webnovel

Kehilangan Besar

Editor: Wave Literature

*Blaarr!* Saat satu petir lagi muncul dari Danau Petir itu. Mo Wuji sedikit menggerakkan tubuhnya, tak disangka ia berhasil menghindari sambaran petir itu dengan mudah. Mo Wuji sendiri takjub, ia sama sekali tidak menyangka ia akan berhasil menghindari petir itu.

Tak heran mengapa para kultivator dirumorkan sebagai orang-orang yang sangat kuat. Mo Wuji hanya berhasil membuka satu meridian, ia bahkan belum berkultivasi, tapi ia sudah merasa seluruh tubuhnya menjadi ringan. Seakan-akan ia berhasil membuka meridian konseptual dan meridian mengalir [1] di dalam tubuhnya, seperti yang diceritakan di legenda-legenda.

Jika membuka satu meridian saja bisa merasa sekuat ini, lalu seberapa kuat orang-orang yang mampu membuka lebih dari 10 meridian dan telah berkultivasi selama bertahun-tahun?

Petir-petir itu menyambar tubuh Mo Wuji lagi. Namun kali ini, ia tidak berusaha menghindarinya. Mo Wuji mulai bergerak dengan cepat dan tangkas. Setelah beberapa lama, dan setelah beberapa petir menyambar lagi, akhirnya Mo Wuji dapat keluar dari Danau Petir itu.

Mo Wuji berdiri di dekat Danau Petir itu. Ia menghela nafas panjang, sambil membayangkan bahwa tadi ia sudah hampir mati. Kehidupan dan keberuntungan, siapa yang bisa menebak kedua hal itu? Siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya? Jika ia tidak pernah mengalami kejadian seperti tadi, ia tidak akan pernah tahu bahwa kombinasi antara larutannya dan sambaran petir akan sukses membuka meridiannya.

Ia telah minum 8 botol Larutan Channel Opening, dan hampir kehilangan nyawanya, hanya untuk membuka satu meridian. Sungguh suatu harga yang mahal untuk mendapatkannya. Meskipun Mo Wuji masih punya 2 botol yang tersisa, ia tidak mau menggunakan sambaran petir lagi untuk membuka meridiannya yang kedua.

Mo Wuji tahu akan mustahil baginya untuk membuka meridian yang kedua menggunakan metode yang sama. Jika ia tidak hati-hati, ia dapat kehilangan nyawanya begitu saja.

Namun bagaimanapun, Mo Wuji sama sekali tidak kecewa. Bisa membuka satu meridian sudah menjadi keajaiban yang besar. Yang lebih penting, ia kini telah mengerti metode untuk membuka meridian. Jika meridian memang sama dengan spirit channel, mimpinya untuk menjadi seorang kultivator jenius bisa menjadi nyata.

Mo Wuji mendengar raungan-raungan makhluk buas itu lagi, ia baru ingat bahwa ia masih berada di Hutan Thunder Fog. Sebelum ia terperosok ke Danau Petir, ada dua makhluk buas menyeramkan yang berkelahi satu sama lain tak jauh dari sini.

Kini, tempat ia melihat dua makhluk buas tadi menjadi berantakan akibat perkelahian itu, sedangkan makhluk-makhluk itu sudah pergi entah ke mana. Mo Wuji memutuskan untuk tidak mengambil risiko dengan mencoba melarikan diri malam ini. Mungkin saja, dengan berjalan di malam hari akan membuatnya tidak terlihat oleh makhluk buas lain. Namun, bisa-bisa ia malah masuk lebih jauh ke dalam hutan tanpa ia sadari.

Mo Wuji menemukan sebuah pohon besar di dekatnya, lalu mulai memanjat pohon itu. Ia menempatkan dirinya untuk berbaring di antara cabang-cabang besar. Ia menggunakan bajunya yang sudah robek di sana-sini untuk mengikat tubuhnya dengan cabang itu, agar ia tidak terjatuh dari sana.

Di Hutan Thunder Fog ini, ia takkan berani untuk bermalam di atas tanah.

Sambil bersandar di cabang itu, Mo Wuji tertidur dengan sangat cepat. Saat ia bangun, ada cahaya yang menembus masuk dari celah antara dedaunan pohon. Cahaya itu bersinar melewati kabut hingga mengenai tubuhnya.

Mo Wuji mengecek sekelilingnya, memastikan bahwa tidak ada bahaya sebelum membuka ikatan bajunya dan turun dari pohon itu. Ia harus keluar dari hutan itu secepat mungkin. Ia harus berhasil pada percobaan pertama, jika tidak, ia akan terjebak di situ selamanya.

Hanya karena ia sedang beruntung tadi malam, bukan berarti keberuntungan itu akan selalu ada.

Dengan hati-hati, Mo Wuji memeriksa keadaan di sekeliling danau petir itu, meskipun ia ragu bahwa ia akan kembali ke situ lagi. Sudah pasti ia akan membahayakan nyawanya jika mencoba membuka meridian keduanya dengan sambaran petir lagi.

Ada banyak sekali danau petir di Hutan Thunder Fog, tapi takkan mudah menemukan danau petir yang tepat untuk membuka meridiannya. Jika ia diserang oleh petir yang jauh lebih kuat dari danau petir lainnya, mungkin tubuhnya sudah terbakar habis hingga tak bisa dikenali lagi.

Tiba-tiba Mo Wuji melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Rumput Two-Leaved Fire? Mo Wuji langsung mengenali Rumput Two-Leaved Fire itu. Karena semalam sangatlah gelap dan berkabut, ia tidak memperhatikan ada Rumput Two-Leaved Fire di sekitar danau itu.

