Shizuru terus berjalan pulang menuju hotel. Kepanikan tampak di wajahnya tetapi orang-orang tidak ada yang menegurnya bahkan bertanya apa yang dibutuhkan melainkan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tangannya gemetaran membuka kamar hotelnya. Sesaat membiasakan diri dengan situasi kamarnya. Terasa menyedihkan, menikah tapi hanya seorang diri meratapi nasib. Ia bersandar di pintu kamar hotel dengan perasaan putus asa. Beruntung ia tadi tidak diperlakukan buruk oleh Morgan. Ada apa dengannya. Mengapa ia membiarkan Morgan menyentuhnya bahkan berbicara dengannya. Apa yang dicarinya. Terlalu banyak pemikiran, kakinya cepat ke dalam kamar mandi, berdiri di bawah shower.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com