webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Panik dan Kecemburuan Part 2

"buukk..."terdengar suara meja cafe yang dipukul, membuat para pengunjung memperhatikan.

" sabar dong bang...riri belum selesai ceritanya." ucap riri cuek melihat kakak sepupunya yang mulai marah.

" kamu juga..gak pernah sedikitpun bercerita ke aku semenjak menikah dengan rif'ah, kemudian menikah lagi dengan siapa tuh... huuhh... " ucapnya kesal sambil kembali duduk.

" riri gak mau ganggu hubungan abang sama Sesa, makanya gak cerita" ucap riri sambil menyesap minumannya.

" ganggu... ganggu kenapa, hubungan kita enjoy aja malahan sesaria senang kamu kemari, sekarang di mana suamimu tinggal, biar abang gebukin enak aja main cewek sembarangan di saat istri hamil gini. " ucapnya sambil melahap makanan.

" abang jadikan temanin aku check up kandungan hari ini.." ucap riri menatap abang sepupunya.

" pastilah...ini pertama kalinya aku temenin ibu hamil periksa sekalian belajar nanti kalau sesaria hamil bakalan kayak gini juga kan " ucapnya senang.

" nah..gitu dong,,, punya abang pemarah banget gak enak tahu... kita jadi jemput sesaria kan di kampusnya " ucap riri.

" sesaria sudah di jemput mamanya, biasa shopping.. " jawab zay

" jadi gak apa apa cuma kita berdua.." tanya riri lagi.

" emang kita suami istri...kamu nih Dee.. ada ada aja..." ucap zay sambil mencubit pipi adik sepupunya yang gembil.

riri meringis kesakitan dan mencubit tangan abang sepupunya. membuat sepasang mata memperhatikannya dari kejauhan. tatapan dingin penuh rasa cemburu sedang meliputi hatinya.

" apa perlu kita ikuti mereka tuan " ucap pengawal kwang.

" tak usah,, kita ada janji dengan rekan bisnis, besok baru kita ikuti mereka kembali " ucap zhi han.

riri dan zay tiba di rumah sakit sore hari, mereka sedang menunggu giliran antrian. begitu nama mereka di panggil mereka pun masuk. riri membuka kancing bajunya dan dokter mengoleskan jel di permukaan perut riri. terdengar suara detak jantung bayi dari layar monitor. dan alangkah terkejutnya riri bayinya ada dua.

" what..twins..." ucap zay menutupi mulutnya.

"loh..emang riri gak tahu bayinya kembar" ucap dokter yang tak lain adalah teman sesaria yang memang mengenal riri saat zay bertunangan dengan temannya tiga tahun yang lalu.

riri takjut, terdiam dan tak menyangka pantas kehamilannya kali ini berbeda dan sangat berat.

" mereka,,mmm...si twins baik baik aja kan " ucap zay antusias.

" mereka baik baik saja... mamanya yang harus kita cemaskan nih,,, ada apa mba.. banyak fikiran ya..." ucap dokter tiba tiba.

" hee..." ucap riri terkekeh

" tenang..ntar abang samperin suami kamu " ucap zay tersenyum sinis.

riri membenarkan bajunya dan mengambil resep obat untuk di bawa ke apotik.

" emang mau abang apain daddy si twins.." tanya riri penasaran.

" buat di gebukin,, enak aja dia,, berhasil bikin kamu sesusah ini, eh gandeng cewe baru lagi... sekalian mau tanya.." ucap zay sambil berjalan menggandeng riri.

" soal apa..." tanya riri

" gimana caranya bikin bayi kembar " ucapnya asal membuat riri menjambak rambutnya.

" dassaarrr usiiilll..." ucap riri kesal sambil tertawa.

" aww...sakiitt..." ucapnya meringis.

" neoneun cham-eulseong-i iss-eoyahago, neoui anaeneun imsinhagoissda. neoleul chughahanda.(anda harus sabar, istri hamil memang seperti ini selamat buat kalian)." ucap seorang ibu tua yang memperhatikan tingkah mereka barusan. membuat riri dan zay berpandangan dan terkekeh tertawa.

" gila aja, aku di kira suami kamu..." ucap zay bangga

" makanya cepetan lamar sesaria..." ucap riri sambil menutup pintu mobil.

" sebenarnya satu tahun yang lalu, sudah aku lamar, tapi sesaria belum siap, dia mau selesaikan S2 dulu sekarang, mungkin tahun depan kali kita nikahnya" ucap zay sambil menyetir mobil.

" kelamaan...kamu sudah berumur bang" ucap riri.

" mmm...mau gimana lagi..." ucap zay pasrah.

****

zhi han belum memejamkan matanya sedari tadi, fikirannya terus kacau setelah seharian berkutat menyelesaikan satu persatu permasalahan di kantornya, yang anehnya ada relasi baru yang menawarkan kerjasama padanya, dan itu dalam jumlah yang besar, membuat sahamnya meningkat dan permasalahan perusahaan terselesaikan. walaupun tanpa sepengetahuannya itu adalah bantuan dari istrinya. ia meminta zay untuk bekerjasama walau zay awalnya enggan. riri menceritakan kekacauan di perusahaan suaminya akibat oknum yang mau agar salah satu perusahaan suaminya bangkrut. itulah mengapa riri cepat cepat pergi ke korsel menemui suaminya, walau dengan hasil yang mengecewekan. namun berkat usul sesaria zay akhirnya mau membantu, dengan catatan zay sementara waktu tak mau menemui dulu suami baru riri.

