webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

kesukaanku...

di cermin riri membuka baju pada celah pinggangnya, ia melihat memar dan sedikit berdarah. ia meringis begitu menyentuh memar tersebut.

"sweetyy...ayo kita makan" ucap Zhi han memanggilnya.

"ayo mimmoo..."ucap satria pula

riri yang mendengarnya segera menutupi memarnya dan mengambil selimut pura pura tidur. karena tak ada sahutan Zhi han pergi ke kamar dan mendapati riri yang tertidur. Zhi han memandangi raut wajah riri yag lelah, ia mengecup keningnya kemudian kembali ke meja makan.

"mimmo.. mana.. Pippo candy..?" ucap satria yang mendapati Zhi han tak bersama mommy nya.

"sudah tidur..ayo kita az yang makan" ajak Zhi han.

"tumben, riri tidur jam segini" ucap papi riri.

"kalian tak ada masalah kan" ucapnya lagi memandangi Zhi han.

"mmmm..nggak ada pii..mungkin riri kecapean az" ucap Zhi han memastikan.

riri yang sedang berada di tempat tidur sangat gelisah sekali. Zhi han yang merasakan kegelisahan istrinya bangun dan menyalakan lampu ruangan. sekilas ia lihat dari cermin besar kamarnya, pinggang istrinya membiru. ia pun mengernyitkan dahinya. kemudian berbalik dan langsung menghampiri istrinya.

"apa ini...kau kenapa, kenapa memar seperti ini!!" ucapnya yang melihat memar di pinggang istrinya dengan setengah marah dan kesal.

riri yang kaget dengan kata kata barusan setengah meringis dan berkata " aku jatuh tadi " ucapnya menenangkan suaminya.

Zhi han menenangkan dirinya dan memeriksa memar yang sudah berubah warna tersebut.

"sweety..yakin ini karena terjatuh" ucap Zhi han memandangi istrinya sambil mengoleskan salep penahan sakit di pinggang istrinya. riri sangat tersentuh dengan sikap Zhi han. Zhi han yang bertanya tanya dalam hati apa yang terjadi dengan istrinya siang tadi terus mengoles sakit riri dengan salep sambil sesekali meniupi memar tersebut. ia pun mendaratkan kecupan di pinggang riri, membuat riri sedikit terenyuh.

"sudah..aku gak apa apa, besok juga baikan kok" ucap riri sambil meraih tangan Zhi han ke samping pembaringannya. Zhi han berbaring di samping riri.

"kamu jujur kan.." ucap Zhi han yang tak ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.

riri hanya diam mendengar ucapan Zhi han. Zhi han mendekatkan kepalanya ke bahu riri.

"aku berharap kita bisa jujur satu sama lain, apapun yang terjadi, tanpa ada yang di tutup tutupi, kau mau kan" ucap Zhi han setengah meminta pada riri. riri yang mendengar perkataan tersebut sangat menghargainya, ia pun merasa sedikit bersalah pada Zhi han karena tak berterus terang dengan apa yang terjadi siang tadi. itu riri lakukan hanya karena ia tak mau pekerjaan Zhi han terganggu hanya untuk mengurusnya.

"rii... aku berharap kita bisa terus bersama seperti ini.." ucap Zhi han sambil menggenggam tangan istrinya.

"jangan ada perpisahan sekalipun kau mau berjanjikan..?" ucap Zhi han yang menatap wajah istrinya.

riri yang setengah mengantuk perlahan lahan terlelap karena tak mampu lagi menahan lelahnya. hingga hanya setengah yang di dengarnya dari ucapan suaminya barusan.

Zhi han yang merasa istrinya terdiam sekilas memandang, ia tau pasti riri telah tertidur. ia pun semakin mendekatkan dirinya di dekat istrinya. seperti seorang anak kecil yang haus kasih sayang.

suasana kantor riuh semakin riuh tatkala Zhi han yang marah marah pada pengawal Kwang dan pengawal lainnya.

