webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Mencari tempat yang nyaman dan damai.

"Surpriseee.. " ucapan ini terdengar di mansion Zhi han malam itu, membuat dua sejoli yang sehabis pulang bekerja sangat terkejut sekali. mereka tak menyangka semua keluarga sedang menyiapkan kejutan yang seharusnya mereka siapkan dan rencanakan. dan mereka lebih terkejut lagi dua nama sudah terpampang di banner yang sudah di siapkan keluarga. mereka tak menyangka bahwa nama kedua bayi kembar mereka ternyata sudah diketahui semua keluarga. tentu saja pasti ada yang membocorkan perihal ini. membuat mereka sangat penasaran siapa orangnya. zhi han dan riri kemudian saling berpandangan, dengan ekspresi yang bengong dan bingung.

"woyyy... jangan bingung dong... cepat berdoa nih keburu lilinnya mati lagi " ucap prima menyadarkan zhi han Dan istrinya. mereka pun memanjatkan doa kemudian meniup lilinnya. hingga ucapan rasa syukur terucap dari mulut semua keluarga yang hadir. Zay Dan Cecilia pun ikut bergabung dengan mereka tak lupa sikembar yang sudah tertidur pulas di pangkuan dua kakeknya. sekretaris Lee dan papi riri pun menyerahkan si kembar pada orangtuanya. Zhi han memberikan pelukan dan ciuman hangat pada kedua anaknya yang terlelap di gendongan riri.

" kalian tau dari mana nama sikembar " ucap riri yang penasaran akan kejutan ini, sambil menimang bayi lelakinya.

"oohhh.. si dhuha dan Zuha.. tau dari mana ya jeng.. "ucap rima pura pura berfikir.

"sayyaaaa... " ucap satria polos membuat zhi shan dan istrinya memandangi sang wangja, mereka tak menyangka satria bisa juga usil.

" wangja yaaa., ini.. kamu jujur banget sih sayang... " ucap zhi han sambil meraih dan merengkuh anak sambungnya.

" satriaaa.. " ucap riri pula sambil menggelengkan kepalanya.

" ya sudah kak, sekarang kita semua sudah tahu nama si kembar,, aku juga punya berita nih... aku juga sedang hamil muda " ucap Cecilia sambil melirik sang suami Zay yang sangat bahagia istrinya sedang hamil.

"hahh... beneran... waah.. benar benar surprise Cecil... " ucap riri sambil tersenyum senang pada Cecil.

" selamat zay... akhirnya " ucap zhi han.

" waahhh... bakalan nambah nih cucu cucu kita "ucap mami riri bahagia mendengarnya.

" iyaaa... tinggal dua orang aja lagi yang belum ada kepastian " ucap papi riri melirik prima. prima yang dipandangi hanya senyum-senyum nyengir.

" udahlah pi.. jangan dipaksakan juga gak baik buat mereka berdua " ucap zhi han.

" Zay aku bingung deh sebenarnya nama istri kamu nih sesaria apa cecilia " ucap zhi han yang sering kali penasaran tatkala semua keluarganya memanggil dengan nama yang berbeda.

zay hanya tersenyum tipis " sebaiknya tanya istri kamu dehh... kenapa jadi nama istriku terkadang berbeda saat kami memanggil namanya.

" hmmmm... sesaria itu nama yang di berikan riri sewaktu cecil berada di indonesia, katanya supaya terkesan ke indo an gituh kak.. cecilia nama asli aq gitu dehh... syukur syukur nama panggilannya bagus" ucap cecil sambil tersenyum nyengir dan melirik prima yang notabene di panggil frangky.

" yaa...apapun yang di berikan riri baik nama samaran maupun sebutan semuanya ada cerita tersendiri zhi han " ucap rima menambahkan.

" yoii..jadi jangan heran ya tuan sarang kalau kamu aq julukin sekarang dengan nama aneh " ucap Prima nyengir.

" tuhh kan mulai lagi deehhh. keburu dingin nih makanan,, " ucap riri dan seketika zhi han paham maksud istrinya, ia pun mengambil makanan di piring sahabat istrinya itu dan prima hanya melongo melihat daging hasil panggangan nya di ambil suami sahabatnya bahkan sudah tiba di kunyahan mulut sahabatnya sendiri.

