Tabib istana mengecek kondisi Amira dengan menempelkan punggung tangannya di leher Amira, mengecek denyut nadi sang putri untuk memastikan bahwa Amira masih hidup. Beberapa kali ia menggeleng menyaksikan tubuh lemah tak berdaya di hadapannya. Ia merasakan ada hal yang tak wajar yang baru saja dialami putri sultan yang pertama.
"Apa yang terjadi dengan Putri, Yang Mulia? Mengapa tidurnya sangat lelap malam ini? Saya mengenal putri dengan baik. Selama ini putri tak pernah terlelap apalagi saat banyak suara di sekelilingnya. Yang terjadi sekarang sunggu di luar kebiasaan."
"Aku khawatir seseorang sudah meracuninya, Tabib. Apakah kau tak melihat wajah anakku pucat? Dia memang putih, tapi pucat di wajahnya benar-benar mengkhawatirkan aku."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com