"apa saja yang kalian lakukan, sampai lengah seperti itu!!".ucapnya dengan nada tinggi.

pengawal Kwang yang menundukkan wajahnya memahami apa yang d rasakan bosnya kali ini. tentu saja ia marah. suami mana yang tak marah melihat istrinya terluka di bawah ancaman.

"bos, ini foto orang itu". ucap pengawal Kwang.

"bereskan mereka!!" ucap Zhi han sambil melempar tablet ke sofa. membuat pengawal Kwang meangguk paham. pengawal Kwang yang sangat dekat dengan Zhi han memahami Sekali karakter bosnya bila sedang marah, dingin bahkan mencekam. karakter seperti itu sudah lama tak ia jumpai lagi dalam beberapa tahun ini, hingga sekarang barulah terulang kembali. rupanya seperti ini saat orang jatuh cinta fikir pengawal Kwang.

riri yang berjalan pelan menyusuri koridor kantor, terhenti karena tak mampu menahan sakitnya. sepertinya ia tak bisa meneruskan pekerjaan hari ini. salah satu karyawan yang mendapatinya segera membantu memapahnya ke ruangan nya.

"nona, apa tak sebaiknya pergi ke rumah sakit untuk diperiksa" ucap karyawan tersebut.

"tidak usah, aq masih ada pekerjaan sedikit lagi juga selesai, aku hanya perlu beristirahat sebentar." paksa riri.

karyawan tersebut pun undur diri meninggalkan ruangan kantor riri. mereka mengerti pekerjaan adalah rutinitas utama yang harus di dahulukan riri, berhubung mereka akan mendapatkan penghargaan ternama untuk tingkat internasional nanti. ini adalah tahun kedua mereka mengikuti, Segala lelah dan waktu yang sangat padat membuat semuanya sangat bekerja keras. dan riri sangat menghargainya Segala yang dikerjakan semua karyawannya, ia tak ingin mengecewakan semuanya. bahkan ia rela menikah demi syarat yang diajukan panitia penyelenggara.

berbagai dokumen riri teliti, hingga akhirnya ia tertidur sambil duduk di sofa. rupanya obat penahan sakit yang ia minum sedang bereaksi ditubuhnya. sehingga efek samping mengantuk pun menyergapi matanya.

siang menjelang sore, semua pekerjaan sudah berhasil Zhi han selesaikan dalam waktu singkat, karena hatinya yang masih cemas akan keadaan istrinya. ia pun pergi menyeberang jalan menuju perusahaan istrinya. semua karyawan yang telah selesai beristirahat siang sedang ramai memperbincangkan kejadian kemarin siang, membuat mereka tak menyadari suami bos nya sekarang turut mendengarkan. bahkan Berita ini menyebar luas ke perusahaan Zhi han pula. Zhi han yang telah sampai di ruangan riri membuka pelan pintu ruangan. tadinya ia ingin langsung bertanya pada istrinya, namun melihat istrinya yang sedang tertidur di sofa membuatnya mengurungkan niatnya. ia memperhatikan dokumen yang masih berserakan di atas meja, ia duduk di dekat istrinya dan menaruh pelan pelan kepala istrinya ke pundaknya. ia raih beberapa dokumen dan memperhatikan isinya. dipelajarinya dengan baik, hingga ia meraih satu dokumen yang membuatnya mengernyitkan dahi. perlahan ia memasukkan dokumen tersebut ke dalam tas kerjanya. ia mencurigai dokumen tersebut.

sambil memperhatikan dokumen yang lainnya, dengan cepat Zhi han selesaikan. kemudian tanpa sadar iapun terlelap karena matanya yang sangat lelah membaca dokumen seharian ini.

Uncle lee yang berjalan mengitari kantor mendapatkan kabar bahwa gadis manisnya mendapatkan serangan menyusun rencana di teras samping bersama pada pengawalnya dan ada juga pengawal Ali dan john yang menceritakan detail kejadian.

