webnovel

BAB 14

Perhatianmu membuatku bertanya 'kenapa ?'

___Love Deep Admirer___

******

Hari ini Maira kembali kuliah seperti biasa, ia tak ingin berlama-lama sakit, rasanya bosan jika harus memandangi kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi dan bolak balik seperti itu selama tiga hari lamanya.

Maira tersenyum saat teman sekelas menyapa dirinya, "udah sehat Ra.?" Tanya sam.

Maira mengangguk, "Alhamdulillah, udah sehatan."

"Mau aja kita jenguk lo Ra, lo nya malahan udah sembuh, yaudah kita gak jadi jenguk." Maira mencibirkan bibirnya, "kalo niat jenguk gak ngitung hari kali sam, kalo niat jenguk aja. Sita sama Kina aja jenguk pas aku pertama kali sakit."

Sam menggaruk pelipisnya yang tak gatal, "ehehe, yaudah kan udah diwakilin sama mereka, jadi kita gak perlu lagi jenguk."

Maira mengangkat bahu acuh, "yaudah terserah kamu Sam."

Maira duduk di bangku favoritnya, barisan kedua di depan, kalau di barisan pertama, rasanya kurang nyaman, terlalu depan, kalo belakang. Materi yang disampaikan dosen sudah pasti sulit untuk diserap otaknya.

"Mairaaaaaaaaaa... "Kina memekik heboh saat ia datang ke kelas, seisi kelas juga menutupi telinganya, karena suara Kina yang melengking.

"Biasa aja nyonya." Cibir Sam.

Kina tak menghiraukan ucapan Sam, ia melangkahkan kakinya dengan cepat pada Maira dan langsung memeluknya, "Aaaa. Kangen tau gak Ra, lo kelamaan deh sakitnya,"

Maira terkekeh geli, "Maira emang ngangenin ya, lagian kan, aku baru gak masuk satu hari, kan dua hari kemarin kita libur, gak ada mk."

Kina mengggelar, "sama aja Ra, itu lamaaaaa bangeet bagi gue, lo udah sembuh kan sekarang ?."

"Seperti yang kamu liat Kin, aku baik, sehat wal'afiat." Ucap Maira menunjukkan badannya yang sekarang lebih bugar dari hari kematin.

Kina mengangguk, "Yaudah syukur kalo kamu udah sembuh, oh iya. Nia sama Sita udah dateng belum ?."

"Tadi mereka pergi ke kantin, bentar sih katanya. Kenapa ?." Tanya Maira.

"Gak apa apa, cuma nanya, oh iya Faj" Kina memanggil salah satu teman kelasnya yang bernama Fajri.

"Weet." Sahutnya.

"Tugas dari pak Gumilang katanya harus dikumpulin hari ini, kalo nggak kita gak dapet nilai." Ucapnya, Maira menepuk keningnya, "emang ada tugas ya kin ?."

Kina mengangguk, "iya, masa lo.lupa sih Ra, kan gue udah kasih soft filenya ke lo."

Maira menggeleng, "handphone aku ke restart, kehapus semua filenya."

"Yaudah gapapa, nih, liat aku aja." Maira menggeleng. "Gak mau lah kin, aku mau berusaha dulu, kalo aku gak bisa nanti aku tanya sama kamu,"

Kina mengacungkan jempolnya, "Yaudah good luck ngisinya," Maira tersenyum lebar, "Asiyaap. Thanks Kina,"

"Hallo Everybody." Suara Putri melengking ke seluruh penjuru ruangan kelas 2A, seisi kelas juga menutup kuping mereka, mendengar gelegar suara Putri, sama saja mengikhlaskan telinga mereka untuk rusak dalam sekejap mata.

"Put berisik." Itu suara Milka, yang menegur dirinya, Putri cengengesan tak jelas. "Maap Milka, susu cokelat, kan Putri pengen semangat hari ini, apalagi kan yang ngajar hari ini pak Gumilang, sudah pasti kita harus semangat, dan juga, kita harus semangat dalam hitung-menghitung uang ghaib."

Sam berdecak kagum, "tumben otak lo encer, abis sarapan sama es lu pagi ini Put." Sindirnya yang setengah mengolok.

"Sam, jaga ucapan kamu," ucap Kina yang tak terima jika temannya diolok seperti itu.

"Mulut gue, kenapa lo yang sewot." Balasnya lagi.

