webnovel

Mencerna Wilayah

Beberapa hari setelah perang berakhir, Voran akhirnya sadar. Dia mendapati situasinya sama seperti ketika dia pertama kali datang. Merasakan ada luapan energi di seluruh tubuhnya, Voran memaksakan diri untuk tersenyum. Dia tahu bila ia telah melewati masa krisisnya dan berhasil menerobos tahap 2-0 seperti yang dia rencanakan.

Namun, dia tak mengharapkan situasi akan menjadi seperti ini. Selain itu, dia merasakan ketidakmurnian ki di dalam tubuhnya menumpuk cukup banyak. Sesuai dengan perasaannya yang campur aduk, ia berpikir untuk mengonsumsi beberapa pil. Sayangnya, saat ini dia tak bisa lepas dari ranjangnya dan hanya bisa beristirahat sampai tenaganya pulih.

Berita tentang Voran yang siuman segera terdengar oleh Veus dan Larsson. Mereka berdua segera menemui Voran yang baru saja siuman. Keduanya memiliki berita yang sama-sama pentingnya dan membutuhkan persetujuan Voran untuk memulainya.

Di dalam kamarnya, Voran berbaring di ranjang yang empuk dan halus. Beberapa pelayan membawakan buah-buahan dan air putih untuknya. Sembari memikirkan semua yang terjadi, dia mengisi perutnya dengan buah-buahan. Ketika pikirannya melayang cukup jauh dan menjelajahi seluruh situasi yang sudah dia alami, pintu kamarnya terbuka dan dua sosok yang akrab segera masuk dan menyapanya.

"Syukurlah Yang Mulia sudah siuman. Kami merasa sangat terpukul dengan keadaan Yang Mulia. Bolehkan kami tahu apa yang membuat Yang Mulia sampai memaksakan diri hingga membuat Yang Mulia tak sadarkan diri?" Veus yang selesai menyapanya segera menanyai Voran terkait dengan tindakan gegabah yang sudah ia lakukan.

Voran mengangguk dan dengan tenang dia membalasnya. "Tidak apa. Tidak ada yang buruk. Ini hanya masalah kecil saja. Aku memang mendorong diriku sampai batas untuk mengetahui seberapa efektif kekuatan itu. Memang efeknya cukup buruk, tapi kau bisa merasakannya bukan? Kekuatanku sudah setara denganmu Veus. Walaupun aku membutuhkan banyak waktu untuk benar-benar mengonsolidasikan kekuatan ini menjadi kekuatanku seutuhnya."

Berbeda dengan Veus yang begitu khawatir dan heran dengan tindakan yang Voran lakukan. Larsson menerimanya dan ia datang menemui Voran bukan hanya untuk memastikan bila ia baik-baik saja. Namun, untuk mencari tahu keputusan apa yang akan Voran berikan terhadap Westian dan keluarganya yang saat ini sudah ia tawan.

"Maaf, Yang Mulia. Ini mungkin lancang dan tak seharusnya aku tanyakan di waktu seperti ini. Namun, situasi yang mendesak membuatku tak memiliki pilihan lain selain menanyakannya saat ini-" Larsson tak mengatakannya secara langsung, tapi menjedanya beberapa saat setelah melihat perubahan dari Voran. "Apa yang akan Yang Mulia lakukan terhadap Westian dan keluarganya? Kehadiran mereka telah menjadi faktor tidak tentu yang penuh dengan ancaman. Apakah Yang Mulia akan menyingkirkan mereka semua atau membiarkan mereka membusuk di penjara seperti saat ini?"

Voran mendengarkannya. Dia menimbang-nimbang pilihan yang ada. Bila dia menyimpannya dan memenjarakan mereka. Ada kemungkinan mereka kabur atau lolos yang di kemudian hari nanti mereka akan membalas dendam dan mengacaukan apa yang ia lakukan di waktu itu. Ketika dia memikirkan hal ini, ia tak bisa menerimanya. Sehingga, dia memikirkan pilihan lain dan menimbang risiko macam apa yang akan dia terima bila melakukannya.

