Emily Ling merasa sedikit lelah berbicara dengan Irene Shang. Wanita ini bermuka dua. Jelas-jelas nada bicaranya lebih unggul dan meremehkannya. Tetapi berpura-pura bahwa segala yang ia lakukan itu hanya untuk kebaikan Emily Ling.
Irene Shang melihat pesan yang ada di ponselnya, kemudian berdiri dan berjalan, "Itu, Kak Irene. Aku pergi dulu karena ada urusan."
"Emily, kamu tanda tangan kontrak dengan perusahaan mana?" Tanya Irene Shang lagi.
Irene Shang tahu kalau Emily Ling malu mengatakannya, karena perusahaannya yang kecil tidak akan mampu menaikkan pamor si Emily Ling.
"Studio milik Aaron Huo." Jawab Emily Ling dengan santai.
Ekspresi wajah Irene Shang seketika langsung berubah, kecemburuannya semakin membara, riasan halus di wajahnya pun ikut berubah.
Emily Ling menerima pesan dari asisten Evan Jun, yaitu Andy An. Asisten itu mengatakan bahwa ia sedang menunggunya di tempat parkir bawah tanah dan bertanya apakah ia punya waktu untuk pergi.
Aaron Huo melihat Emily Ling pergi dengan membawa bekal makan siang yang sudah dipanaskan. Ia mengerutkan keningnya dan menarik kembali pandangannya. Anak ini kurang bergaul. Di lokasi syuting saja ia tidak memiliki teman. Bahkan ketika sedang makan pun ia tetap sendirian.
Emily Ling naik RV milik Evan Jun tanpa sungkan, "Tuan Ketiga, apa aku boleh makan di dalam mobil? Aku kelaparan."
Dengan matanya yang sipit, Evan Jun melihat gadis yang ada di depan pintu mobilnya. Gadis ini mengenakan gaun merah bersulam Phoenix dan peony, ia memiliki senyum manis di wajahnya yang cantik, polos dan menggemaskan yang membuat orang lain tidak akan tega menolaknya. Bahkan Evan Jun sendiri mengakui kenyataan itu.
"Tuan Ketiga sudah makan?" Emily Ling memasak sendiri makanan yang ia bawa itu. Ia tidak bisa memakan makanan kru. Ia sama sekali tidak bisa terbiasa dengan itu.
"Hmmm…" Evan Jun melirik kotak makan siang yang besar, nasi dalam porsi besar, dengan tiga lauk di dalamnya. Semuanya terlihat mengepul, ketika baru saja melihatnya, Evan Jun tahu bahwa makanannya baru saja dipanaskan.
Emily Ling makan dengan sangat lahap, wajahnya terlihat sangat bahagia dan puas. Evan Jun sedikit ingin mencicipinya saat melihat makanan yang ada di dalam kotak makan milik Emily Ling.
Evan Jun tidak pernah merasakan keinginan seperti ini selama bertahun-tahun. Ia menelan ludah dan matanya sedikit tertutup. Namun, aroma makanan masih tertinggal di ujung hidungnya, sehingga membuatnya ingin mencicipinya.
Emily Ling memandangi gerakan pria itu ketika menelan, tiba-tiba mulutnya terasa sedikit kering. Leher pria itu panjang dan indah, terutama simpul tenggorokannya, terlihat sangat seksi. Lalu ia berkata, "Tuan Ketiga ingin mencicipinya? Aku membuatnya sendiri."
Sejak terakhir kali Emily Ling bertemu dengan Evan Jun, ia memutuskan untuk memanfaatkannya. Lagi pula, pria cacat fisik ini sepertinya tidak berumur panjang. Dan sepertinya dua tahun lagi ia akan meninggal.
Jika Emily Ling bisa membuatnya senang dengan melayaninya, Evan Jun mungkin bisa memberikan sebagian dari hartanya padanya. Keluarga terkaya di dunia, memberinya sedikit uang mungkin akan seperti memberinya seujung kuku. Dan ia juga sudah berkecimpung industri hiburan selama beberapa tahun.
Yang paling penting adalah, Evan Jun adalah paman ketiga dari si pemeran utama Dion Gu. Jika bisa memanfaatkan pria kaya yang ada di depannya ini, sampai pada saatnya tiba si bajingan Dion Gu itu tidak bisa lagi merendahkannya.
Saat memikirkan hal ini, Emily Ling merasa sangat puas.
"Hmmmm…" Ucap Evan Jun dengan malas sambil membuka mata.
Emily Ling tersenyum dan menyodorkan kotak makan siangnya kepada Evan Jun. Ia dengan tidak tahu malu memuji diri sendiri, "Aku biasanya suka memasak saat ada waktu luang. Sungguhan, aku pintar memasak. Yang pernah memakan masakanku, belum pernah ada yang bilang tidak enak."
Evan Jun biasanya membenci orang yang berbicara menyombongkan dirinya sendiri di depannya. Ia pun merasa sangat kesal. Tapi saat mendengarkan perkataan Emily Ling, ia masih bisa menerimanya.
Andy An yang duduk di kursi kemudi seolah bola matanya akan keluar, ia membuka matanya lebar-lebar saat mendengar Evan Jun berkata seperti itu.
Tuan ketiga! Apa Tuan ketiga gila?! Batin Andy An.
Apa yang paling tidak disukai tuan ketiga adalah orang lain mengatakan omong kosong yang tidak berguna.
Tapi sekarang, gadis itu seperti burung kecil rumahan, mulutnya terus berceloteh tanpa henti di hadapan tuan ketiga!