webnovel

Mempertanggungjawabkan perbuatan

Beberapa saat yang lalu, suasana di dalam kamar Arabella benar-benar sangat panas saat terjadi perkelahian hebat antara Leonard yang berpenampilan setengah telanjang dan Billy yang terlihat sangat murka saat melihat Arabella hanya menggunakan handuk sebatas dada di tubuhnya.

Dia awalnya tadi ingin meminta nomor handphone Arabella agar mudah untuk berhubungan dengan wanita yang baru dijumpainya tersebut. Namun, semuanya gagal setelah melihat ada sosok pria di kamar Arabella, sehingga saat dia mengetuk pintu dan tidak ada jawaban, membuatnya merasa curiga.

Pada awalnya akan pergi karena tidak ada jawaban, tetapi beberapa saat kemudian, mendengar samar-samar suara teriakan dari Arabella, dia langsung mendobrak pintu karena merasa khawatir. Alhasil, perbuatannya itu mengundang perhatian dari beberapa warga sekitar yang langsung datang ke kontrakan itu.

Saat berhasil, dia langsung memberikan sebuah pelajaran pada Leonard yang juga melawannya, sedangkan beberapa orang yang datang, melerai pertikaian di antara keduanya.

Saat ini, kontrakan Arabella sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang menjadi saksi dari pertikaian dua pria tersebut. Bahkan tanpa malu, Leonard masih hanya menggunakan handuk sebatas pinggang yang menampilkan tubuh sixpack-nya dan menghubungi kakak tirinya agar segera datang.

Wajah babak belur di antara keduanya, menunjukkan bahwa Leonard dan Billy sama sekali tidak menyerah saat tadi saling menyerang dengan pukulan yang membabi buta karena sama-sama digulung emosi.

Leonard menghapus darah di sudut bibirnya sebelah kiri dan menatap kesal Billy. "Sebenarnya apa urusanmu ikut campur pada kesenanganku? Kami sedang bersenang-senang, tetapi kau tiba-tiba mengacaukan semuanya."

"Dasar pria berengsek! Tidak tahu malu, pakai bajumu, bajingan!" teriak Billy yang merasa sangat murka pada pria yang sama sekali tidak mempunyai malu saat ketahuan berbuat gila oleh para warga.

Sementara itu, Arabella yang merasa sangat shock, karena sangat malu pada para tetangga, membuatnya mengunci diri di dalam kamar mandi dan tidak mau keluar. Tentu saja saat ini dia berjongkok di lantai dan membenamkan wajahnya sambil menangis tersedu-sedu, karena mengalami hal paling memalukan sepanjang sejarah hidupnya.

"Kenapa nasibku seperti ini? Aku benar-benar sudah tidak mempunyai muka lagi di depan orang-orang. Aku harus segera pergi dari sini dan mencari tempat lain untuk tinggal. Atau aku kembali saja ke kampung halamanku di Jawa, agar tidak bertemu dengan pria psyco itu lagi," lirih Arabella di dalam hati.

Saat Arabella sibuk menangis, dia mendengar suara bariton dari seseorang yang sangat dihafalnya. Dia adalah sosok pria yang sangat dikagumi sekaligus dicintainya diam-diam. Dengan buru-buru, dia sibuk menghapus bulir bening air mata yang menganak sungai di wajahnya. Tidak hanya itu, Arabella memakai pakaian kotornya kembali karena tidak mungkin keluar kamar hanya dengan memakai handuk.

Saat dia berpakaian, bisa dilihatnya celana panjang berbahan katun dengan warna hitam dan kemeja lengan pendek berwarna putih di sebelahnya. Dia mengepalkan tangannya dan meraih pakaian itu, lalu menginjak-injaknya.

"Pria berengsek! Aku sekarang tidak mempunyai muka di depan semua orang gara-gara bajingan sepertimu!" Dengan sangat marah, Arabella sudah membuat pakaian yang awalnya sangat licin itu menjadi sangat mengenaskan di kamar mandi karena kusut akibat perbuatannya.

Samar-samar, Arabella mendengar percakapan antara Zaydan dan beberapa tetangga yang membahas kejadian buruk itu. Namun, jantungnya berdetak sangat kencang begitu mendengar salah satu orang paling berpengaruh yang merupakan ketua RW tengah menyebutkan sebuah jalan keluar.

"Lebih baik segera nikahkan mereka, agar tidak mempermalukan keluarga," ucap pria paruh baya dengan rambut yang sedikit memutih tersebut.

Billy yang merasa bingung, sama sekali tidak bisa menanggapi perkataan dari ketua RW di dekat kontrakan Arabella karena dia sendiri pun tidak mungkin menyuruh wanita yang masih bersembunyi di dalam kamar mandi itu keluar. Dia hanya memilih diam dan menatap tajam wajah lebam Leonard yang hanya tersenyum menyeringai kepadanya.

