Tak Lekang

Nosa menunjukkan wajah tegang setelah mendapatkan informasi tentang keberadaan Kaylila.

"Kamu yakin ini murni penculikan? Bukan karena alasan lainnya?" Nosa bertanya dengan nada lirih.

Haris menghela napas, mencoba memilih kata-kata yang pantas dan tidak membuat atasan sekaligus sahabatnya itu semakin cemas.

"Alasan ... yang bagaimana itu maksudnya, Mas?" Haris balik bertanya.

"Bukan karena ada kepentingan yang lain? Pastikan itu."

Nosa mengalihkan pandangan ke arah jalanan dengan wajah penuh rasa cemas. Bayangan buruk menghantui, kalau saja terjadi sesuatu yang buruk pada Kaylila.

***

Kaylila menarik pintu yang terkunci. Keinginan untuk melarikan diri dari ruangan sempit itu begitu besar. Rasa takut yang tidak dapat ditoleransi semakin membuatnya menderita.

Pada dinding di seberang pintu, terdapat jendela yang mengarah ke luar. Sayangnya, terlalu tinggi hingga tak bisa digapainya.