Gadis bersurai pekat itu kini tegas menatap kerumunan orang asing yang ada di depannya. Saling bersua juga bersama dalam canda dengan sedikit tawa lepas di antara mereka.
Kesepian! Itulah mungkin dipikirkan oleh mereka-mereka yang melihat seorang gadis duduk termenung di bawah pohon ringin dengan bangku panjang yang menjadi tumpuhan untuknya tak menyentuh kotornya tanah. Sesekali melirik jam kecil yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian kembali mendongak dan menengok ke kanan serta ke kiri untuk menyudahi kegundahannya dalam hati. Bukan menunggu Davina, melainkan ia menunggu sang sahabat yang katanya akan datang menjemput untuk membawa Davira masuk ke dalam stadion pertandingan.
Tepat! Hari di mana Adam akan menjemput kemenangan bersama timnya jikalau ia beruntung kali ini. Mengalahkan lawan yang konon katanya adalah si rajanya juara.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com