Alfando Pov
Aku menghempaskan tubuhku di atas ranjang,melonggarkan dasi.
Mengambil handphone dari balik saku celana.
Ada beberapa misscall dan chat dari Radit,tapi aku hanya membuka pesannya tanpa ada keinginan untuk membalas ataupun menelepon balik.
Terdapat satu pesan dari kakek, aku segera menelepon.
Tidak butuh waktu lama kakek menjawab teleponku.
*Kakek sedang apa?oh yach besok malam aku akan memperkenalkan seseorang.*
(***)
*Dia calon istriku,kek.*
(***)
*Namanya Monika syahbilla,usianya 25 tahun dan dia bekerja sebagai sekretarisku.*
(***)
"Tapi kami baru saja berpacaran,apa tidak terlalu cepat jika kami menikah?."
(***)
"Tentu saja kami akan menikah dan akan memberikan kakek-nenek cicit-cicit yang lucu."
(***)
"Baiklah...Besok malam aku akan membawanya menemui kalian."
(***)
*Aku juga sudah kantuk.Sampaikan salamku pada nenek.*
Setelah selasai berbicara dengan kakek dengan sigap aku beranjak dari ranjang mengganti pakaian kerja yang aku kenakan dengan kaos biru dan celana pendek.
Mencuci wajah kemudian kembali ke atas ranjang tersayanganku.
Pikiranku melayang pada kejadian dua jam lalu dalam mobilku.
"Apa yang telah aku lakukan?mengapa tadi aku mencium Monika?" mengelus-elus lembut bibirku,membayangkan kembali saat bibir kami berdua saling menempel untuk beberapa saat.
Sejujurnya selain dengan nenek waktu aku kecil dulu. aku tidak pernah mencium bibir perempuan manapun,arghhh..ini sungguh aneh.
***
From:Master Alfando
Aku akan menjemputmu jam 5 sore untuk dinner bersama kakek-nenekku,pastikan kau harus sudah siap saat aku jemput nanti.
Pesan Alfando berhasil membuat pagi Monika menjadi mendung, padahal cuaca pagi ini begitu cerah.
To :Master Alfando
Baik ,saya mengerti sir.
Pikirannya kembali pada kejadian semalam ketika Alfando mencium bibirnya secara tidak terduga,Sejujurnya itu ciuman pertamanya setelah dua tahun belakangan ini menyandang status jones.
Status yang mungkin sangat di benci oleh para umat manusia di muka bumi ini.
Tapi malah tanpa terasa sudah disandang olehnya selama dua tahun belakangan ini.
Semua ini gara-gara mantan pacarnya.
Dimas Adipura.
Bajingan brengsek.
Lima tahun berpacaran membuang-buang waktu sebagai pacar bajingan itu.
Rela memberikan kesuciannya dan berusaha selalu menjadi pacar terbaik.
Tapi apa yang didapatkan olehnya? Hanya Pengkhianatan juga sakit hati.
Dengan mudahnya si bajingan itu lebih memilih perempuan lain dibandingkan dirinya,tragis bukan.
"Haaaaahh....hidup gue kacau banget sih,dari bayi dibuang orangtua ke panti asuhan.
Dicampain pacar,menjadi sekretaris dari seorang Ceo killer.
Dan sekarang dipaksa menikah sama dengan Ceo killer itu,terus harus melahirkan anaknya pula.Dipastikan gue bakal jadi janda dengan seorang anak..arghhh!!!"
Teriak Monika di balik bantal kemudian melempar bantal tersebut dengan kasar ke lantai.
Mengacak rambutnya,akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.
"SIAAALLL...BANGET SIH HIDUP GUE!!"
******
"Kenapa muka kamu ditekuk gitu?tidak senang ketemu kakek-nenek saya?atau kamu masih kesal karena saya memaksa kamu untuk menikah?"
Tanya Alfando dengan wajah kesal,sekilas melihat Monika yang duduk di sampingnya kemudian kembali fokus menyetir.