Beberapa saat kemudian, Zaydan dan Stevan tiba di kontrakan Arabella. Saat ini, mereka berkumpul di kamar Arabella karena Leonard terlihat masih sangat santai duduk di atas ranjang wanita malang itu.

"Kamu benar-benar keterlaluan, Leonard!" hardik Stevan yang sudah mengarahkan tatapan tajam dan berniat untuk mengarahkan pukulannya, tetapi Zaydan menahan tangannya dan dia tidak jadi memukul adik tirinya.

"Aku akan berbicara dengan adikku. Tolong kalian semua keluar sebentar!" ucap Stevan pada para tetangga yang dari tadi menatap penampilan tidak sopan adik tirinya saat tidak merasa malu pada semua orang.

Saat semua orang hendak keluar, Leonard bangkit dari ranjang dan mengeluarkan suara baritonnya. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku akan bertanggungjawab atas perbuatanku. Jadi, jangan mengeluarkan petuahmu, Kakakku tersayang. Aku akan menikahi wanita yang aku cintai. Kalian puas, bukan? Jadi, masalah selesai."

Semua orang saling ber-sitatap secara bergantian dan suara dari seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi, membuat mereka menatap ke arah tersebut.

"Aku tidak akan gila menikah dengan pria psyco sepertimu!" Arabella benar-benar merasa tidak tahan lagi dan tidak bisa diam.

Leonard hanya tertawa saat melihat kemurkaan dari wanita yang sangat dibencinya. "Kalian lihat, kan? Wanita ini sama sekali tidak ingin menikah karena hanya ingin menjalani hubungan tanpa status. Tentu saja kami bercinta atas dasar suka sama suka."

"Diam, kau pria bajingan!" teriak Arabella dengan tangan mengepal. Bahkan ia yang sudah tidak bisa menahan diri lagi, berniat menampar wajah pria yang memiliki wajah tampan, tetapi sangat memuakkan baginya.

Namun, tangan Arabella ditahan oleh Zaydan yang mencoba menenangkan kemarahannya. "Arabella, jangan lakukan itu! Kamu harus memikirkan nama baikmu dan harga dirimu. Lebih baik kalian menikah saja."

Arabella menghempaskan tangan kokoh yang menahan pergelangan tangannya. Rasa sakit yang dirasakannya semakin bertambah besar saat pria yang diam-diam dicintainya itu mendorongnya untuk masuk ke dalam lembah penderitaan tanpa memikirkan perasannya.

"Anda sama sekali tidak berhak untuk mengatur hidupku! Tuan Zaydan! Saya tidak bekerja dengan Anda lagi!"

Stevan merasa sangat bersalah pada Arabella, karena telah gagal melindungi sosok wanita yang selalu hidup menderita setelah menjadi saksi di pengadilan atas pembunuhan yang dilakukan adiknya. Namun, dia merasa sangat bertanggungjawab dan harus menyelesaikan masalah yang dibuat oleh adiknya.

"Arabella, aku tahu kamu tidak menyukai adikku, tetapi ini semua demi kebaikanmu. Kalian berdua harus menikah. Leonard akan berubah setelah menikah denganmu. Aku yakin itu."

Perasaan hancur yang dirasakan Arabella semakin terasa saat mendengar perintah dari pria yang sangat dikaguminya selama ini karena kebaikannya. "Bahkan Anda pun berkata demikian? Padahal saya pikir, Anda akan jauh lebih bijak dari yang lainnya. Ternyata saya salah!"

"Astaga, jika kau tidak mau, aku sangat senang. Karena sudah menikmatimu dan tidak perlu repot-repot untuk bertanggungjawab." Tanpa memperdulikan semua orang, khususnya Arabella, Leonard berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk kembali berpakaian.

Namun, begitu dia melihat pakaiannya yang sangat mengenaskan di lantai kamar mandi, membuatnya berteriak dengan sangat kencang.

"Dasar wanita murahan! Kenapa kamu membuat pakaianku seperti ini!"

Arabella hanya tersenyum mengejek saat merasa sangat puas berhasil membuat kesal Leonard. "Pria berengsek yang sangat memuakkan. Itu hanya sebuah baju, tetapi kau marah berlebihan seperti itu. Bahkan kau membuatku jauh lebih buruk di hadapan semua orang. Itu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kejahatanmu!"

Arabella tidak melanjutkan perkataannya saat mendengar suara dari tetangganya yang baru datang. Bahkan raut wajahnya kini sudah berubah pucat.

"Orang yang akan menikahkan sudah datang."

Stevan sudah berjalan keluar untuk menyambut orang yang akan menikahkan siri adik tirinya dengan Arabella. Namun, dia melirik sekilas ke arah wanita yang terlihat sangat pucat tersebut.

"Apapun yang terjadi, kalian berdua harus menikah. Leonard tidak akan berhenti menggangumu Arabella. Akan lebih baik kamu sah menjadi istrinya dan Leonard bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya."

To be continued...