webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
406 Chs

Chapter 177 - In London 2

Di stasiun London, tempat Shirou, Rin, Sakura, Arturia, Negi, Illya, Miyu, Kuro, dan Luvia berada saat ini.

"Hii entah kenapa tiba-tiba aku jadi menggigil kedinginan!" Kata Negi. "Apa ini pertanda kalau akan ada hal buruk yang terjadi padaku?"

"Hmm mungkin ya, mungkin tidak," Kata Shirou. "Mungkin kau terkena masuk angin makanya tiba-tiba kau menggigil kedinginan begitu."

"Yah, mungkin juga," Kata Negi. "Soalnya aku begadang semalaman sih kemarin, dan hanya sempat tidur sebentar dari pukul 4 sampai 6 pagi, aku begadang karena aku merasa terlalu tegang dan bersemangat karena akan kembali ke kampung halamanku."

"Ahahahaha kau memang masih anak-anak Negi tidak bisa tidur karena merasa terlalu bersemangat," Kata Shirou yang merasa kalau hal yang dialami oleh Negi sangat lucu dan wajar untuk anak-anak berumur 10 tahun. "Yah tapi memang wajar untuk anak-anak berumur sepuluh tahun kalau merasa tegang dan bersemangat ketika akan bepergian. Coba lihat Miyu, Kuro dan Illya mereka bertiga juga masih terlihat mengantuk dan ada kantung mata di wajah ketiganya karena mereka bertiga merasakan ketegangan yang sama denganmu."

Negi melihat ke arah Kuro, Illya dan Miyu yang sedang duduk di bangku stasiun mereka terlihat berusaha sekeras mungkin untuk tetap bangun, kondisi mereka jauh lebih parah dari dirinya yang masih sempat tidur sebentar. Dan karena ketiganya sudah merasa amat mengantuk akhirnya Illya, Kuro dan Miyu tertidur juga.

"Sigh mereka bertiga akhirnya tertidur juga," Kata Rin yang duduk tepat di sebelah ketiganya. "Mereka bertiga ngotot untuk tetap bangun walaupun aku sudah menyuruh mereka untuk tidur sebentar."

"Apa boleh buat kan Nee-san," Kata Sakura yang berdiri di sebelah Shirou. "Mereka benar-benar merasa bersemangat untuk pergi ke kampung halamannya Negi yang berada di Wales, sebuah tempat baru yang belum pernah mereka kunjungi. Sampai-sampai mereka jadi tegang dan tidak bisa tidur sampai pagi."

"Aku, Illya, Miyu dan Kuro sudah lama sekali tidak bepergian ke luar negeri semenjak keluarga Emiya memutuskan untuk menetap di Mahora," Kata Shirou sambil melihat ke arah ketiga adik perempuannya dengan tatapan yang penuh dengan rasa sayang. "Semua anggota klan Emiya selalu bepergian mengelilingi dunia dan jarang sekali ada yang menetap di satu tempat, makanya ketika ayah memutuskan untuk menetap di Mahora kami semua merasa terkejut dan senang karena akhirnya memiliki tempat tinggal tetap. kurasa ketegangan muncul di dalam diri mereka bertiga di saat kita semua akan pergi ke Inggris setelah tidak bepergian dalam waktu yang lama."

"Kalau mereka bertiga dan Negi merasa tegang seperti itu kurasa wajar," Kata Arturia yang berdiri di sebelah Sakura. "Tapi coba kalian lihat Luvia."

Negi, Rin, Shirou dan Sakura lalu melihat ke arah Luvia.

Luvia yang sedari tadi diam tanpa berkata apapun ternyata sedang tertidur sambil bersender di pilar yang menopang atap stasiun, tidur Luvia begitu nyenyak sampai-sampai ada air liur yang mengalir dari mulutnya.

"Luvia sering berlagak seperti nona kaya yang penuh dengan kharisma," Kata Rin yang jijik melihat air liur yang keluar dari mulutnya Luvia. "Tapi aslinya dia hanyalah seorang anak kecil yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk mengurus Edelfelt Konzern. Makanya terkadang gadis itu bersifat seperti anak-anak."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Anya Kokorova, merasa agak kesal karena saat ini ia tidak bisa bersama dengan Negi di stasiun London. Itu semua karena Anya dibawa kembali ke asrama sekolah tempat ia tinggal di London oleh teman sekelasnya secara paksa ketika temannya itu melihat dirinya sedang berkeliaran sendirian di trotoar dekat stasiun London.

"Mary! Kenapa kau seenaknya membawaku ke asrama sih!" Teriak Anya yang duduk di atas ranjang di dalam kamarnya yang ada di asrama tempat ia tinggal. "Aku baru saja akan pulang ke kampung halamanku tahu!"

"Maaf, deh!" Kata Mary dengan wajah yang tampak menyesal sambil mengelus-ngelus rambutnya Anya. "Aku kan nggak tahu kalau kamu mau pulang ke kampung halamanmu! Aku membawamu secara paksa ke asrama ini karena kupikir kamu baru ingin kembali ke asrama setelah liburan selama seminggu di Jepang!"