Kina mengilatkan api kebencian, "lo kalo ngomong jangan asal ceplas ceplos sana sini, mending kalo berfaedah, lah ini. Kagak sama sekali."

Sam mengangkat bahunya, "bodo ah, masih pagi. Jangan ceramah di depan gue."

Kina menatap Sam dengan kobaran api yang mebyala di matanya, "SAAAAAM, AWAS LO YA." Teriaknya. "Sepupu lucknut lu."

Sam memeletkan lidahnya, "bodoamat, gak peduli gue."

Kina menghentakkan kakinya kesal, "awas kalo butuh lo Sam, gue gak bakalan bantuin lu." Sam mengangkat bahunya. "Bodo amat."

Kina menatap nyalang pada Sam, "gue pegang kata-kata lu ya Sam, kalo lo masih minta bantuan gue, gak akan deh gue bantuin lu."

Sam tak mengindahkan ucapannya, yang Sam lakukan adalah melanjutkan kembali Games online-nya yang terganggu oleh Kina.

Maira terkekeh geli, "kadang aku suka aneh deh sama kalian, kalian itu kadang akur, kadang berantem. Sweet couple." Kina bergidik ngeri, "apanya coba Ra, yang sweet, yang ada gue sama dia cuma berantem. Udah ah, jangan bahas dia, masih pagi juga, nanti buat gue gak mood buat belajar Akuntansi."

Maira mengangguk-anggukakkan kepalanya dan tersenyum, "yaudah aku mau lanjutin ngerjain tugas dulu."

Kina menoleh pada pintu, Sita dan Nia masih belum kembali juga, dua orang itu pasti sedang asik makan di kantin. Kina berdecak, merasa kesal, dia cuma melihat notif yang bertebaran di handphonenya yang tak berfaedah, ia lebih memilih memainkan game juga, untuk mengusir rasa bosannya.

Setelah lima belas menit lamanya, akhirnya Nia dan Sita masuk kedalam kelas, mereka berdua membawa cemilan. "Kinaaaaa." Suara Nia menggelegar di seluruh penjuru kelas.

Kina menutup kupingnya yang terasa panas, "mulutmu dek, masih pagi udah teriak-teriak aja." Dengusnya.

Nia cengengesan, "ya maap Kina, kan emang gue lagi manggil lo." Nia memberikan cemilan itu pada Kina, "buat lo."

Kina nyengir lebar, "maaciw bebep, betewe, tumben lo peka."

Nia mencibirkan bibirnya, "biasanya kan gue suka beliin lu Kina. Kaya gue gak tahu aja, lo kan paling doyan makan."

Kina menempelkan telunjuknya di bibir, "Ssst aib gue jangan dibocorin napa dek."

Nia mengacungkan dua jarinya, "heheh, canda doang Kin, elah."

Kina menoleh pada sita yang tengah asik berbicara dengan sang penelpon, dia menancapkan headset di telinganya, itulah kebiasaan dia jika pagi. Selalu saling memberi semangat pada masing-masing, itulah hebatnya hubungan mereka. Hubungan yang bukan dengan status pacaran, tapi berkomitmen.

"Yang udah punya mah beda ya Na," Nia sengaja mengeraskan suaranya agar Sita mendengar sindirannya.

Sita menoleh, "apaan sih." Dia berbicara sambil nyengir lebar, lalu kembali menatap ke depan lalu bergumam, "nggak, itu temen."

"Ekhem, ekhem, ekhem, ditagih peje gak ngasih, itu mereka emang pacaran 'kan ?." Ucap Kina menimpali.

Sita menoleh lagi, "kalian lagi ngomongin ge nih ceritanya, sok lah, lagian kan udah gue jelasin dari dulu, kalo gue sama dia itu berkomitmen." Ucapnya mantap.

Kina mengangguk, "iya deh, percaya aja kita mah ya Na, kita kan gak paham soal begituan," Nia juga ikut mengangguk.

"Yeeeaay Selesai." Maira teriak heboh, "akhirnya, balance juga nih jurnalnya." Ucap Maira bernafas lega.

Kina merebut buku Maira, "coba coba, sama gak hasilnya." Ia menyamakan hasilnya dengan hasil punya Maira, "Alhamdulillah, udah sama hasilnya."

Maira tersenyum lebar, "bentar lagi pak Gumilang masuk guys," Kina mengangguk, "cemilannya buat nanti, kan kalo dosen pak Gumilang gak ngijinin kita makan di kelas."

🍁

TBC

Vote

Comment

Follow @uyuNuraeni