webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Mari kita saling menjaga dan menguatkan untuk berbagai hal

Jam dinding mulai menunjukkan pukul 23.35 malam, dimana semua penghuni rumah dan jalanan terlihat sepi. namun riri tetap saja tak bisa memejamkan matanya, ia sangat merindukan bocah kecil satria dan keluarganya, walaupun setiap hari riri menghubungi mereka rasanya masih saja tak puas. namun apa boleh buat, putra kesayangannya masih harus mengikuti pelajaran terlebih belum saatnya menikmati liburan yang panjang. akibat kegelisahannya tersebut, membuat sang suami terbangun. sambil ia perhatikan raut wajah sang istri yang mulai sayu memandangi dinding tembok kamarnya.

" sweety... kamu kenapa dari tadi gerak gerak terus, ada yang sakit ya, atau si bayi pada ribut ya " ucap zhi han.

" gak kok, mereka santuy saja..akunya aja yang gelisah mikirin si abangnya bayi..mana belum libur sekolah lagi " ucap riri cemberut.

" sabar ya.. nanti papi mami juga bakal kesini , bawa sang jagoan. " ucap zhi han sambil mengelus perut sang istri yang menginjak usia 8 bulan.

" besok jadi belanja keperluan si bayi.." ucap zhi han mengalihkan pembicaraan agar istrinya tak murung lagi.

" ohh..iya yaa.. hampir kita melupakannya...makasih ya di ingetin " ucap riri yang mulai tersenyum memandangi suaminya.

" nah..gitu dong jangan cemberut aja, klo gak besok kapan lagi,,, usia kehamilan kamu semakin besar, ntar susah jalan lagi,,, belum lagi kalau anak kita lahir masa gak pake baju celana.. kan maluu..." ucap zhi han setengah bercanda.

" aku udah list keperluannya buat belanja keperluan si bayi besok, sekarang tugas kamu mau ngasih namanya apa, jangan pake nama cucut apalagi frangky yaa... gak keren " ucap riri asal.

"🤭🤭🤭.... ya nggaklah..cucut ama frangky bertengkar mulu bawaannya" ucap zhi han.

" jangan terlalu panjang ngasih namanya, ntar gak muat di kotak nama ujian sekolah " ucap riri lagi

" bener juga ya... iya klo pakai kotak kotak klo pakai garis miring bakal seperti apa ya.." ucap zhi han membayangkan.

" gini nih..calon bapak yang mikirnya banyak...gak ada sejarahnya ujian sekolah di kolom nama anak di suruh pakai garis miring, kecuali bikin sendiri sweetheart...???" ucap riri sambil mencubiti pipi suaminya.

" ya sudah...kita bobo aja... " ucap zhi han.

" besok rencana kita , bakal kita jalankan kan " ucap riri

" rencana apa sweety..." ucap zhi han lupa.

" menjodohkan rima sama frangky " ucap riri sambil memejamkan matanya perlahan.

" oughh..." ucap zhi han yang baru menyadari dia beserta istrinya memang berencana menjodohkan kedua sahabat itu. katanya dua sahabat kalau di satukan bakal awet hubungannya karena sudah mengetahui sifat masing masing.

*****

matahari yang cerah mulai menyapa sang pagi, riri dan zhi han yang memandangi langit langit pagi sambil berpelukan menyadari banyak hal yang telah mereka lewatkan selama bersama. banyak kejadian yang merekatkan hubungan yang tadinya hanya berdasarkan bisnis semata, berubah menjadi cinta yang saling menguatkan satu sama lain. serta arti keluarga dan persahabatan yang tak lekang oleh waktu menjadi sebuah kesatuan yang apik yang tertata di kehidupan mereka yang baru. banyak tempat di sertai kejadian - kejadian menegangkan, lucu dan menghangatkan sanubari mereka menjadi sebuah kenangan yang manis saat di lalui bersama sambil bergandengan erat. mengingat semua kenangan dan memori indah ini, tentu saja rasa tak percaya dan takjut singgah di hati mereka. apalagi akan kehadiran buah cinta sebagai anugerah yang tak pernah terkira sama sekali, amanah dan kepercayaan yang mesti mereka jaga sampai akhir. dengan keyakinan di hati dan saling menguatkan menjadi pegangan mereka kini dan nanti. semoga... itu adalah mimpi dan impian yang menjadi sebuah harapan nyata.