Dua lembar daun yang dipisahkan oleh sebuah inti rumput yang berbentuk seperti kobaran api. Tanaman ini bisa dikenali dengan mudah.

Mo Wuji tidak tergesa-gesa untuk mengambil rumput itu, lagipula itu tidak penting baginya. Yang paling penting saat ini adalah menemukan jalan keluar dari Hutan Thunder Fog.

Hari masih senja saat Mo Wuji memasuki hutan, jadi ia masih bisa mengingat dari arah mana ia datang. Ia merasa lega sambil mencoba mengingat dan memperkirakan bahwa ia tidak terlalu jauh dari pinggiran Hutan Thunder Fog.

Mo Wuji mengambil tiga Rumput Two-Leaved Fire secepat mungkin dan berlari ke arah yang diingatnya. Ia yakin bahwa Ular Heart Drilling tidak akan berkeliaran di satu wilayah yang sama. Ular-ular itu pasti memiliki alasan tersendiri untuk bergerak dalam jumlah besar. Tak peduli apa pun alasannya, Mo Wuji berharap ia tidak akan bertemu ular-ular itu lagi.

Setengah jam kemudian, perlahan-lahan Mo Wuji kehilangan arah. Ia mulai khawatir. Jika dalam waktu 10 menit ia tidak dapat menemukan jalan keluar, berarti ia pasti sudah tersesat. Mungkin saja ia akan berhenti mencoba mencari jalan keluar.

"Mo Wuji ..." Teriak seseorang dari jauh.

Awalnya Mo Wuji mengira ia salah dengar, tapi teriakan itu terdengar lagi. Kini ia yakin ada seseorang yang memanggil-manggil dirinya. Ia mengenali suara teriakan itu, itu adalah suara Bu'Er.

Mo Wuji merasa lega karena Ding Bu'Er tidak digigit Ular Heart Drilling, dan kini Ding Bu'Er masih mencari dirinya.

Mo Wuji dan mempercepat langkahnya untuk mengikuti arah teriakan itu. Beberapa menit kemudian, Mo Wuji bisa melihat sekelilingnya dengan lebih jelas karena kabut di sekitarnya tidak begitu tebal lagi.

Saat Mo Wuji sampai di area yang dipenuhi semak belukar pendek di hutan itu, ia berteriak kegirangan, "Bu'Er, aku di sini!"

Ia akhirnya berhasil menemui Bu'Er.

Setelah beberapa saat, lima siluet muncul dari balik bukit-bukit rendah di situ.

"Wuji, kau baik-baik saja. Aku sangat senang ... Tapi mengapa kau jadi seperti ini?" Ding Bu'Er tidak pernah menyangka Mo Wuji masih hidup setelah menghabiskan satu malam di hutan itu. Rambut Mo Wuji tampak terbakar, setengah tubuhnya dipenuhi bekas luka hitam dan salah satu bahunya ditopang oleh selembar kain ke lehernya.

"Bu'Er, terima kasih banyak. Aku tersesat di dalam hutan. Aku hampir menyerah, sampai akhirnya aku mendengar suaramu," Mo Wuji terus berterima kasih pada Bu'Er tanpa menjelaskan mengapa dirinya tampak begitu terbakar.

Ding Bu'Er dengan cepat menjelaskan, "Aku hanya mencoba peruntunganku bersama dengan Nona Muda dengan memanggil-manggil namamu. Aku tidak menyangka bisa menemukanmu di sini. Sekarang, kita hanya tinggal berenam, dari awalnya berdua belas."

Mo Wuji segera berterima kasih kepada mereka lagi, "Terima kasih atas perhatianmu Nona Muda, jika tidak, aku tidak akan pernah bisa keluar hidup-hidup."

Han Ning tampak sangat lelah dan babak belur, baju merahnya compang-camping. Dia menjabat tangan Mo Wuji saat Mo Wuji berterima kasih padanya, "Untuk bisa bertahan hidup tadi malam, itu benar-benar sebuah keajaiban. Kami menemukan enam mayat penjaga kemarin, kecuali kau. Karena itu, Ding Bu'Er ingin terus mencarimu, dan beruntunglah kita melakukannya."

Mo Wuji melihat Han Ning, pelayannya Shao Lan, Peng Maohua, dan orang yang kemarin menjaga kuda, Cai Jiu. Termasuk Ding Bu'Er dan dirinya, memang tinggal enam orang yang tersisa.

Saat itu juga, semua mata tertuju pada Han Ning. Dia adalah sang Nona Muda dari Han Residence. Karena itu dia harus membuat keputusan sekarang.

Han Ning berkata dengan menyesal, "Aku tidak mengira kita akan diserang Ular Heart Drilling, bahkan di daerah pinggiran hutan. Kesialan itu berarti aku tidak ditakdirkan untuk menemukan Rumput Two-Leaved Fire.

Peng Maohua bertanya dengan hati-hati, "Nona Muda, akankah kita kembali sekarang?"

Mata Han Ning tertuju pada Peng Maohua untuk sementara waktu, sebelum dia menghela nafas; dia berkata, "Aku harus menemukan Rumput Two-Leaved Fire tak peduli apapun yang terjadi, dan aku hanya bisa menemukannya di sini. Aku tidak pernah berpikir ini bisa jadi sangat berbahaya, tapi aku akan memberikan pilihan untuk kalian sekarang. Di antara kalian yang bersedia, bisa menemaniku untuk menemukan Rumput Two-Leaved Fire. Kalian yang tidak bersedia, boleh kembali dulu. Semuanya terserah kalian. "

[1] Meridian Mengalir (Governing Meridian atau Du) dan Meridian Konseptual (Conceptual Meridian atau Ren) adalah dua jalur utama energi Qi dalam tubuh manusia