Bu Tasya menendang wajah lawannya yang terpojok di pinggiran kerangkeng besi itu, membuat darah segar membercak di sana. Dan saat lelaki malang yang berhadapan dengan Bu Tasya tumbang, kerumunan orang yang mengelilingi kerangkeng pertarungan itupun bersorak untuknya.
Rey menenggak cairan bir yang berada di dalam kaleng yang ia pegang. "Menurut lo, kenapa Bu Tasya mau ikut hal-hal kayak gini? Kalo masalah keuangan, kayaknya ga mungkin seorang guru di sekolah ber-SPP gila kayak Briston Gal kekuarang duit."
"Mana gue tau." balas Dave sembari mengepulkan asap nikotin dari saluran pernapasannya ke udara.
"Lo ga penasaran?"
Dave mengangkat kaleng birnya dan ikut menenggaknya bersama Rey. "Ngga terlalu."
"Kenapa ga turun ke sana aja?"
Dave menoleh dan memberikan tatapan yang serius pada Rey. "Gue ga suka mukul cewek."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com