"Pokoknya pas kita dinner nanti,kamu jangan pasang muka cemberut.Ntar kakek-nenek saya menyangkah bahwa kamu tidak bahagia."
Sambung Alfando kali ini nada suaranya lebih tegas.
'Emang kenyataan gue nggak bahagia kok.' Gumam Monika dalam hati.
Entah keberanian dari mana,Monika pun menatap kesal pria di sampingnya lalu melipat kedua tangan di dada. "Kenapa harus saya sih yang menjadi istri anda sir?kenapa bukan perempuan lain, misalnya miss Agatha." Protes Monika cemberut.
Agatha adalah manager sekaligus perempuan tercantik di perusahaan.
Alfando terkekeh kemudian dengan kasar memukul setir kemudi.
"Berani sekali kamu bertanya seperti itu,apa kau ingin dipecat hah?!"
Suara bariton bernada sinis milik Alfando berhasil membuat ciut nyali Monika,wajahnya menjadi pucat.
Dia menelan ludah dengan cepat menggelengkan kepala.
Wajah cantiknya memancarkan mimik ketakutan,jujur melihat mimik ketakutan sekretaris nya itu sungguh menjadi kesenangan tersendiri bagi Alfando.
Reflek Monika melepaskan lipatan tangannya dari dada kemudian,menggeser tubuhnya bersandar pada sisi jendela mobil.
"Cikcik...baru sehari menjadi calon istri,kamu sudah berani protes bagaimana kalau sudah menjadi istriku nanti hah?!" Lanjut perkataan Alfando memasang wajah pura-pura marah, padahal dalam hatinya merasa geli.
"Maaa..maaaf sir" balas Monika terbata-bata, menundukkan kepalanya.
Bahkan Monika tidak berani melihat pria tampan di sampingnya itu.
Alfando tersenyum geli dan kemudian berdehem. "Lihat aku"
Perintah Alfando yang suaranya berubah lembut kini. Monika mengikuti perintah bos killernya itu.
"Dengar baik-baik....berhentilah memanggilku dengan sebutan sir,kau adalah calon istriku biasakan dirimu stop memanggilku dengan panggilan seformal itu, terlebih saat kita sedang tidak berdua.Mengerti?"
Monika langsung mengangguk. "Lalu saya harus memanggil apa?" Tanyanya polos dengan nada suara bergetar.
"Menurutmu panggilan spesial apa yang pantas untuk calon suamimu ini?" Alfando malah balik bertanya.
Monika memutar bola mata ,berfikir keras sehingga membuat wajahnya terlihat mengemaskan Dimata Alfndo.
Sudah sepuluh menit berlalu tapi masih belum memberikan jawaban apapun.
"Apa butuh waktu selama ini untuk menemukan panggilan spesial untuk calon suamimu hah? Kau sungguh membuatku kesal,Sweet Lovely."
Panggilan spesial dari Alfando berhasil membuat Monika menjadi syok sekaligus merasa geli secara bersamaan
Melihat Monika terlihat begitu shocked ,Alfando menyipitkan kedua matanya lalu melirik sekilas ke arah perempuan di sampingnya itu.
"Kenapa kau keberatan?"
Monika menggelengkan kepala. "Tidak,mana mungkin."
Ucap Monika cepat disertai wajah ketakutan.
Alfando kembali berdehem. "Terus apa panggilan spesialmu untukku?"
Monika mencoba memikirkan panggilan spesial apa yang pantas untuk calon suaminya itu"ehhemm...Bagaimana kalau Honey?." Tawar Monika.
"Cari yang lain." Tolak Alfando
"Baby?."
Alfando menggelengkan kepala"Tidak,cari yang lain"tolaknya kembali.
"Jujur,aku tidak punya ide lagi." Ucap Monika dengan suara putus asa.
Alfando kembali terkekeh. "Baiklah,kau panggil aku Honey Lovely." Perintah Alfando santai lalu tersenyum.
'WHAT !! HONEY LOVELY?OH MY GOODNESS. ... KILL ME PLEASE!!!Teriak Monika dalam hati.