"Bukankah aku sudah bilang padamu sebelumnya kalau aku akan pulang 3 hari sebelum liburan musim panas berakhir!" Kata Anya dengan wajah yang terlihat sangat kesal. "Jangan bilang kalau kau lupa dengan ucapanku!"

"Eh, tidak juga, sih," Kata Mary teman sekamarnya Anya. "Aku mengingat ucapanmu itu dengan baik, kok. Hanya saja aku menyangka kalau akan lebih baik untukmu kalau kau kembali dulu ke asrama ini dan menyapa teman-temanmu tersayang!"

"Sigh, bukannya aku nggak mau kembali dulu ke asrama untuk menyapamu dan teman-teman yang lain," Kata Anya. "Tapi aku ingin cepat-cepat sampai ke kampung halamanku di Pembroke makanya aku nggak punya waktu untuk kembali ke asrama ini."

"Kau kejam sekali Anya!" Kata Mary dengan air mata yang jelas palsu menetes di wajahnya. "Kau punya waktu untuk kembali ke kampung halamanmu di Wales tapi kau tidak mampu menyediakan waktu untuk bertemu dengan teman-temanmu tersayang!"

Anya memang senang memiliki teman sekamar yang baik seperti Mary, tapi terkadang Mary yang bersikap sok dekat dengan dirinya benar-benar terasa sangat menyebalkan. Bahkan Anya curiga kalau Mary itu punya kelainan, karena Mary selalu ingin berada dekat dengan dirinya.

"Berhenti memakai air mata palsu itu, Mary. Kau tidak akan bisa menipuku dengan aktingmu yang payah itu!" Teriak Anya kepada teman sekamarnya yang agak aneh itu. "Dan jangan coba-coba untuk memegang-megang tubuhku seperti tadi! Tindakanmu barusan membuatku merasa amat tidak nyaman tahu!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Wales Inggris, propinsi Pembroke di sebuah kota kecil tempat dulu Negi tinggal, Nekane Springfield sudah memakai gaun tanpa lengan berwarna merah pekat dengan bagian dada yang amat terbuka. Ketika ia mendapat telepon dari Negi kalau adik sepupunya itu akan tiba hari ini, Nekane sang brocon super langsung menyiapkan gaun terbaik yang ia miliki, pergi ke salon dan mendandani wajahnya dengan make up terbaik yang ia miliki. Itu semua karena ia ingin menyambut adik sepupunya yang sangat ia cintai dan sayangi dalam kondisi terbaik. Ia bahkan tidak lupa untuk memasak semua jenis makanan yang disukai oleh Negi dalam jumlah banyak.

"Aaah Negiku tersayang akhirnya kau pulang juga dari Mahora yang sudah menawanmu selama ini!" Kata Nekane sambil memeluk daimakura dengan wajah Negi yang ia buat sendiri. "Onee-chan benar-benar merindukan dirimu yang manis dan tampan Negi! Jadi cepatlah pulang agar Onee-chan bisa menciummu, memelukmu dan membuatkan semua makanan yang kau sukai!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di sebuah kuburan ala Eropa bersama dengan Evangeline dan Chachamaru.

"Shirou-Sama meneleponku," Kata Chachamaru. "Katanya kita disuruh pergi ke stasiun London secepat mungkin."

"Sudah waktunya untuk pergi ke kota tempat bocah itu tinggal dulu rupanya," Kata Evangeline yang memakai kostum gothic lolita berwarna hitam pekat. "Aku benar-benar penasaran seperti apa tempat dulu bocah itu tinggal!"

"Perlukah kupanggil taksi supaya anda bisa tiba di stasiun London secepat mungkin Master?" Tanya Chachamaru.

"Tidak perlu, aku masih ingin disini untuk sementara waktu," Jawab Evangeline sambil membuka payung miliknya untuk menahan sinar matahari yang begitu terik. "Aku masih ingin melakukan sedikit nostalgia di kuburan ini."

"Master sebenarnya kenapa anda berdiam diri di kuburan kuno ini begitu lama ketika kita tiba di London?" Tanya Chachamaru. "Apakah ada sesuatu yang spesial di tempat ini?"

"Yah begitulah," Jawab Evangeline dengan air mata yang menetes di pipinya. "Ada seseorang yang sangat penting untukku di kubur di tempat ini."

Chachamaru yang tidak terlalu mengerti kenapa Evengaline mau diam di kuburan kuno begitu lama hanya bisa menunggu majikannya itu selesai bernostalgia. Ia mungkin hanyalah sebuah robot yang tidak begitu mengerti perasaan manusia, tapi Chachamaru setidaknya mengerti kalau hal yang dilakukan oleh majikannya ialah hal yang cukup penting oleh karena itu Chachamaru memutuskan untuk menunggu sampai Evangeline selesai bernostalgia.