webnovel

06 Fakta Anna

Setelah masuk, anna merasakan hawa yang berbeda. Jika saja ini sebuah ruangan yang seperti kamar biasanya. Anna bisa merasakan jika udara di tempat ini seperti sebua gua. tempat yang terkesan lembab dan dingin. Lampu-lampu penerangan yang hanya berasal dari obor api yang menyala. Ada bunyi ait dan tetesan yang terdengar , membuat Anna menyadari jika ada sebuah kolam atau air mancur atau sebuah air terjun? Entahlah, Anna hanya berpikir.

Di susul vante dan Vacien, mereka mengikuti Anna dari belakang. "kita dimana? Kenapa semua ini seperti gua." Tanya anna yang masih berjalan lurus.

"Ini memang gua"

Vante lalu berhenti lalu duduk di sebuah tepian gua, Anna yang melihat itu mengikuti apa yang di lakukan Vante dengan duduk di samping Vante dengan memunggunginya. Melihat itu, Vante menarik nafas. "Apa yang kau lakukan?."

"Duduk" jawab Anna polos.

"maksudku, kenapa kau duduk seperti ini?."

"Ah, tidak boleh?." Tanya balik Anna sontak membuat Vante hanya diam. Melihat sang adik diam membuat Vecian tertawa pelan.

Tanpa sadar, ada mata biru yang memperhatikan mereka. Mata biru safir itu melihat seseorang yang terlihat asing. Merasakan jika ada yang mengawasinya. Vecian lalu duduk perlahan sambil melihat sekiat mereka. Kedua matanya menangkap objek cahaya dari atas gua yang tengah menatap mereka.

"vante, dia sudah datang." Ucap Vecian membuat Vante melihat arah yang tunjukan sang kakak. Ia mendongkak kan kepalanya dan melihat sepasang mata memperhatikan mereka. Sedangkan Anna yang melihat mata itu sontak memegang pergelangan tangan Vante karena takut.

"Tenanglah, Anna." Ucap vante menenangkan nya.

Vecian yang melihat kedatangan seseorang itu berusaha mengajaknya berbicara. Pasalnya siapa yang kini mereka datangi adalah sosok yang bisa di bilang berperan penting untuk para dewa. Ia adalah peramal yang bisa melihat masa depan. Ia juga bisa mengetahui siapa sebenarnya jati diri seseorang. Bahkan para dewa sekalipun. Ia adalah sosok yang membantu para dewa kecil tahu akan seperti apa mereka kedepannya saat besar.

"kami membawa seseorang," 1 saat itulah cahaya muncul dari atas gua. Cahaya biru berbentuk bulat yang melayang-layang di atas kami. Anna yang melihat cahaya itu sontak semakin kencang berpengangan dengan Vante.

Vante terdiam sejenak dan menatap Wanita yang kini tengah menyembunyikan wajahnya di lengannya. Ia bahkan tidak peduli jika Cahaya biru itu mengelilingi mereka dan hanya fokus pada Anna sehingga tidak menyadari jikacahaya itu sudah berhenti melayang-layang dan berhenti di depan mereka.

"Vante, dia datang." Gumam Vacien menyadarkan Vante.

Vante melepaskan pandangan nya dari Anna dan memalingkna wajahnya untuk melihat sosok yang menjadi tujuan mereka datang kemari. Yaitu mencaritahu siapa sebenarnya Anna.

Cahaya itu mulai memudar, cahaya biru itu berubah sebagai pria yang memakai jubah putih dan hiasan berbentuk daun berwarna emas yang melingkar di pudaknya. Vacian memberikan salam untuk kedatangan salah satu tokoh penting bagi bangsa mereka.

Pria yang memiliki mata biru safir itu menatap objek yang sedang berada di dekat vante. "Ada perlu apa kalian datang kemari, setelah sekian lama kalina baru mengunjungiku kemari."

Vacien tertawa pelan. "Kau tahu jika para iblis selalu menggangu semenjak saat itu, tidak ada waktu untuk berkunjung," Sahut Vacien. Pria itu tertawa. "Kau benar, aku bisa melihat semuanya, mereka ingin sekali membunuh adik mu." Pria itu menatap Vante sambil tersenyum.