" sweety... i love you... " bisik zhi han di daun telinga sang istri.

" we love you too honey... so much " ucap riri sambil meeratkan pelukannya walau terganjal perut yang mulai membesar.

" we...who 'We' ???" ucap zhi han tak mengerti.

" aku, dan anak anak kita lah.. " ucap riri memandangi suaminya dengan bahagia. betapa ia sangat beruntung memiliki suami seperti zhi han. yang begitu setia, penyabar dan penyayang, riri tak menyangka anugerah Tuhan ternyata sangat dasyat menjumpainya yaitu suaminya... Lee Zhi Han.

pernah riri melihat suaminya ini memiliki sifat yang dermawan. bagaimana tidak waktu itu di indonesia di sebuah kedai kopi tepatnya, riri yang tak sengaja memarkir mobilnya tepat di seberang kedai kopi tersebut sewaktu menerima panggilan telepon dari rima. sehabis berbicara dengan sahabatnya, entah kenapa mata riri tertuju pada bapak- bapak penjaja pisang gepok. bapak - bapak tersebut mendorong sepedanya yang hanya berisi beberapa sisir saja pisang gepok tersebut. peluh keringat di siang hari memenuhi tubuhnya yang mulai tua, terlebih sepertinya kakinya mengalami kecacatan. beliau terduduk sambil termenung seorang diri. entah apa yang di ratapi. kebetulan saat itu riri saat ingin makan sandwich pisang keju buatan uncle lee. baru ia ingin membuka pintu mobil dari seberang jalan riri melihat sang suami beserta pengawalnya sedang menyapa bapak tersebut, yang anehnya zhi han membawakan minuman kopi dingin dan burger karena tak jauh dari tempat sang bapak duduk ada cafe kopi. bahkan sumai riri terlihat sedang asyik berbincang bincang dan duduk di lantai jalan yang kotor. begitupun sang pengawal. riri tak mengerti apa yang sebenarnya di lakukan sang suami. selang beberapa saat sang suami pun memborong dagangan bapak tersebut, walaupun hanya beberapa sisir pisang. sang bapak tersenyum cerah. kemurungannya berubah seketika. bahkan zhi han memberikan kartu namanya untuk bapak tersebut. sangat jarang zhi han lakukan. karena ia begitu berhari hati memberikan identitasnya. setelah menyadari apa yang di lihatnya barulah riri sadar, suaminya sangat baik hati.

lalu, selama tinggal di shanghai, saat sang suami mengajaknya jalan jalan riri yang sedang haus dan lapar membeli beberapa makanan dagangan dari ibu ibu yang sedang menggendong balitanya. terlihat lusuh dari segi pakaian, tapi dari segi dagangan yang di jual apik dan bersih. karena saking laparnya zhi han lah yang membayar makanan tersebut, uang yang di berikan suaminya terbilang besar jumlahnya bahkan zhi han menolak kembalian uangnya. zhi han memberikan isyarat simpanlah untuk keperluanmu yang lain, bukannya zhi han berlagak sombong, tapi ia mengerti bagaimana kehidupan orang kecil seperti mereka. riri tersenyum sesaat. ia bahagia melihatnya. dan banyak hal lagi yang riri nilai dari suaminya dengan nilai plus tak terhingga. untuk itu ia belajar banyak dari sang suami. bahwa uang bisa di manfaatkan untuk hal hal kecil yang bisa membantu orang banyak. memang sih uang bisa dikatakan adalah sesuatu yang sangat berkuasa. tanpa uang kita tak bisa melakukan apa apa. tapi uang bisa dikendalikan lewat hati, lewat sebuah kebajikan walaupun nilainya kecil namun itu sangat membantu hal kecil lainnya.