"ini tak bisa kita diamkan, walaupun di pedesaan itu nona membangun perusahaan kecil itu semua ia lakukan karena ingin membantu warga sekitar dan membantu perkembangan perusahaan fashion rima sahabatnya, di tambah lagi kitapun baru mengakuisisi perusahaan fashion yang baru. sangat tak adil dengan kejadian semalam." ucapnya.

"uncle, kami mendapatkan berita mereka memang para preman yang senang mengganggu warga sekitar, yang kami khawatirkan bagaimana perkembangan perusahaan kita selanjutnya disana." jawab pengawal Ali

"beri mereka uang, namun sebelumnya beri mereka pelajaran dulu". ucap uncle lee

sambil pergi meninggalkan mereka yang segera melaksanakan perintah uncle lee.

uncle lee pun segera mencari nona majikannya. namun yang ia dapati,adalah sepasang sejoli yang duduk tertidur di sofa, dengan mesra.

"dasaarr... sore begini malah mereka tertidur" ucap uncle lee sambil meraih handphonenya dan memfoto riri dan Zhi han.

iapun merapikan semua dokumen di atas meja. dan menyusunnya ke meja kerja riri. perlahan iapun memfoto dirinya dengan latar belakang Zhi han dan riri yang tertidur di sofa sambil mengedipkan matanya.

"Cheese" ucapnya dan memperhatikan foto yang ia ambil lewat handphonenya, bahkan dengan berbagai gaya ia mengambil berkali kali foto tersebut. ia tersenyum kemudian perlahan meninggalkan ruangan setelah puas dengan pengambilan foto tersebut.

angin ringan bertiup dari celah jendela ruangan kantor riri membuat riri yang tertidur di sofa segera membuka kedua matanya,ia mendapati sebuah bidang nyaman saat ia bersandar, dan merasakan itu bukanlah sandaran sofa. itu dada bidang suaminya, bahkan tangan suami nya sedang merangkul pundaknya erat. ia pun tersadar telah tertidur dan melupakan makan siangnya. ia bangun perlahan, namun sangat sulit, karena tangan Zhi han yang masih memeluk bahunya.

"mmmm...sudah bangun ya..??" ucap Zhi han yang masih memejamkan mata, dan merasakan gerak tubuh istrinya di sampingnya.

riri pun melepaskan tangan Zhi han di pundaknya, namun tetap tak bisa.

"sebentaaarr laagiii.... bukankah sudah beberapa hari ini kita tak seperti ini" ucapnya sambil menyandarkan kepalanya di kepala riri dan memeluk erat riri.

riri terdiam sesaat, memang benar mereka tak seharmonis ini lagi dalam beberapa hari yang lewat. namun riri tak mau tenggelam dalam godaan sesaat.

ia mengelus dagu lancip Zhi han. sambil berkata " aku lapaarr.." ucapnya setengah merengek karena perutnya yang mulai tak kompromi.

"haahh... kamu belum makan" ucap Zhi han yang kaget dan langsung mendekatkan telinganya mendengarkan suara perut keroncongan riri.

ia beranjak bangun, menggendong riri ke kamar mandi. dan meletakkan istrinya di meja kaca besar. ia usapkan air dingin ke wajah riri dan membersihkan mukanya sehabis tidur, kemudian ia membasuh wajahnya pula. ia kemudian kembali menggendong istrinya dan mencium pipinya.

"lets go to eat" ucapnya sambil tersenyum.

"mau makan apa sweety sayang" ucapnya mesra.

"apapun kesukaan kamu" ucap riri pula, yang mengaitkan tangannya di leher Zhi han.

"kesukaanku...bukankah itu kamuu" balas Zhi han sambil setengah berlari memperlakukan istrinya seperti ia memperlakukan satria.

"yaaa....aku bukan makanan.." ucap riri yang risih di perlakukan seperti itu.