Tanpa terasa waktu terus berlalu. Kini memasuki semester terakhir kuliah Amanda, Andrian dan Mira akhirnya sedang membuat skripsi untuk sidang akhir nanti. Sementara Angela sudah kembali ke Perancis sebulan setelah pesta pertunangan Amanda.
Walau kelulusan masih lama, tapi rencana pesta pernikahan sudah di rancang jauh-jauh hari oleh kedua orang tua mereka, terutama kedua mama mereka, bukan oleh kedua calon mempelai seperti pada umumnya. Amanda dan Yudha justru tidak menyadari hal itu, sepertinya mereka ingin cepat keduanya menikah.
Andrian kini sudah resmi bekerja di salah satu perusahaan papanya, padahal dia belum lulus, tapi itu ada alasannya selama ini Andrian sudah mempelajari seluk beluk semua perusahaan yang dimiliki papanya berkat kerja magang beberapa waktu lalu. Hingga sekarang Andrian bisa memperlihatkan perubahan dalam dirinya dari badboy menjadi goodboy.
Hubungan Amanda dan tunangannya Yudha tetap baik begitu pula dengan Andrian, seakan-akan Amanda punya dua pria, satu tunangan dan satu kekasih, yang sebenarnya Itu terlihat bila Yudha sibuk atau keluar kota maka Andrian lah yang mengantar jemput Amanda. Yang mengejutkan mamanya Amanda seakan tidak perduli tentang kedekatan keduanya.
Bukan itu saja Andrian dengan berani mengajak Amanda makan malam bersama keluarganya untuk perayaan ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya. Semuanya menyambutnya baik, tapi tidak dengan mamanya Andrian walau bersikap baik tapi berbeda dengan ekpresinya yang kelihatan tidak suka.
"Mah. pah ... Selamat ya ! maaf tadi macet!"" ucap Andrian yang sedikit terlambat datang ke pesta.
"Iya engga apa-apa kok ! loh ini Amanda ?" tanya papanya.
"Eh iya om ! selamat ya om. tante !" sapanya ramah, ini kedua kalinya Amanda dan kedua orang tua Andrian bertemu sejak pesta dulu.
"Ya sudah, belum terlambat kok !" jawab papanya.
"Kita mulai saja !" ujar mamanya, Pestanya pun dimulai dimulai tiup lilin dan potong kue dan di akhiri pemberian kado serta makan malam.
Andrian dan Amanda tampak mesra mereka memilih menu makanannya sendiri, Sementara Wahyu adiknya juga membawa pacarnya sendiri agak sedikit iri dengan tingkah kakaknya. Pak Husein tersenyum melihatnya sementara Dewi istrinya cemberut dan menyenggol suaminya.
"Apa sih senyum-senyum gitu ?"
"Jadi inget masa muda dulu !"
"Oh ya sama siapa ?"
"Ya sama kamu lah !"
"Perasaan engga ada romantisan gitu deh ! ketemu, cocok lalu kawin deh !"
"Ah masa, aku selalu ngajak kamu makan kok !"
"Iya, sih ngajak makan ! tapi apa hadiah dari papa pada mama sekarang ? dulu suka ngasih kalung, anting sekarang boro-boro !"
"Kan udah banyak, papa juga kasih uang untuk beli ini itu !"
"Ah alasan !"
"Cinta itu tidak bisa dinilai dengan uang mah ! buktinya kita sudah 22 tahun menikah masih tetap mencintai !" ujar pak Husein kepada istrinya.
"Iya sih !" jawab istrinya.
"Nah itu yang harus di syukuri, engga kaya anak muda jaman sekarang ! sedikit-sedikit cerai karena hal yang sepele !" lanjut suaminya.
"Betul juga ya pah, dulu kita bisa melewati semua itu ! kalau engga ya sudah pisah !"
"Nah, saling pengertian satu sama lain tuh penting ketika saat kita lagi genting !"
"Oh gitu ya pah !" celetuk Wahyu yang tak sengaja dengar pembicaraan kedua orang tuanya. Begitupun dengan Andrian dan Amanda.
"Iya, godaannya tuh banyak, anak, uang, dan tentu saja wanita lain !" ujar mamanya.
"Jadi papa pernah selingkuh ya ?"
"Engga mungkinlah tapi ada aja, semua takut kok sama mamamu !" Pak Husein tersenyum.
"Ya iyalah harus tegas, kalau engga ke bablasan baik ceweknya atau papanya harus di sentil biar kapok !" jawab Dewi, semua tertawa.
