webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

pelukan hangat mu... menenangkan bathinku..

Begitu sampai di lantai bawah, tiba - tiba langkah mereka di cegat, ada seorang relasi perusahaan yang menghampiri mereka bersama beberapa orang relasi lain yang langsung membungkukkan badannya. memberi hormat, Riri pun membalas rasa hormat tersebut dengan membungkukkan badannya pula seraya tersenyum manis. beberapa relasi begitu sangat mengagumi sikap santunnya ini, tak ada seorang CEO yang sangat rendah hati memperlakukan para relasi bahkan bawahannya dengan sangat baik dan terhormat.

" Nona... kami mengucapkan banyak terimakasih kepada anda dan rekan rekan yang sudah memberikan kami kerjasama yang bagus ini, kami akan berusaha sekuat tenaga untuk saling membantu anda dalam membangun perusahaan ini lebih besar lagi. " ucapnya penuh harap dan kegembiraan.

riri terheran - heran dengan apa yang di ucapkan relasi nya ini, bukankah ia yang seharusnya bersikap demikian, memberikan rasa terimakasih yang mendalam karena mereka mau bekerjasama dengan riri. sangat aneh fikir riri. riri tak menyadari relasi perusahaan yang berdiri di hadapannya adalah relasi perusahaan Zhi han pula. mereka baru saja menandatangani kontrak kesepakatan bekerjasama, sewaktu di singapura. lagi pula relasi mereka ini sangat tersanjung begitu tau malah perusahaan Zhi han yang menawarkan, itu adalah kesempatan langka yang di dapat. yang biasanya para relasi yang mengejar ingin bekerjasama dengan Zhi han tapi malah sebaliknya Zhi han yang mau bekerjasama. dengan persyaratan mereka harus membantu istrinya.

" Waahh..nona kalau boleh memuji, anda bukan hanya cantik tapi hati anda lebih cantik lagi.. ucap seseorang yang berada di belakang orang tadi. karena sebelum mereka menemui riri di lantai bawah, mereka singgah ke cafetaria untuk berbincang bincang, namun suasana yang selain ramai oleh para karyawan, baru mau mereka hendak duduk suara massenge semua karyawan bersahutan. mereka di beri kenaikan gaji dan bonus dari CEO baru. yang tak kalah senangnya ada bingkisan dua pasang sepatu sneakers untuk mereka pakai saat bekerja. benar benar CEO yang baik hati dan pasti unik, karena baru kali ini ada CEO yang menyuruh semua karyawannya memakai sepatu sneakers. karena hal itulah yang membuat semua karyawan hangat memperbincangkannya di cafetaria. terlebih lagi sneakers di design khusus oleh CEO baru mereka. para relasi yang mendengarnya sangat kagum dan memberikan banyak pujian untuk riri.

riri sangat tersanjung dan mengucapkan banyak terimakasih atas pujiannya. ia sangat senang sekali.

" Unclee... berikan kunci mobil padaku.." ucap riri begitu mau masuk mobil.

uncle sangat bingung kenapa riri mendadak ingin membawa mobilnya.

uncle lee yang disuruh duduk di belakang sangatlah tau apa yang di rasakan nona majikannya selepas pertemuannya dengan mantan suaminya barusan.

mobil yang melaju sangat kencang dari kecepatan standar, menambah kecemasan Uncle lee hingga mereka tiba di perusahaan utama riri.

Uncle lee hanya mengusap dadanya ia bersyukur ia selamat dari cobaan barusan. kalau tidak ia tak bisa membayangkan nona majikannya dalam keadaan kesal mengemudikan mobilnya yang uncle takutkan bukan bahayanya , tapi..kalau - kalau ada iringan suara sirine mobil para polisi yang mengejar mereka di sore hari.

Zhi han yang baru sampai hendak menuju lantai atas apartemen terhenti begitu menyaksikan wajah pucat istrinya yang tergesa gesa berlalu tanpa menghiraukannya sekalipun. uncle lee yang turun dari mobil tampak pusing sambil menghampiri Zhi han keponakannya.

"istrimu sangat liarr.." ucapnya sambil menepuk pundak Zhi han dan berlalu begitu saja dalam keadaan yang berantakan.

Zhi han yang tak mengerti langsung berlari menuju lift.

sesampainya di lantai atas kamarnya Zhi han tak mendapati istrinya. ia bertanya dengan ayah mertuanya yang tengah duduk santai sambil asik bermain dengan satria. " Papii..melihat sweety nggak barusan lewat" tanyanya

" Haahh...Sweety...si meong..gak tuh..!"

ucapnya cuek.

satria yang mendengarnya langsung tertawa terbahak - bahak..

