalkan Mansion. tak lupa uncle lee menelpon tuan besarnya yang sekarang sudah di airport korea hendak menuju mansion Zhi han.

" Apaaa...benarkah...baiklah kami ke sana...benar benar si Frangky..." ucap papi Riri sebal.

" sayang... ada apa kenapa kau sangat kesal campur cemas begitu. " ucap mami riri.

" anak kita di bawa prima ke rumah sakit katanya air ketubannya pecah sewaktu mereka jalan - jalan " ucap Papi riri menjelaskan.

" apaa..Pengawal Ali ayo ke rumah sakit,,, cepaatt.." ucap mami riri sambil memeluk satria yang masih setengah tidur.

*****

" Aduuuhhh...aaduuh... cucuuut jangan ditarik dong rambutkuu...rontok niih " ucap Prima.

" yaaaa...sakit tauu...kamu kenapa usil bangeett...tuh anjing ngikutin kita mpe ke siniii..." ucap Riri yang tak percaya dengan kejadian tadi di mana sewaktu lagi asik melahap Tahu goreng, ia melihat Prima sahabatnya merebut bungkusan sisa tahu dari mulut anjing jalanan. dan anjing itu terus menggonggong tak terima dengan cara prima merebutnya. al hasil mereka berdua berlari di kejar anjing di tengah perjalanan menuju mobil. untung riri memakai kursi roda walau Prima nampak kelelahan akibat saking kencangnya berlari mendorong kursi roda tersebut. tak pelak karena kaget kandungan Riri mengeluarkan air. dan itu adalah air ketuban. membuat mereka berdua tambah panik dengan rambut yang acak - acakan. hingga terdengar suara Riri yang berteriak nyaring di keheningan malam. ia tak mengira akan ada kejadian seperti ini lagi, di kejar anjing jalanan.

" Primaaa.... masaa aku melahirkan mesti di kejar anjing dulu seehhh...Papiiii...." teriak Riri di keheningan malam. sambil terus Prima mendorong kursi roda yang di tumpangi riri menuju mobil yang menjemput mereka. melihat kedua majikannya ribut dan panik sang sopir langsung membukakan pintu mobil, terlebih melihat nyoyanya kesakitan. walau anjing terus mengejar mereka di jalanan, mobil terus melaju kencang tak lupa sirine yang biasa di pakai ambulance di letakkan sang sopir di atas mobil. seperti ambulance yang melenggang bebas di jalanan mobil terus melaju dan di iringi suara gonggongan anjing yang terus mengikuti mereka. membuat orang yang melihatnya terheran - heran.

setibanya di rumah sakit, dengan sigap perawat dan dokter kandungan menangani Riri yang sangat kesakitan. namun mulutnya masih marah dan kesal dengan sahabatnya. sementara sang anjing yang sedari tadi mengikuti mulai tenang mungkin kelelahan.

sementara itu, di dalam ruang bersalin dua sahabat terus saja ribut membuat kegaduhan.

" yaaa... bukan bungkusannya cucuut... di bungkusan plastik ada sisa uang sewaktu beli tahuuuuu....aaaoooowww" ucap Prima yang berteriak kesakitan karena rambutnya tak di lepaskan oleh riri. sementara para perawat hanya geleng - geleng kepala karena mengira Prima adalah suami pasien.

Zhi han berlari kencang setibanya di rumah sakit, begitu ia menemukan suara teriakan Prima dan Riri ia pun bergegas menghampiri.

" Sweety... ini aku sayang...relaxs ya... jangan marah marah kasian si bayi..ok..ok..." ucap Zhi han menenangkan istrinya yang lagi kesakitan.

Riri mencoba menetralisir ucapannya, ia berusaha tenang saat sadar sekarang ia berada di rumah sakit dan bersiap menghadapi persalinan. ia merasakan sekujur tubuhnya sangat sakit namun mencoba kembali menenangkan diri terlebih zhi han sudah berada di sampingnya.

Primapun melepaskan genggaman tangan riri dan mengusap dahinya,

" maaf ya cuut..jadi gini...aku keluar dulu ya... " ucapnya sambil membenarkan rambutnya yang acak acakan. karena tak tega melihat sahabatnya yang menahan rasa sakit sedari tadi. sebagai dokter ia paham apa yang di rasakan pasien saat ini, terlebih ada kejadian tak terduga seperti tadi. benar - benar di luar dugaan.

Maaf ya para pembaca yang budiman, ? saya sangat lama menerbitkan lanjutan kisah ini, mohon pengertiannya karena kesibukan yang memang tak bisa di tunda jadinya tersendat untuk lanjutan kisahnya. harap maklum... dan sekali lagi maaf..?

rannayacreators' thoughts