Angeline masih tidak bisa mempercayai apa yang terlihat di depan mata kepalanya sendiri. Ia tak kuasa menahan tangis saat melihat sebuah nama yang terukir di sebuah batu nisan.
Angeline mulai merasa tidak enak saat David membelokkan mobilnya masuk ke halaman parkir sebuah tempat pemakaman umum. Dan saat David mengambil sebuah keranjang yang penuh dengan bunga, perasaan Angeline semakin tidak enak.
Kini Angeline berada di dalam dekapan hangat David sambil terus mengeluarkan air mata.
David tidak melarang Angeline menangis, karena gadis itu memang berhak untuk menangisi kepergian bibinya. Bahkan Angeline tidak tahu bahwa bibinya telah meninggal karena dibunuh oleh suaminya sendiri, yaitu Paman Joaquin.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com