webnovel

BAB 7

Kenangan pahit akan selalu terlintas dalam memori

tapi kenangan termanis akan selalu mengikuti

___Love Deep Admirer___

******

Cuaca hari ini cukup bersahabat, awan rupanya sedang berbaik hati untuk menutupi cahaya mentari yang begitu menyengat pada kulit, matahari juga sedang berbaik hati, menerima untuk diselimuti oleh gumpalan awan di atas sana.

Irfan sedang mencari makanan untuk makan siangnya, Ia menoleh ke kanan dan kiri melihat setiap stand tempat makan di luar, biasanya ia akan makan di salah satu kedai yang menjual berbagai makanan Sunda, tapi hari ini Kedai itu sedang tutup, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, untuk mencari tempat makan dengan mudah.

'Warung Nasi ala Mbok Ijah' Irfan membaca salah satu warung yang terpampang jelas di seberang jalan sana. "Coba aja deh, siapa tahu enak makanannya." gumamnya, akhirnya ia memutuskan untuk menyebrangi jalan.

Ia melihat keadaan sekitar, warung Mbok Ijah sedang ramai oleh pembeli, maklum sekarang jamnya istirahat, dimana setiap orang sedang memanjakan perutnya meminta untuk diisi.

Irfan mendekati si Mbok yang sedang melayani para pembeli, di sana juga disediakan tempat duduk untuk para pembeli yang ingin menikmati makannya di warung itu, tempatnya juga cukup strategis, Kursi yang disediakan juga terlihat nyaman, juga ada AC yang menambah tempat itu disukai oleh pembeli, selain nyaman dengan hiasan tembok-temboknya, ruangan itu juga bersih, dan harum yang menambah para pelanggan nyaman akan tempat itu.

"Mbok, saya pesen satu ya," ucap Irfan.

"Iya mas, mas duduk dulu saja, mau dibungkus atau diamakan di sini mas?" tanya si Mbok.

"Dibungkus saja mbok, yaudah saya nunggu dulu mbok di sana." Irfan menunjuk salah satu bangku kosong, si Mbok mengangguk.

Seorang Waiters menghampiri Irfan memberikan sebuah buku menu. "Mas mau pesen apa? tadi si Mbok lupa nanya ke mas mau makan apa."

Irfan tersenyum. "Saya Nasi sama lauknya Ayam bakar sambal ijo mbak." Si Waiters mencatat pesanannya, setelah mengucapkan terimakasih Waiters itu kembali lagi menanyakan pada para pelanggan yang lain.

Irfan memerhatikan sekeliling, warungnya Mbok Ijah semakin ramai, ada yang baru saja keluar setelah menikmati makannya ada juga yang baru masuk untuk membeli. Matanya terpaku sesaat pada seorang Wanita yang baru saja memasuki warung itu. Wanita itu ditemani oleh kedua temannya, Dia lagi.

Irfan mengalihkan pandangannya kearah lain, bertemu dengan gadis itu membuatnya ingat pada kejadian minggu lalu. Saat ia tak dihargai oleh gadis itu.

Sedangkan di sana, Maira, Kina dan Sita teman dekat Maira di kampus, sedang memesan makanan pada Mbok Ijah. Setelah mereka memesan mereka mencari tempat yang pas, akhirnya ia menemukannya, empat Kursi yang berada di dekat jendela.

"Sana aja yuk!" ajak Kina menunjuk tempat itu, tapi satu kursi itu sedang diduduki oleh seorang pria, tak apalah masalahnya tidak ada lagi tempat lain.

Maira dan Sita mengangguk setuju, Mereka berjalan beriringan, seketika mata Maira membulat sempurna. "Kak Irfan?" tanyanya, sedangkan si empunya nama menoleh dengan mata yang tak kalah membulat juga. kedua teman dekat Maira memerhatikan kedua insan itu, mereka masih bingung.

Irfan berdiri dari duduknya. "Kak, maafin saya, saya gak sengaja," ucap Maira dengan satu tarikan.

Irfan tak menghiraukan Maira, ia malah berjalan pada Mbok Ijah. "Mbok pesanan saya sudah selesai?" tanyanya.

