webnovel

Love Rules

Seorang gadis bernama Alesha menjadi korban bully karena wajahnya yang buruk, namun beraninya Ia mencintai salah satu senior tampan dan primadona dikampusnya. Alesha adalah mahasiswi fakultas hukum, Ia mengambil jurusan itu semata-mata ingin membalas dendam masa lalu keluarganya. Hanya karna masalah sepele dan karena keluarganya tidak mampu membayar pengacara. Ayahnya pun harus masuk kedalam jeruji besi dan diperlakukan secara tidak adil. Hingga suatu saat Ia mengalami kecelakaan hebat. Alih-alih karena kecelakaan itu membuat keadaannya makin buruk, malah justru sebaliknya. Sampai akhirnya dia mengalami cinta segitiga dengan 2 pria tampan. Akankah kisah cinta Alesha terbalas? Pria mana yang Alesha pilih sebagai pemenang hatinya? Dan bisakah Alesha membalas dendam masa lalu keluarganya ? Pantau selengkapnya hanya di "Love Rules".

Misyaa_ · Adolescente
Classificações insuficientes
11 Chs

Penasaran

Sesampainya dihalaman Rumah Sakit Cahya Purnama, Ia pun langsung masuk kedalam dengan langkah tergesa-gesa, kesana-kemari mencari kamar gadis cupu itu.

Karena tidak ketemu, akhirnya Ia pun bertanya kepada suster bagian administrasi, disana Ia dibuat kesal oleh pernyataan Sang Suster.

"Permisi sus, korban bunuh diri diruang mana ya?" Tanya Jiro kepada Sang Suster.

"Korban bunuh diri yang mana ya mas? Soalnya hari ini yang bunuh diri ada 5 orang," Jawab Sang Suster.

Mendengar itu Jiro hanya melongo sambil mengangguk-anggukan kepala.

"Yang barusan banget bunuh diri sus," Sambung Jiro.

"Yang mana mas? Soalnya korbannya baru semua," Timpal Sang Suster

"Astaga sus, yang bunuh diri digedung bioskop jalan keramat no. 43 Jakarta susss?!!!" Ucap Jiro dengan nada kesal sambil menarik rambut dengan kedua tangannya.

"Ohh yang itu mas? Bilang dong dari tadi! sebentar saya cek dulu," Ucap Sang Suster sembari melihat kearah leptop.

Jiro yang masih kesal pun hanya menatap suster itu dengan wajah datar sembari mencoba menenangkan diri.

"Sebanyak itu orang yang depresi di Indonesia? Sampai-sampai mereka mengakhiri hidupnya dengan cara tolol seperti ini," Gumam Jiro yang masih menunggu Sang Suster sembari meletakan kedua tangannya ke saku celana.

Ia tidak menyangka satu rumah sakit ada lima korban bunuh diri dalam satu waktu, benar-benar sudah tidak waras orang di negeri ini.

"Korban bunuh diri beralamat di gedung bioskop jalan keramat no. 43 ada diruang IGD sebelah sana mas," Ucap Sang Suster sembari menunjukkan arah ruang IGD.

"Baik sus terimakasih," Jawab Jiro

"Sama-sama," Timpal Sang Suster.

Laki-laki tampan itu pun bergegas menuju ruang IGD, sesampainya disana ia melihat seorang laki-laki yang duduk di bangku tunggu didepan ruang IGD. Kemudian Ia menghampiri laki-laki itu.

Nadhif yang melihat Jiro menghampiri dirinya pun spontan berdiri.

"Yang didalam...?" Belum selesai Jiro bertanya tiba-tiba saja Nadhif memotong perkataannya.

"Dia korban bunuh diri di gedung bioskop jalan keramat no. 43, Saya ngga sengaja liat kejadian itu terus saya bawa kesini," Jelas Nadhif.

"Ohh.." Jawab Jiro sembari menatap wajah Nadhif dengan seksama.

"Kamu siapa? Keluarganya?" Tanya Nadhif

"Bukan, saya cuma kenal sama jas almamaternya, itu milik kampus saya," Jawab Jiro.

"Sepertinya gadis itu sudah lelah dengan hidupnya sehingga dia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini," Ucap Nadhif.

"Pasti ada seseorang dibalik kejadian ini," Sambung Nadhif.

Jiro yang terkejut mendengar pernyataan dari Nadhif pun langsung memalingkan wajahnya kearah Nadhif.

"Maksud kamu?" Tanya Jiro

"Maksud aku, pasti ada alasan yang kuat penyebab gadis itu bunuh diri, entah itu masalah dengan dirinya sendiri atau ada hubungannya orang lain," Jelas Nadhif.

Mendengar itu Jiro hanya terdiam, kali ini dia benar-benar penasaran diabuatnya.

"Kamu benar-benar tidak kenal gadis yang ada didalam? Dan alamat rumahnya?" Tanya Nadhif kembali.

Tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan Nadhif tiba-tiba saja Jiro pergi meninggalkan tempat itu. Nadhif yang merasa pertanyaannya tidak di gubris pun langsung memalingkan wajahnya dari Jiro dan kembali duduk.

Entah kemana pria itu akan pergi, terlalu sibuk kesana kemari sampai lupa bahwa dirinya belum makan sedari siang. perutnya yang sedang mengeluarkan bunyi merdu itu pun mulai terasa sakit, dan terpaksa dia harus berhenti untuk mencari makanan.

Tak lama, Ia kembali mendaratkan motornya didepan restauran. Setelah masuk kedalam restauran ia pun mengambil tempat duduk di pojok kan, lalu ia mulai memesan makanan pada seorang pelayan yang memberinya daftar menu.

Beberapa menit kemudian makanan yang dipesannya pun datang. Dengan lahap ia menikmati makanan itu, maklum sejak sepulang sekolah ia belum makan apa-apa.

Dan makanan kali ini, sukses membuat Jiro melupakan rasa penasarannya sejenak atas kasus bunuh diri gadis itu.

Disisi lain Melly yang tak sengaja melihat berita di televisi dan mulai menyadari jika korban bunuh diri adalah anak kampusnya itupun langsung menghubungi sahabat-sahabatnya.

Tuttt... Tuttt... Tuttt....

Suara ponsel Gendhis berdering, gadis tomboy berkulit sawo matang berambut keriting yang sedang makan itu pun langsung mengambil ponselnya yang Ia letakan agak jauh dari tempat duduknya.

"Yaelah si Melly, ada apa si ni bocah lagi enak-enak makan ganggu mulu," Ucap Gendhis sembari mengangkat panggilan dari Melly.

"Jyailahh... Ada apaan si Mel! Ganggu aja lagi makan nih!" Seru Gendhis dengan judes yang masih merasa kesal.

"Ehh.. Dis dis dis, coba Lo lihat TV deh tadi gue denger berita kalo.." Ucap Melly yang belum selesai ngomong tetapi dipotong oleh Gendhis.

"Astaga Mel, kaya bapak-bapak aja lu nontonnya berita, sekali-kali nonton dangdut Napa! Kan enak tuh joget-joget, haha uyyy serr eaaa" Potong Gendhis sambil melahap daging ayam yang ada ditangannya.

"Ihhh ini serius penting! mahasiswi kampus kita ada yang bunuh diri dari lantai 12," Seru Melly panik.

"Ah ngga serem becandanya," Timpal Gendhis yang kembali melahap makanannya.

"Beneran Gendhis ini serius, coba kamu liat di televisi deh," Pinta Melly yang mulai kesal.

"Oh oke bentar," Jawab Gendhis sambil menjilati jarinya yang penuh dengan sisa makanan.

"Buruan ihh, kamu mah," Timpal Melly dengan nada sedikit dinaikkan.

"Iya ini lagi jalan sabar kenapa si?" Jawab Gendhis dengan santai.

Kemudian Gendhis pun mengambil remote TV dan menekan tombol power, tak lama kemudian...

"Wehh iya Cong itu anak kampus kita," Seru Gendhis yang terkejut melihat almamater milik kampus Harapan Bangsa.

"Bentar bentar harus lapor ke Vanessa nih," Sambung Gendhis.

"Yaudah Vidio call aja The Gotcha," Seru Melly.

Gendhis pun menyalurkan vidio call dangan The Gotcha Girls. Dan memberitau kalau mahasiwi kampusnya ada yang bunuh diri. Seketika The Gotcha yang mendengar kabar itupun ikut terkejut,

"Siapa si yang bunuh diri? Malu-maluin kampus aja deh," Ucap Vanessa dalam vidio call.

"Bunuh diri sering menjadi jalan akhir orang yang depresi dan merasa tidak mampu lagi menjalani hidup," Celetuk Gendhis sembari menampilkan wajah datar.

"Apaan si Gendhis sok bijak banget," Timpal Karin

"Yeee.. emang begitu," Saut Gendhis.

"Coba deh kalian cari informasi siapa yang bunuh diri!" Pinta Vanessa

"Oke deh coba ntar aku cari tau, kakak aku kan polisi tuh," Timpal Caca

"Nah bagus tuh," Tukas Gendhis.

Berita atas bunuh diri Alesha menjadi berita yang sangat menggemparkan terutama bagi kalangan mahasiswa dan mahasiswi Kampus Harapan Bangsa. Mereka penasaran dibuatnya, pasalnya sejauh ini baru pernah mendengar kabar seorang mahasiswi yang bunuh diri, entah karena alasan apa mereka pun bingung memikirkannya.

Vanessa yang mengetahui itu pun langsung memberitahukan berita itu kepada ayahnya. Bagaimana pun juga ayahnya termasuk salah satu orang penting bagi kampus Harapan Bangsa.