"Sudahkah kau pastikan menangkan seluruh keluarga? Kalau kau belum memastikannya, lebih baik untuk memenjarakan mereka terlebih dahulu. Namun, jika semuanya sudah kau tangkap tak peduli tua maupun muda, bahkan bayi sekalipun. Aku bisa memberimu kuasa untuk mengeksekusi mereka semua dan membersihkan ancaman itu." Voran mengatakannya dengan suara yang cukup lemah tapi masih terdengar jelas.

Setelah mendengar keputusan tersebut, Larsson tersenyum. Dia sudah mengantisipasi hal ini dan dia menangkap seluruh keluarga ataupun orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Arannor Westian. Dia memenjarakan mereka di penjara yang sama dengan Selek Valaunter dan juga Mival Belloc. Begitu dia tahu tugasnya, ia tak banyak berbicara dan mendengarkan Veus yang mengangkat topik tentang mencerna wilayah-wilayah yang belum mereka taklukkan.

Mendengar tentang empat wilayah yang belum mereka taklukkan membuat Larsson berpikir bila pertempuran masih bisa terjadi kapan saja. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk menemukan bibit-bibit Jenderal yang tangguh. Walaupun dia tak begitu suka terlibat dengan kerajaan secara langsung, dia tetap memperhatikan keadaan kerajaan. Apalagi saat ini, dia merasa lebih tertarik untuk terlibat dengan kerajaan setelah melihat keputusan yang Voran ambil cukup sesuai dengan apa yang dia pikirkan.

"Jadi kau menyarankan untuk mempertahankan posisi mereka selama mereka mematuhi perintahku. Sedangkan, untuk mereka yang menolak kau akan menggunakan kekerasan untuk mengambil alih tempat itu. Aku cukup setuju dengan saranmu ini. Dengan bertambahnya wilayah Kerajaan Salauster, tak dapat disangkal jika kita membutuhkan banyak bakat. Tidak hanya di militer tapi juga sisi pemerintahan. Namun, ingat ini Veus. Pertahankan mereka yang bisa setia untuk kerajaan bukan mereka yang bertengger di tempat yang aman!"

"Ya, Yang Mulia. Aku pastikan mereka yang mempertahankan posisi itu akan memiliki kesetiaan yang tinggi pada kerajaan. Dengan bantuan mereka, kita juga bisa menyaring bakat-bakat di wilayah tersebut. Di samping masalah ini, aku juga ingin mengangkat permasalahan lain yang membutuhkan perhatian lebih. Bandit dan Para Lord yang menguasai beberapa area di sekitar wilayah yang berada dalam kekuasaan kita mulai menunjukkan tanda-tanda aktivitas lebih sering dari biasanya. Oleh karena itu, aku ingin mengajukan permohonan untuk memperluas kapasitas militer kerajaan dengan menyerap prajurit yang kita kalahkan!"

Voran tidak berpikir itu ide yang buruk. Para prajurit yang kalah sudah terlatih dengan baik, jauh lebih baik daripada rekrutan anyar. Walaupun kesetiaan mereka masih cukup diragukan. Kemampuan mereka tak perlu diragukan lagi, dan merekrut mereka juga menghemat waktu. Voran menatap Veus lekat-lekat seraya berkata, "Baiklah, kau bisa melakukannya, Veus. Kuserahkan pengaturan itu padamu. Oh … satu hal lagi, promosikan bakat-bakat muda yang ada di militer di posisi yang cukup bagus. Kita perlu memupuk mereka lebih dari ini."

"Darah akan menjadi pembaptisan untuk mereka dan medan peranglah tempat mereka dibaptis. Untuk membersihkan bandit-bandit, kirim saja mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah ini dan membuat mereka menjadi pemimpin berhati baja!"

Voran memberikan perintah tersebut dan menyesuaikan apa yang mereka katakan. Dia benar-benar tidak memikirkan masalah lain setelah pertemuan itu. Setelah mereka berdua meninggalkannya, dia mulai memurnikan Ki yang bergelora di dalam tubuhnya. Sepanjang hari dia melakukannya dan membuat tubuhnya kotor dan bau.