Maira melangkahkan kakinya, mendekati Irfan. "Kak, saya mohon maafin saya, saya waktu itu sedang buru-buru."

Irfan menoleh kearahnya, Irfan menghembuskan nafasnya. "Saya maafin kamu," ucapnya cuek.

"Mas, ini pesanannya," ucap si Mbok, Irfan mengeluarkan uang lima puluh ribuan dalam saku celananya.

"Makasih ya kak Ifan, maaf kalo kakak sakit hati atas kelakuan saya," ucap Maira, Irfan menoleh sebentar pada Maira yang sedang menundukkan kepalanya. "Kamu minta ma'af atau apa sih, minta maaf kok nunduk?"

"Gak baik kalo saya natap seorang yang bukan mahram saya mas," jawab Maira, Irfan berdehem. "Oh iya, kamu tahu nama saya dari siapa?." Maira menggaruk tengkuknya, "Anu__ saya tahu dari mbak kasirnya mas." Irfan membulatkan mulutnya bertanda paham.

"Ini mas kembaliannya." Si Mbok memberikan uang tiga puluh ribuan pada Irfan." Makasih mbok," ucap Irfan tersenyum.

Ia melihat Maira yang masih menunduk dalam. "Kamu ngapain masih di sini?" tanya Irfan.

Maira mengangkat kepalanya, saat mata Irfan menatapnya, ia langsung menundukkan lagi kepalanya. "Eh__ sa_saya enggak kok, saya kan cuma mau minta maaf, kalo gitu makasih ya kak udah ma'afin saya." Maira menunggu jawaban Irfan, tapi Irfan hanya berdehem lagi.

Maira mengangkat kepalanya setelah Irfan meninggalkan warung Mbok Ijah. "Neng Ara kenapa atuh sama si Mas tadi?

" tanya Mbok Ijah yang sudah hafal betul pada Ara, karena selama ia kuliah, ia selalu membeli makanan di warung Mbok Ijah.

Maira tersenyum. "Gapapa kok Mbok, Ara cuma mau minta maaf sama si kakak tadi."

Mbok ijah tersenyum. "Mbok kira ada apa-apa neng," Maira tersenyum lagi. "Yaudah mbok, Ara mau duduk lagi." sambil menderetkan giginya, ia berjalan mengahmpiri kedua temannya.

Kina memerhatikan raut wajah Maira, "Kayanya udah dimaafin nih sama si Mas Alfamart!" Kina terkekeh. Maira juga ikut terkekeh geli. "Iya na, seneng banget kalo gini kan aku gak kepikiran lagi."

"Emang ada apa sih Ra?" tanya Sita yang daritadi bingung.

"Hehehe ... enggak kok Sit, aku cuma mau minta maaf aja sama dia, soalnya udah beberapa minggu ini aku berusaha minta maaf sama dia. Tapi dia malah gak maafin aku, dan ... pas aku nyari dia, dia gak ada. dan Alhamdulillah sekarang dia maafin aku."

Sita masih bingung. "Emang kamu ada salah apa sana dia ?" tanyanya lagi.

Maira menoleh pada Kina, meminta persetujuan, Kina mengangkat bahunya, "Hemm, kalo diceritain kayanya butuh waktu lama deh Sit, mendingan kita makan, tuh pesenannya udah selesai." Kina melihat seorang Waiters membawakan dua piring nasi beserta lauknya.

Sita mengangguk. "Tapi, lain kali cerita ya. kepo nih aku." Maira mengangguk, "Insyaallah ya Sit."

"Makan dulu, jangan ngobrol terus," ucap Kina yang sangat tergoda melihat makan yang ada di depannya.

Maira mengangguk mantap. "Iya ih ... aku laper tahu dari pelajaran pertama, aku gak sarapan soalnya tadi pagi."

Mereka bertiga makan dalam diam, tak baik jika makan dengan mengobrol.

🍁🍁

🍁🍁

🍁🍁

🍁🍁

TBC

SUKA ? VOTE

ADA YANG KURANG ? COMMENT

MAU LANJUT ? COMMENT JUGA

Follow yaa

@uyuNuraeni

Thank's you😘