Ting!
Pintu lift terbuka menampilkan Clarinda dengan wajah pucat dan jejak air mata di pipinya.
Lyora yang tengah membawa nampan berisi kue ditangannya tampak mematung, menatap Clarinda dengan tatapan khawatirnya.
Begitupun Sean dan juga Arnold, keduanya menghentikan langkahnya, mencoba mencerna apa yang terjadi pada Clarinda.
"Sayang ada ap--
Ujaran Lyora terhenti kala Clarinda melewati mereka semua begitu saja. Sebenarnya Clarinda sangat ingin menjawab pertanyaan Lyora, namun keadaannya tengah tidak baik-baik saja.
Jangan lupakan moto Clarinda— tak ingin terlihat lemah dihadapan semua orang, dan lagi jika mereka semua tau Sergio mengkhianatinya, sudah dipastikan mereka akan menjauhkan Clarinda dari Sergio. Bukan Clarinda tak ingin, namun biarkan saja ini menjadi urusannya.
"Aku harus pergi, jaga putra mu, Sean. Sebelum aku memusnahkannya," kata Arnold berlari meninggalkan ruangan berniat menyusul putrinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com