"Kalian jangan takut sama wanita yang mau merebut suami kita ! toh itu hak milik kita yang sah ya harus di pertahankan ! beda lagi kalau suaminya ganjen ! mending cerai saja !" lanjut Dewi.
"Sepertinya mama kebanyakan nonton tv jadi seperti itu !" pak Husein tersenyum.
"Tapi betulkan, apalagi wanita sekarang berani-berani ! model kaya di anu itu loh !"
"Anu apa, mama ini ?" tanya suaminya.
"Si Selvi atau siapa gitu mama lupa ! inget engga perempuan mantan sekretaris papa itu ?" Suaminya tertegun ia mengangguk.
"Iya, mama suruh papa pecat dia karena ia selingkuh sama pak Iwan ! istrinya ngadu ke mama katanya suami dia di goda sama perrmpuan di kantor ! ya udah mama cari tahu ternyata si Selvi ini ganjen ke siapa pun lelaki termasuk pak Iwan tapi bisa mungkin ke papa juga !"
"Ya engga lah !"
"Kan mungkin perempuan model gitu nyasarnya yang banyak duit, semakin tinggi jabatan ya duitnya banyak buat dia !"
"Jadi itu alasan mama pengen pecat dia ?"
"Ya iyalah, mama tuh bukan wanita yang ngurusin kerjaan papa ! tapi bila ada yang seperti itu wajib ! kalau engga perusahaan papa bisa hancur dalam sekejap karena satu perempuan !" jelas Dewi. Semua terdiam.
-----------
Amanda di antar Andrian pulang, setelah itu dia pergi lagi. Amanda sangat senang dan bahagia dan memeng dengan Andrianlah semua hidupnya begitu sempurna. Amanda sudah memantapkan diri untuk terus bersama tidak perduli apapun yang terjadi, walau itu akan membuat mamanya benci padanya.
Suatu hari Yudha mengajak Amanda makan malam berdua di sebuah restoran. Pada saat itu Yudha ingin bertanya sesuatu.
"Amanda boleh aku bertanya ?" tanya Yudha sambil menatap Amanda.
"Silahkan !" jawab Amanda,
"Apapun itu ?" tanyanya lagi kini Amanda yang menatap Yudha dan mengangguk.
"Apakah kamu mencintaiku ?" Amanda tertegun.
"Kamu boleh menjawab jujur kepadaku ! sebelum semua terlambat !" ujar Yudha.
"Maksud mas ?"
"Aku dengar hari pernikahan kita makin dekat ! kedua mama kita sudah merencanakan ini semua !"
"Maafkan aku mas ... aku ... tidak mencintai mas !" Amanda pun akhirnya mengatakan yang sebenarnya.
"Sudah kuduga ! Andrian kah ?" tanya Yudha.
"Iya mas ! maaf !" jawab Amanda pelan.
"Kalau boleh tahu kenapa kamu begitu mencintainya ! aku sudah tahu semua, kedua orang tua kalian tidak merestui !" Amanda terdiam.
"Entahlah, yang jelas aku merasa nyaman bersamanya ! dia tahu tentang perasaanku !" jawab Amanda, "Aku bisa dibilang wanita kuper, kutu buku, polos dan sebagainya tapi dia tidak melihat itu semua, yang laih hanya tahu bahwa aku cantik !".
"Begitukah ? apa yang akan kalian lakukan ?" Yudha menatap Amanda.
"Entahlah mas !"
"Apa kalian akan kawin lari ?" Amanda tertegun.
"Aku tidak tahu yang jelas, aku akan mengikuti kemana pun dia pergi !"
"Sudah ku duga !"
"Mas tidak marah ?" tanya Amanda.
"Marah sih engga, kecewa iya tapi aku tak bisa berbuat apa-apa ! karena kamu tidak mencintaiku buat apa diteruskan ! aku tidak mau memaksakan kehendakmu !" jawab Yudha
Keduanya terdiam, mereka menyadari kedua orang tua mereka pasti kecewa dengan semua keputusan yang keduanya akan di ambil. Tapi walau bagaimanapun mereka berdua sudah mempunyai tambatan hati masing-masing dan itu tidak bisa di pungkiri.
"Mas juga sebenarnya masih mencintai Angela kan ?" Yudha tertegun.
"Kamu tahu dari mana ?" tanyanya.
"Ayolah mas, mata tak pernah bohong !"
"Begitu ya ? ternyata kita mencintai kekasih yang sama !" Yudha tersenyum, Amanda mengangguk.
Bersambung ...