" 😂😂... bukan si catty oppa..tapi Sweety itu Mimmooo... Sweety Candy" ucap satria melucu.

" Heyy...sejak kapan anak saya berubah dengan nama Sweety..., jangan samakan ia dengan kucing..." ucap mertua Zhi han.

Zhi han hanya nyengir...sambil berlalu.

" Sweety Candy itu buat Mimmo, dan karena paman candy sudah jadi Pippo satria, satria rubah jadi Pippo Candy.." ucap satria menjelaskan.

" lalu oppaa....apa harus oppaa candy..." ucap papi riri pada cucunya.

" bukan ...tapi oppa Candid..". balas satria

" Whaattt....kamu pintar juga ya...cucu sapa ini ,, cucu sapa iniii..." teriak papi riri yang berlari lari kecil mengejar cucunya.

Zhi han hampir Frustasi karena belum menemukan istrinya, di dalam ruang kantornya ia periksa bahkan ia berkeliling mengitari seluruh isi ruangan perusahaan. demi menemukan istrinya yang sepertinya Tenga sakit karena wajahnya sangat pucat tadi.

Riri membenamkan diri di dalam sebuah ruangan yang berada di ruangan pribadi miliknya tanpa seorangpun tau. ia begitu sangat tak mempercayai apa yang sudah mantan suaminya lakukan, ia menemukan sebuah kejanggalan bahwa uang pesangon beberapa karyawan di gunakan untuk kepentingan pribadi guna menyenangkan Dina. bukankah dina itu anak orang berada. belum lagi gajih karyawan yang kadang dipotong dengan alasan tak jelas.benar benar korupsi. yang riri takutkan ia pun turut termakan hak orang lain sewaktu hidup bersama rifah. belum lagi harus menambah deretan kenyataan pahit, dinalah yang membuatnya keguguran dengan menyuruh orang lain memasukkan pil aborsi dalam jumlah yang di luar batas kepadanya. hingga ia sempat koma setelah keguguran. benar benar membuat riri sangat marah hingga ia sampai menggigil.*****

Tengah malam riri baru bisa bangkit dari pembaringannya, dari ruang rahasia kamar pribadinya. ruang itu ia rancang khusus untuknya sendiri kala ia ingin menenangkan diri.

Zhi han yang kelelahan duduk di teras luar apartemennya menunduk lesu. papi mertua yang melihatnya pun menghampirinya.

"apa kau masih belum menemukan putriku" ucapnya menepuk pundak Zhi han.

" istrimu,, bukan seorang wanita yang suka memperlihatkan kesedihannya maupun kelemahannya sekalipun, aq memang salah tak terlalu mengenali nya. karena meninggalkannya di usia belia untuk membangun perusahaan demi keluargaku, bahkan saat ia terpuruk sekalipun aku tak pernah ada di sampingnya, untuk itu temani lah ia sampai kapanpun dan apapun yang terjadi, itu kalau kau benar benar mencintainya, ingat...anakku belum seutuhnya kuserahkan padamu pencuri..?"

Zhi han yang mendengarnya hanya mencibirkan bibirnya sewaktu papi mertuanya menyebutnya pencuri. namun baru mau mencibirkan bibirnya ayah riri sudah menepuk duluan cibiran bibirnya . dan pergi dengan cueknya.

Zhi han mengerti ucapan papi mertuanya. ia pun beranjak pergi dengan langkah lunglai menuju kamar tidurnya.

dan melihat istrinya sudah ada di pembaringan dan sedang tertidur. Zhi han mendekatinya dan meraba kening istrinya yang demam. ia mengambil handphonenya hendak menelpon dokter namun baru mau menekan tombol nya tangan riri sudah mencegah dan meraih kerah bajunya.

"No..aq hanya perlu istirahat malam ini!". ucapnya pelan.. sambil kembali memejamkan matanya. Zhi han yang memahami istrinya menyelimuti dan memeluknya di pembaringan. riri yang sedari tadi masih menggigil kedinginan begitu merasakan pelukan hangat suaminya. meski ia tak mampu menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku.mungkin hanya sebuah pelukan yang menenangkan bathin istrinya di saat ia sangat kesakitan seperti ini fikir Zhi han.