" aku ingin fokus jaga kamu sama little twins..dan juga kamu beb.." ucapnya pada riri dan sesaria.

" kamii..." ucap riri dan sesaria berpandangan.

" mmm... sesaria lagi nyusun skripsi akhir, aku harus bantu,, dan kamu kesehatan kamu harus kami pantau setiap saat, terus aku masih penasaran dengan plat no. mobil yang menabrak kamu di bandara itu " ucap zay.

" iya kak..akhir akhir ini sesaria perhatikan, kakak wajahnya pucat trus demam lagi... kakak gak apa apakan " ucap sesaria cemas sambil mengelus perut riri.

" aku baik baik aja kok, mungkin capek aja kali. " ucap riri menenangkan keduanya.

" untuk itu sesaria nginep di sini, tidur bareng kakak ya..." ucap sesaria lagi.

" waduuh..aku kok kayak bayi ya.." ucap riri merasa tak enak.

sedang zhi han yang sedari tadi sangat gelisah mencoba memejamkan matanya, besok akan ia temui lelaki itu. lelaki yang dengan gampangnya menyentuh istrinya. dan sebenarnya zhi han sedikit marah. kenapa riri sampai saat ini tak menghubunginya, ada apa sebenarnya. tak tahukah istrinya ia sangat merindukannya. mengapa harus pergi dengan lelaki itu, siapa dia.

" tunggu... di mana riri tinggal " fikir zhi han tak karuan. ia menghempaskan tubuhnya kembali di kasur. sebenarnya ia sangat lelah seharian berkutat dengan permasalahan perusahaan. belum lagi melihat pemandangan siang tadi di sebuah cafe. istrinya dengan lelaki itu. sangat membuatnya frustasi.

ia mencoba memanggil pengawal kwang meminta alamat di mana istrinya tinggal.

segera setelah mendapat balasan dari pengawal kwang ia menghubungi ponsel istrinya.

" ya hallo...ini siapa ya.." terdengar suara asing dari handphone istrinya membuat alis zhi han berkerut terlebih lagi itu suara lelaki.

" beb...cepetan..kak riri panas banget nih badannya... " terdengar lagi suara seorang perempuan dengan jelas di telinga zhi han membuat zhi han menutup handphonenya mengambil kunci mobil dan meluncur cepat menuju alamat yang di berikan pengawal kwang.

sesampainya di sebuah manssion mewah zhi han sejenak memandangi, fikirnya memang benar lelaki itu irang kaya terlebih manssionnya sangat besar.

" maaf,, anda mencari siapa ya... " ucap sang penjaga mansssion.

" zay..." ucap zhi han dingin dan tegas.

" tuan zay tak bisa di..." belum selesai penjaga berbicara zhi han langsung masuk menerobos pintu yang terbuka di mana seorang pembantu membuka pintu mengantar seorang dokter keluar.

" di mana dia..." ucap zhi han agak kasar.

zay yang mendengarnya terkejut dan berpaling saat akan menuju lantai atas.

" diaa ..diaa..p siapa...dan siapa kamu...masuk tanpa ijin " ucap zay ketus.

" aku suami riri.. " ucap zhi han dingin.

" ouughhh...kamu suaminya..punya nyali juga ya kamu tahu tempat tinggal kami..." ucap zay berusaha membuat zhi han penasaran.

" kami...apa maksudmu !" ucap zhi han tak mengerti.

" ya...tempat tinggal aku dan chamomile..." ucap zay setengah kesal.

mendengar kalimat itu, alis zhi han terangkat, kenapa lelaki ini tahu julukan istrinya.

" beebb... kak riri muntah terus nih,,, pucat banget...aku takut...badannya tambah panas..mana dokternya udah pulang lagi.." teriak sesaria dengan panik. mendengar hal itu zay langsung naik ke lantai atas tanpa memperdulikan zhi han yang melongo mendengarnya, kemudian berlari menyusul zay.

" panggil ambulance cepat...kamu panggil om kamu sekarang " ucap zay panik begitu melihat kondisi riri yang sangat parah. semua makanan ia muntahkan, badannya terus menggigil dan demamnya tak kunjung turun. zay langsung menggendong riri.

zhi han terdiam menyaksikannya, ia tak mengharapkan pemandangan yang seperti ini terhadap istrinya.

" loh..mau diam di sini aza atau gimana.. " ucap zay sengit sambil menggendong riri.

"biar aku yang gendong, dia istriku " ucap zhi han mengambil tubuh riri dari gendongan zay.

zay tersenyum miris mendengarnya. dan membiarkan riri di gendong suaminya. dengan perlahan zhi han memasukkan istrinya ke dalam ambulance. di susul zay dan sesaria. zay terus memegangi jemari riri begitupun zhi han ia sangat frustasi sekali hingga tanpa sadar ia menitikkan air matanya. melihat hal ini ada rasa iba di hati zay. sebesar inikah lelaki yang di hadapannya mencintai adik sepupunya. namun zay gengsi. ia masih marah bagaimana riri menceritakan penglihatan riri di bandara.

" gila aja, aku mau nyerahin ade aku sembarangan, perlu di interogasi nih lelaki" fikir zay dengan tatapan tajam.

sementara sesaria tegang melihat tatapan tunangannya seperti itu, ia tahu tunangannya pasti sangat marah. sementara zhi han hanya merutuki kesalahannya, kenapa bisa ada kejadian seperti ini. seandainya tak ada masalah di perusahaan pasti ia akan pulang cepat ke vietnam menemui istri dan keluarganya. dan pasti tak seperti ini kejadiannya.