Beberapa hari ini, Dinda terlihat benar-benar murung, membuat Melati, dan yang lainnya khawatir, terlebih Bara.
Pria itu terus memperhatikan Dinda. Ia masih belum berani bertanya karena suasana hati Dinda yang masih buruk, hingga tiba-tiba, terpikirlah sebuah rencana untuk membuat gadis itu bisa mengeluarkan semua umpatan yang tertahan.
Bara menghampiri Dinda yang tengah duduk-duduk santai di rooftop sambil menikmati minuman hangat.
"Woy!"
Dinda hampir tersedak matcha latte yang sedang ia minum saat tiba-tiba Bara muncul di hadapan gadis itu dengan konyolnya.
"Paan sih lo, Bang? Kaget gue!" seloroh Dinda dengan kesal.
Bara pun meringis semakin lebar.
Oh astaga.
"Ngapain lo? Lagi gabut?" tanya Bara dengan bodohnya.
"Menurut lo aja, deh!"
Bara tertawa geli. Sungguh. Ia tidak pernah tahu bahwa Dinda bisa begitu menggelikan.
"Hei, mau jalan gak? Ayolah. Kita bisa nonton, belanja, nongkrong, atau, lo mau gue ajak aja ke suatu tempat?"
"Suatu tempat?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com