"Ada apa, Mom?" tanya Sean pada intinya lantas duduk di sofa yang bersebrangan langsung dengan Elise.
Sean dapat melihat wajah sembab ibunya dan raut wajahnya yang tak lagi sumringah. Sean tau akan hal itu, apa lagi jika bukan masalah antara perceraian Luciano dan Elise?
"Sean, maafkan Mom. Tapi, Mom harus terbang ke Amsterdam hari ini," ucapnya.
Sean mengagguk, "Apa perlu ku antar, Mom?" Jelas Sean tak akan mendahulukan egonya, ia ingat— dulu, Elise lah yang setia setiap saat untuk mengantarkannya bersekolah, hadir pada pengambilan raport bahkan beberapa tahun yang lalu saat Sean kelulusan, Elise tak pernah terlambat hadir. Tak hanya itu, pada saat sekolahnya mengadakan studytour sekolah dasar, Elise dengan keras kepalanya meminta Sean agar dirinya mau didampingi oleh Elise.
Elise yang selalu menyiapkan susu, bekal dan segala perlengkapan Sean.
"Tidak perlu, hanya saja—
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com