"Bagaimana dia bisa pingsan?" tanya Lomus dengan segala sikap tidak menerimanya.
Belhart yang baru saja melihat ayahnya datang dan berkunjung ke kamarnya, memberi salam. Namun tidak bisa menutupi kerutan besar di keningnya.
"Aku yang harusnya bertanya, Ayah." Ucap Belhart dingin. Mengalahkan kemarahan sang ayah.
Lomus menatapnya terkejut.
"Apa maksudmu?"
"Apa saja yang ayah katakan padanya kemarin? Apa yang kalian diskusikan? Dan hal sensitif apa yang ayah ungkit?"
Lomus mendadak terpaku di tempat.
Apa yang mereka bicarakan kemarin? Ketika dia datang untuk menemui menantunya? Bukankah mereka kemarin hanya membicarakan hal baik?
Soal pilihan Lomus yang sudah sejak lama memilih Cattarina untuk menjadi putri mahkota. Lalu soal keyakinannya...
Sebentar...
Mempertajam sorot matanya, Lomus Dominic seolah mendapat secercah informasi.
Apa jangan-jangan.. semua ini terjadi karena ucapan pendeta agung??
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com