Vante melepaskan tangan Anna lalu membantunya berdiri. Vante menghela nafas Lelah smabil menatap pria yang sangat mereka hormati itu. " Para iblis itu mencari tumbal. Mereka mendapatkan banyak kekuatan ketakutan atau kejahatan manusia. Mereka akan semakin kuat dan tidak bisa di kalahkan jika semua itu terus terjadi karena kita tidak mendapatkan Wanita yang sudah di ramalkan ribuan tahun lalu,"

Anna mengkerutkan kening. Ia sedikit sulit memahami. "Wanita yang di ramalkan?."

Pria itu tersenyum lagi. Ia tahu, jika Anna akan ingin semakin tahu tentang banyak hal. "bagaimana kau bisa kemari?." Tanya Pria itu yang masih tersenyum. Senyuman itu tidak pernah luntur dari wajah pria tua . anna yakin jika pria itu memiliki umur puluhan ribu tahun. jika saja Vante yang memiliki wajah seperti pria seperti 27 tahun di dunianya ternyata memiliki umur ribuan tahun. maka, sudah pasti jika Pria tua itu lebih bukan.

"Aku?." Tunjuk Anna pada dirinya sendiri.

Pria itu mengangguk. "Aku tidak sengaja masuk kemari,"

"Karena memang kau di takdirkan kemari." Sahut pria itu membuat Anna terkejut.

"takdir?. Gumam Anna bingung. Namun detik itu berikutnya saat anna tengah berpikir detik itu juga priaitu sudah ada di depan Anna. Gerakannya begitu cepat, seperti angin yang berembus ke arahnya. "Dia adalah Wanita yang di ramalkan di buku alkacsta, kalian menemukannya. Aku bisa merasakan Aura itu."

Vante, Vecian saling menatap bingung. "tapi, mengapa tidak ada gambar bulan di tangan nya?." Tanya Vecian bingung.

Pria itu lalu mengamati Anna dari atas sampai bawah, mata biru safirnya meneliti seluruh Tubuh Anna, mencari tanda bulan yang di katakan Vacien. "kau tahu kenapa angat sulit mencari Wanita yang di ramalkan itu?." tanya pria itu vacien. "Karena jika Tanda bulan itu muncul di tangannya sejak dulu, para iblis akan tahu dan akan memburunya. Karena mereka akan bisa merasakan keberadaan nya."

Anna hanay diam mendengarkan dan tidak paham apa yang baru saja di katakan nya.

Wanita?

Buku Alkacsta?

Ramalan?

Apa yang di maksud dengan semua itu, Anna masih tidak tahu apa yang di bicakaran para dew aini adalah mengarah pada dirinya sendiri. "Tunggu, Apa yang kalian bicarakan? Iblis, dan ramalan? Aku tidak paham."

"Anna, dengarkan saja semuanya. Akan aku jelaskan nanti." Sahut Vante. Ia juga sebenarnya masih tidak terlalu banyak tentang Wanita ramalan. Ia baru pertama kali mendengar kisah tentan bulan purnama.

"Pada bulan purnama para dewa akan memberikan kekuatannya untuk Wanita yang di pilih langsung oleh maha kuasa. Wanita pilihan yang akan membantu kalian saat berperang melawan Kairos, Wanita itu akan membantu kalian untuk menghadapi mereka yang ingin merusak dunia. Dengan adanya Wanita itu, kalian bisa di bantu untuk melawan iblis dengan kekuataannya."

"Beruntung kalian menemukannya tepat sebelum bulan purnama. Jika para iblis berhasil menemukannya terlebih dahulu. Mereka akan membunuhnya." Sambungnya membuat Anna semakin bingung. Lain hal nya dengan Anna. Kedua bersaudara itu terdengar serius mendengarkan. Mau bagaimanapun semua ini berhubungan dengan keselamatan dunia dan para dewa.

"Tapi, bagaimana bisa dia ditakdirkan? Dia masih dalam usia muda." Tanya Vacien bingung.

"Sebab dia baru saja mendapatkan anugrah itu. ada salah satu dewa yang datang padanya dan memberikan nya tugas dan keistimewaan."

"Anna bahkan tidak bisa memiliki kekuataan." Gumam Vante.

"Dia sudah memilikinya, ada Api. Dan setelah itu aka nada banyak kekuataan yang di berikan dewa lain padanya saat bulan purnama. Dan… untuk itu kalian harus melatihnya untuk bisa mengendalikan semuanya agar saat mengotrol kekuataan yang lainnya."

"Melatih?." Gumam Vante menatap Anna sambil tersenyum menyeringai.