webnovel

MALLIFLUOUS [one]

'jadi, dev itu suka gak sama aca?' aca, seorang gadis lugu yang hobinya mencintai devan. tiada hari tanpa huruf yang membentuk nama devan dalam pikirannya. entah itu pagi, siang, sore, atapun malam. 'sil, kalau aca pacaran sama dev gimana?' 'dih, halu mulu lo!' dev yang bernotabe bad boy dan pria yang tercap sebagai psikopat sangat ditakuti oleh seluruh penghuni sekolah, namun tidak dengan aca yang justru mendekatinya secara terang-terangan. 'dev, aca kangen,' 'ganggu lo!' kesalahpahaman antara dua pihak yang menimbulkan orang baru diantara mereka merusak sebuah hubungan yang sudah tersusun rapih terencana. 'ca, itu bukan dia,' 'lo salah orang,'

suci_ftri · Adolescente
Classificações insuficientes
2 Chs

he is?!

UKS, ruangan yang kini menjadi tempat aca membuka mata pertama kalinya setelah tak sadarkan diri tiba-tiba. di tatapnya langit-langit ruang uks yang membuatnya terdiam. satu kata yang mampu menggambarkan keadaan saat ini, 'pusing'

Aca mencoba untuk tenang dan menorehkan kepalanya ke samping kanan maupun kiri. namun, belum sempat menoreh ke arah kiri, mata aca bertemu dengan mata seorang pria yang tegas dan dingin auranya. pria tampan yang persis dengan pangeran khayalannya.

"lo kenapa bengong gitu?" tanya pria tersebut.

"h-hmmm ga-gapapa," balas aca yang gugup seketika.

"btw makasih ya udah bawa aca ke uks," lanjut aca.

"hah? gimana?" tanya pria tersebut bingung.

"ma-maksudnya makasih udah bantu bawa gue kesini," jelas aca menjelaskan secara detail.

"hmmm- sans," jawab pria tersebut dingin.

"ni, obat buat lo," ucap pria tersebut sambil memberi obat pada aca.

"ma-makasih banyak maaf ngerepotin," jawab aca gugup.

"hm, makanannya ada di meja," imbuh nya lagi sontak aca menatap sudut pandang pria tersebut menuju meja yang menyediakan roti, susu dan air mineral.

"yaampun, makasih banyak ya," jawab aca semakin bersalah dan berterimakasih di satu waktu.

"hm, gue pamit," lanjut pria tersebut meninggalkan aca yang menatapnya berbinar.

"ahhh i-iya, btw siapa nama lo?" Tanya aca antusias.

belum sampai pintu, langkahnya terhenti saat mendengar gadis tersebut memberinya pertanyaan sepele. tanpa berbalik badan, pria tersebut menjawab dengan nada datar nan dingin yang mendominasi ketampanannya.

"zero," imbuh pria tersebut, lalu melanjutkan langkahnya untuk keluar ruangan.

Aca yang mendengar jawaban tersebut sontak tersenyum lebar di barengi semu merah yang muncul pada pipinya. ia akui untuk pertama kali dalam hidupnya, ia bertemu orang seperti zero, si pria dingin yang menghangatkan baginya,,

Aca pikir setelah istirahat pertama ada baiknya ia segera menelusuri ruang kelasnya, terlebih ia adalah seorang murid baru yang bisa saja tersesat di sekolah yang besar ini.

"huhhhh, akhirnya gue gak pusing lagi, makasih obatnya zenca,," gumam aca lalu beranjak dari ranjang uks untuk pergi keluar dan mencari kelasnya.

"pokonya aca harus dapetin zero!"