" busyeet dahhh.. benar - benar ini suami istri sama aja usilnya " ucap prima

" kalau gini, kita gak perlu adain acara lagi nih, buat si kembar, keburu kalian semua yang merencanakan, wangjaaaa...kamu juga usiiilll...anak siapa siiihh niihhh. ..usilnya niru sapaaa..." ucap riri gemas serasa ingin mencubit manis pipi putranya yang menginjak besar, namun apa daya kedua tangannya sedang memggendong si kembar yang tertidur pulas.

suasana menyenangkan dirasakan keluarga besar mereka malam itu, Zhi han sangat senang bisa berkumpul di moment yang sangat jarang ia nikmati, bahkan hampir separuh hidupnya tak pernah merasakan suasana menyenangkan tentang arti sebuah keluarga.

" ini amat berkesan " ucapnya dalam hati sambil memandangi wajah wajah menyenangkan keluarganya yang sedang berbahagia.

****

Suara jangkrik malam mengiringi lagu pengantar tidur malam itu, namun seorang riri masih terjaga dikarenakan ada beberapa pekerjaan yang mesti ia selesaikan. membereskan beberapa dokumen yang harus di bawa karyawannya besok untuk kembali ke indonesia. walau sangat lelah, ia mesti teliti mengkaji beberapa laporan perusahaannya. sesekali ia memandangi sang suami yang terlelap tidur di sampingnya. sedang si kembar sudah berada di box besar tak jauh dari tempat tidur mereka. iapun tersenyum sesaat. kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

selesai dengan pekerjaannya, riri pun mulai berfikir di mana seharusnya mereka menetap agar ada kenyamanan menikmati sisa waktu mereka yang berharga. membesarkan anak anak dengan pendidikan yang terbaik. mengingat kedua orang tua mereka yang sudah menikmati senja dengan kehangatan di vietnam, mertua yang memilih tinggal di korsel dengan keindahannya. memang memusingkan terkadang memikirkannya, namun riri tau pasti suaminya pasti sudah memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu di mana mereka seharusnya tinggal.

" heyy... honey... kamu belum tidur juga " ucap zhi han membuyarkan lamunan istrinya.

"mmm... aku habis menyelesaikan pekerjaan barusan. " ucap riri sambil merebahkan tubuhnya di samping suaminya.

" hon.. kamu gak capek, besok dirumah aja ya.. hari ini pasti kamu sangat kelelahan sehabis bekerja. lagian tubuh kamu belum pulih benar sehabis melahirkan. " ucap zhi han sambil mendekatkan wajahnya ke kening istrinya.

" kalau kita kembali ke indonesia apa aku masih boleh bekerja, " ucap riri

" tentu, tapi gak setiap hari " ucap zhi han tegas.

" lalu untuk tempat tinggal,, sebaiknya kita harus tinggal menetap di mana mengingat indonesia hanya persinggahan sementara, apa kamu sudah memikirkannya lov.. " tanya riri penasaran.

" mmmm... untuk saat ini aku masih menimbangnya dalam fikiranku di mana tepatnya kita tinggal. yang terbaik untuk anak anak dan hari hari tua kita nanti. aku juga ingin hidup nyaman dan tenang saat tua bersamamu, perusahaan akan kita bagi untuk anak anak, kita tinggal menikmati saja lagi. " ucap zhi han setengah serak dengan mata sambil terpejam dan memeluk istrinya.

" hmmm... aku harap itu tempat yang nyaman dan aman buat kita berdua dan bisa dikunjungi keluarga. " ucap riri

" emang kita mau hidup dipulau amazon apa.. pastilah aku memikirkan hal terbaik untuk kita termasuk kepastian kita tinggal. aku hanya ingin menikmati hari tua nanti bersamamu... " ucap zhi han yang diiringi suara dengkuran kecil dari mulutnya.

riri pun tersenyum tak menyangka suaminya merangkai kata kata indah seperti itu. iapun mulai melelapkan diri dipelukan suaminya. ia berharap semoga apa yang ada difikirannya ini akan sesuai harapan sang suami. walau masalah tempat tinggal belum ada kepastian yang tepat. di manapun mereka tinggal, selagi bersama sang kekasih hati, belahan jiwa semua akan terasa nyaman dan indah pada akhirnya.